Aku tidak mengerti denganmu. Apa yang salah denganku? Apa karena aku terlalu manja makanya kau benci padaku? Aku tidak bisa melupakanmu, Joon. Aku minta maaf jika kakakku dan teman-temannya memukulimu, tapi tidak seharusnya kau memutuskanku setelah semua yang kita lalui. Aku ingin kau kembali padaku. Aku ingin kita bersama lagi.
Namjoon segera memasukkan ponselnya ke dalam saku setelah ia menghapus pesan dari Akira--mantan kekasihnya.
"Maaf aku lama. Aku tidak terbiasa dengan toilet berteknologi tinggi." Ucap Vee.
Namjoon tersenyum maklum. "Seharusnya kau memanggilku." Lalu segera menarik tangan Vee agar gadis itu duduk di dekatnya. Hatinya begitu bahagia setelah mendapatkan Vee sebagai kekasihnya. Namjoon tak pernah menyangka perasaannya berbalas. Selama ini ia pikir perasaannya tak mungkin tersampaikan. Apalagi sampai memiliki Vee, sama sekali tak pernah ia bayangkan.
"Apa kau tidak ingat kalau aku ini lebih tua darimu? Aku tidak perlu kau membantuku di kamar mandi. Aku bisa sendiri meski harus meraba-raba." Jelas Vee yang membuat Namjoon terbahak.
"Bukan masalah kau sudah tua, tapi agar kau tak terlalu lama di kamar mandi. Aku tidak ingin berlama-lama jauh darimu." Namjoon mencium Vee lagi, menyatakan bahwa apa yang baru saja ia katakan adalah kebenaran bahwa ia tak mau jauh-jauh dari Vee.
"Emmmhh lepaskan... kita mau berciuman terus? Tidak jadi memilih tempat untuk berkencan?" Namjoon enggan melepas ciumannya, tapi Vee benar. Dia tadi menjanjikan kencan pada Vee yang tempatnya akan dipilih sendiri oleh gadis itu.
"Oke.. ada beberapa rekomendasi di internet yang bisa kau pilih."
Namjoon menyalakan TV pintarnya. Ia segera menampilkan beberapa gambar tempat kencan yang mungkin akan Vee suka.
"Aku tidak suka taman. Akan ada banyak orang. Aku tidak suka keramaian."
"Oke. Skip."
"Aku tidak suka pantai. Sekarang musim panas dan pasti akan panas. Kulitku mudah terbakar."
"Aku punya SPF 50++ untukmu."
"Tidak. Aku tetap tidak mau."
"Oke. Skip. Next."
"Hemm hutan. Kita akan melakukan apa di hutan? Banyak nyamuk, serangga, ada ular, oh no."
"Sebenarnya kita bisa berkemah di hutan."
"No. Aku tidak bisa."
"Oke. Skip. Next."
"Pusat perbelanjaan? Hemm boleh juga--"
Namjoon tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium Vee. Ia potong kalimat Vee dan ia rapatkan tubuhnya ke tubuh Vee agar ia bisa mencium gadis itu dengan mudah.
Semburat merah langsung terlihat di kedua pipi Vee. Membuat Namjoon gemas dan semakin ingin menciumnya lagi. Vee mengelak sebentar, tapi tak kuasa menolak juga ciuman Namjoon.
Namjoon mengangkat tubuh mungil Vee ke pangkuannya. Ia ingin mendekap dan juga menciumi gadisnya itu.
"Mmhhh... Namjoon-ah.... Kita belum selesai memilih..." ucap Vee ditengah ciuman mereka.
"Pilih saja, tapi jangan tolak ciumanku."
"Mmhhh... aku... mmmhhh... aku tidak mau ke pusat perbelanjaan ini... aku... mmhhh..."
"Mmmuahhh oke skip. Next. Mmmuahhh.."
"Emmmhhh... kenapa ada pilihan hotel?"
"Mmmuaaahhh mmmhhh kita bisa makan malam romantis, ada kolam renang indoor dan outdoor, ada lapangan golf dan kita bisa bermain golf, dan ada kamar untuk kita berdua menghabiskan---"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORANGE
Fiksi Penggemar[21+] "Jika mencium jeruk saja membuatku jatuh cinta padamu, tak ada hal lebih lain yang akan membuatku berpaling." Namjoon mengatakannya dengan sangat lembut hingga membuat rintik deras hujan di luar seperti percikan air dari surga, menentramkan, m...