BALKON

30 1 0
                                    

"HEMMMPPHH HEMMPPHHHH UMMPHHHH MMMHHH UMMMPHHHH!!!"

Percuma saja Vee mencoba berbicara. Kini suaranya sudah jelas teredam kain dan Namjoon tak akan pernah mengerti apa yang ia bicarakan.

Dan sepertinya memang Namjoon tak ingin mengerti karena kini Namjoon berada dibelakangnya dengan telapak tangan melingkar sempurna di leher Vee. Vee mendapati dirinya mengelak dengan rengkuhan tangan Namjoon. Gadis itu tahu apa yang akan Namjoon lakukan padanya. Namjoon akan mencoba mencekiknya seperti di kamar mandi hotel dan membuatnya tak bisa bernapas. Maka sekuat tenaga, Vee gelengkan kepalanya untuk menghindari cekikan Namjoon.

Sayang, tenaganya sudah habis ia gunakan untuk berlari bodoh demi melupakan kebrengsekan Namjoon. Vee tak terlalu mampu melawan Namjoon sekarang.

"Hekmmphhh," Namjoon bukannya mencekik, tapi meremas pantatnya.

"Hkkmmm, mmffff,"

"Kenapa kau lari dariku, angel?"

"Hkkkkmmmmpp mmf hemmmmpppff,"

"Oh ya aku lupa kalau mulutmu kusumpal."

Sialan. Bangsat. Bagaimana Namjoon bisa sesantai itu melupakan perbuatannya sendiri.

"Kalau begitu aku ganti pertanyaannya. Kalau jawabannya tidak, kau akan menggeleng. Kalau jawabannya iya, kau akan menunggingkan pantat indahmu ini dan membiarkanku menciumnya. Kalau kau tak menjawab sesuai dengan caraku, aku akan mencekikmu seperti di hotel dan merobek bajumu di sini."

Bangsat!

Gila!

Kurang ajar!

Brengsek!

Kim Bangsat Namjoon!

Vee berteriak dalam hati. Semua pilihan Namjoon adalah pilihan tak waras. Tapi, anehnya, Vee menyukainya. Dan Vee jengkel karena dia menyukainya. Namjoon benar-benar membuat pikiran Vee kacau.

"Kau lari dariku karena Akira datang?"

Vee menunggingkan pantatnya.

"Mmuah," Namjoon menciumnya, membuat darah Vee berdesir tidak jelas.

"Kau cemburu karena aku membiarkan Akira memelukku dan bahkan telanjang dihadapanku?"

Dengan rasa malu luar biasa, Vee menunggingkan pantatnya.

"Mmuah," Namjoon membelai pantatnya terlebih dahulu sebelum menciumnya.

"Kau berpikir aku masih memiliki hubungan dengan Akira?" Namjoon kembali bertanya.

Vee menjawabnya sesuai dengan perintah Namjoon.

"Hmmmhh good girl, but angel... I'm done with her."

He is done with her tapi masih mencumbunya? Laki-laki bangsat.

"Kau pikir aku mencumbu Akira ketika aku membungkuk di depan selangkangannya?"

Seperti bisa membaca pikiran Vee, Namjoon bertanya dengan sangat tepat. Vee langsung saja menungging dengan sangat tinggi.

Namjoon tergelak pelan dan langsung menurunkam pantat Vee untuk dia hujani ciuman. "Kau sangat manis sekali,"

"Hmmmfff mmfffff,"

"Sshhh shhhh tenanglah... Hoseok belum tidur. Aku bisa mendengar suara gamenya."

Namjoon kemudian melepas cengkeraman di leher Vee dan mengeluarkan sumpalan kain dimulutnya.

Napas lega seketika keluar dari mulut Vee. Air matanya keluar tanpa bisa ia tahan. Namjoon memeluknya dan menenangkannya.

"Sshhh... tenanglah... aku ada di sini. Aku sepenuhnya milikmu. Aku dan Akira benar-benar sudah selesai. Aku tidak tahu bagaimana bisa dia membuntutiku sampai di hotel dan melakukan hal-hal gila itu. Dan ketika dia membuka pahanya, aku melihat ada goresan panjang di sana. Aku mengeceknya dan dia mengatakan jika dia menggores dirinya karena frustasi. Dia tidak mau putus denganku. Tapi aku sudah menyelesaikannya. Aku meminta kakaknya datang untuk menjemputnya dan memberitahu bahwa aku benar-benar sudah tidak bisa bersamanya lagi karena aku sudah denganmu."

THE ORANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang