JERUK

116 1 0
                                    

Seperti musim yang selalu berganti

Seperti buah yang selalu meranum

.

.

.

.

.

.

.

“Dia melakukannya lagi--” Namjoon bergumam lirih saat melihat sosok bersurai panjang dengan warna ungu menghiasi ujungnya, berjinjit-jinjit, dan sesekali melompat kecil demi mendapatkan apa yang ia mau. Selalu begitu setiap tahunnya. Di tempat yang sama pula.

Namjoon kenal dia. Sudah lama. Sejak empat tahun yang lalu, tepatnya. Tapi, Namjoon tidak berniat menghampirinya. Dia memilih untuk menikmati saja kegiatan aneh sosok itu. Dari kejauhan. Dalam diam. Kadang juga diselingi gumaman seperti tadi.

.

.

.

.

.

.

.

“Kami pulang !!!”

“Ma, apa boleh Namjoon menginap lagi hari ini?” Hoseok berteriak pada mamanya.

“Boleh.” Sahut mama Hoseok dari dapur.

Namjoon melepas sepatunya. “Maaf mengganggu.”

“Hai, Joon!”

Setelah melepas sepatu, dia menganggukkan kepalanya pada seorang gadis yang berselonjor malas di sofa rumah temannya itu. “Hai, kak Vee!”

Gadis yang disapanya itu hanya melambaikan tangan dan melanjutkan kegiatan mengunyah potato chipsnya tanpa melihat kearah Namjoon. Iseng Namjoon berceloteh agar mendapat perhatian karena Hoseok masih berkutat dengan urusan pribadinya di kamar mandi. “Ada remah nempel tuh. Dasar bocah!”

Sambil mengelap bibirnya, Vee melirik Namjoon sinis, “Kau yang sopan sedikit. Aku lebih tua darimu.” lalu kembali lagi pada setoples kripik kentang yang katanya tidak ia sukai tapi kalau ada selalu gadis itu embat juga.

“Iya, kau lebih tua dariku, tapi aku tahu tempat jika mau berciuman.”

“Hah? Kak Vee ciuman dengan siapa?” Hoseok yang baru keluar dari kamar mandi langsung menimpali.

Vee hampir menyemburkan kunyahan kripik yang ada di dalam mulutnya. “Ya! Aku tidak pernah ciuman di sembarang tempat. Kau jangan mengada-ngada, Kim Namjoon!”

“Lalu yang kulihat kemarin siang itu siapa? Rambut ungu menyala terang, pakai kemeja ungu pastel, short pants hitam, dan ransel butut di dekat stasiun? Ck!” Namjoon menyipitkan judgemental matanya melihat kakak temannya mungkir dari perbuatan yang selalu ia dapati.

“Serius kau ciuman dengan siapa kak? Siang bolong dekat stasiun? Kau sudah punya pacar?” Hoseok ikut menatap curiga dan penasaran pada kakaknya.

THE ORANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang