-13

2 0 0
                                    

Sudut pandang Biru

Aku kembali pada pikiran runyamku mengenai Sea. Sungguh aku benar-benar bingung dengan kehadiran Sea. Apa tujuannya di sini? Mengapa aku tidak semarah itu saat Sea sesuka hati berada di kamar? Bukankah ini aneh, aku yang tidak suka bergaul dan berinteraksi tiba-tiba dekat dengan Sea? Aku pusing, aku tidak tahu jawabannya.

Sea memang baru empat hari di sini, tapi karena kami sering bertemu aku jadi jarang menyendiri. Banyak waktu yang aku habiskan bersama Sea. Aku jadi terbiasa dengan suasana ceria berkat Sea.

Sea, sebenarnya apa tujuanmu datang ke sini?

***

Sudut pandang Sea

Terkadang aku bingung dengan Biru, kenapa dia bisa menjalani hidup yang sebegitu kelabunya? Dia ini kurang berwarna. Biru jarang tersenyum, tertawa, apalagi sedih. Benar-benar datar!

Biru itu sebenarnya menyenangkan, hanya saja energinya cepat sekali terkuras. Biru juga asik diajak bicara! Aku senang berbincang dengannya, dia bisa menanggapi segala ocehan tak masuk akalku, ya contohnya seperti tentang dunia fantasi. Biru berbeda dari kebanyakan temanku yang selalu mengakhiri percakapan jika aku membahas itu.

Biru juga baik, meski anaknya agak cuek. Menurutku, alasan kenapa dia bersikap demikian karena saking jarangnya berinteraksi, dia jadi bingung harus bersikap bagaimana. Tapi, entah juga, aku hanya menebak-nebak.

Ah, rasanya aku ingin menghabiskan banyak waktu dengan Biru dibanding sendirian di rumah.

***

Gomen karena terlalu dikit xixi.

[130722]

Temporer | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang