2 tahun berlalu ...
#Time POV
Selama 2 tahun ini hidupku benar benar kosong. Tinggal seorang diri di Newyork nyatanya tidak merubahku menjadi lebih baik.
Semua masih terasa sama.
Setiap malam aku lalui dengan memupuk semua kerinduanku pada sosok Tay. Pria manis yg dulu pernah aku sia siakan.
Hampir setiap hari aku bekerja tidak kenal waktu. Nyatanya hanya dengan mengerjakan laporan ini sajalah bisa membuat pikiranku mengesampingkan rupa Tay selalu aku rindukan disetiap detik.
Bagaimana kabarmu Tay, aku merindukanmu sangat. Lirihku sambil menatap walpaper di ponselku yg menampilkan wajah manis Tay.
Malam itu entah mengapa mobilku melaju menuju salah satu club besar milik partner bisnisku di Newyork. Entahlah aku benar benar ingin minum sekarang.
Sesampainya disana seperti biasa, aku langsung menuju meja bar dan memesan beberapa gelas vodka dan meminumnya dalam sekali tenggak. Terus begitu hingga aku menghabiskan 5 gelas dalam waktu singkat.
Kurasakan seseorang menyentuh pelan bahuku dan mengusapnya.
"Sendiri saja tuan tampan?" ucap seorang wanita yg mengenakan dress ketat dan segera duduk dikursi sebelahku.
"Menyingkirlah. Jangan sentuh aku" ucapku datar menghiraukannya.
"Ayolah tuan tampan. Aku bisa menemani malammu dan menyulapnya menjadi malam paling liar da bergairah" ucap wanita lagi menggodaku.
Wanita itu mulai mendekat dan menyentuhkan bagian depan tubuhnya kearahku.
Aku tetap menghiraukannya dan menenggak lagi minumanku. Kepalaku mulai pusing dan wanita itu masih berusaha menggodaku dengan menggesekkan bagian tubuhnya.
Aku yg sudah kesal mendorong sedikit kasar wanita itu hingga ia hampir terjungkal.
"Kubulang menyingkir. Aku tidak membutuhkanmu jalang" ucapku remeh.
Akupun segera meraih ponselku dan pergi dari sana. Saat akan mencapai pintu keluar seseorang menabrakku dari arah samping.
"Ahh maafkan aku. Aku tidak sengaja" ucapnya pelan.
"Brengsekk" balasku hampir memukul wajahnya.
Sampai aku dibuat hampir melongo melihat seseorang didepanku.
Aku mengerjapkan mataku berkali kali. Mungkinkah aku mabuk. Mungkinkah ini hanya ilusi ku saja.
Aku mengabaikannya dan bergerak meninggalkan tempat itu.
Hingga sampai di depan mobilku, saat aku akan membuka pintu mobil kurasakan pelukan hangat seseorang dari belakangku.
Aku terdiam sesaat.
"Tay sangat merindukan Time" ucap seseorang dibelakangku.
Aku segera berbalik kebelakang. Aku menyentuh wajahnya dengan mata berkaca kaca seperti ingin menangis.
"Ini benar Tay? Bukan ilusiku?" tanyaku lirih.
Tay, pria didepanku menganggukkan kepala.
"Ya Tuhann bagaimana kau bisa ada disini. Aku benar benar merindukanmu Tay" aku berucap dan segera memeluknya erat.
Aku menjauhkan sedikit tubuhnya dan mencium keningnya lama.
"Jadi Tay dengan siapa disini? Urusan pekerjaan?" tanyaku.
"Tay kemari untuk mencari Time. Tay merindukan Time" ucapnya membuat hati ku membuncah bahagia.
"Time juga sangat merindukan Tay" ucapku lagi dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry, I Love You the Most
Fanfic"Tidakkah kalian mengingat wajahku, ketika melakukannya?" Tay. "I'm sorry, babe. Aku akan mengakhiri ini semua. I love you the most" Time.