"Maksudnya?" Biru menaikkan satu alisnya.
"Sebelum bertanya lebih jauh lagi, kamu benar percaya kalau aku menggunakan portal seperti di cerita fantasi? Maksudku, mungkin ini susah diterima, tapi kenapa kamu terlihat langsung percaya?" tanya Sea.
Biru memperbaiki posisi duduk, lantas mengedikkan bahunya. "Entahlah, bicara soal portal, aku sering menemukannya di novel yang aku baca, dan menurutku itu tidak aneh jika terjadi di dunia nyata. Aku percaya kalau dunia ini selalu penuh keajaiban."
Sea mengangguk-angguk.
"Jadi kenapa kamu memilih rumahku?" Biru mengulang pertanyaan.
"Karena aku ingin berterima kasih padamu. Dua tahun lalu kamu pernah menolongku, tapi waktu itu aku belum sempat mengucapkan terima kasih." Sea berkata sembari tersenyum.
Dahi Biru mengerut, dua tahun lalu berarti 2018. Sayang sekali Biru tak mengingat apapun.
"Sepertinya tidak pernah terjadi apa-apa di tahun 2018, atau mungkin aku melupakannya," celetuk Biru.
"2018 dari mananya? Dua tahun yang lalu ya artinya 2020!" tegas Sea.
"Hah?" Biru semakin heran dibuatnya.
Sekarang itu 2020, berarti dua tahun lalu adalah 2018. Perkataan Sea tadi tidak masuk akal, kecuali kalau Sea berasal dari tahun 2022, eh tunggu ... Bagaimana kalau sebenarnya Sea memang betulan dari 2022 lalu terlempar ke 2020?
"Sea, sekarang tahun berapa?"
"2022."
"Sekarang 2020 Sea!" seru Biru yang sontak membuat Sea terdiam. Keduanya berpandangan seolah mengerti isi pikiran satu sama lain.
"Jadi aku melakukan perjalanan waktu, ya?" Sea menghela napas panjang. Tidak menyangka hal ini terjadi pada dirinya.
"Cara kamu kembali ke masa lalu bagaimana?" Biru benar-benar penasaran. Rasanya masih banyak pertanyaan yang ingin diajukan pada gadis yang baru dia kenal beberapa menit lalu.
"Aku sendiri tidak tahu pasti, tapi seingatku—Buku bahasa Indonesia! Sepertinya karena itu, aku duduk di meja belajar sembari memegang buku itu dan tiba-tiba berada di sini," kata Sea sembari berusaha mengingat detail yang terlupakan.
"Mantra atau kalimat apa yang kamu ucapkan?"
"Aku hanya mengatakan aku ingin bertemu dengan orang yang telah menolongku dua tahun lalu hanya seperti itu."
Biru menatap lekat wajah Sea, jika dilihat baik-baik rasanya dia pernah melihat Sea beberapa bulan lalu. Sepertinya Sea memang gadis yang dia tolongi. Waktu itu Biru sempat menolong seseorang yang hendak menerobos hujan dengan cara memberikan payung miliknya. Sea belum sempat berterima kasih karena dia buru-buru masuk ke mobil saat ayahnya datang menjemput.
"Lalu sekarang apa yang ingin kamu lakukan setelah berterima kasih padaku?"
Sea mengangkat bahunya. Dia ingin pulang, tapi tidak tahu bagaimana caranya.
"Jangan bilang kamu ingin menginap di rumahku?" tebak Biru saat Sea berkata jujur tidak tahu cara untuk pulang.
Sea meringis, dia menggaruk tengkuknya lalu mengangguk.
"Ide gila!" pekik Biru. Seumur hidup dia tidak pernah mengajak teman perempuan ke rumahnya, lantas Sea yang baru kenal ini ingin menginap? Sungguh ide buruk.
"Terus aku tidur di mana? Aku kan tidak bisa pulang." Sea mendadak murung; cemas memikirkan nasibnya kini.
"Pulang saja ke rumahmu di tahun 2020." Biru memberi ide yang disambut gelengan oleh Sea.
"Rumahku terlalu jauh dan sekarang sudah gelap aku tidak berani pulang sendiri, lagipula jika sekarang adalah bulan Maret seperti di tahun 2022 maka keluargaku tengah di luar kota." Sea memberi penjelasan.
Biru spontan memandang sekitarnya, benar sekarang langit sudah menggelap. Saking fokusnya mengobrol, dia lupa jika jam sudah menunjukkan pukul enam.
"Ya sudah ayo ikut dulu ke dalam," ajak Biru.
Raut wajah Sea dengan cepat berubah, dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Sebelum pergi dari situ, Biru mengambil pembatas novelnya yang ternyata tertinggal di kursi. Dia tidak boleh melupakan tujuan awalnya kembali ke taman, walau pada akhirnya dia harus bernasib demikian.
***
[100622]
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporer | Tamat
Fantasi。°˖ ✧ ១ 𔘓⠀࣪. ᨳ Sea kembali ke tahun 2020 untuk menemui Biru. Keduanya menghabiskan waktu bersama selama beberapa hari, sampai akhirnya Sea harus balik ke 2022 untuk selamanya. Mereka berjanji untuk bertemu lagi di tahun 2022. Akankah janji itu te...