Chapter 04 : Protagonist

1.6K 148 1
                                    

Qausar pov

Saat ini aku sedang berada didalam kelas. Bel pulang sudah berbunyi sekitar 2 menit yang lalu tapi aku masih belum pergi dari sini. Kalian tanya kenapa? karena dua orang didepanku ini lah penyebabnya!

"kita ke game center aja! lagi diskon anjirt" laki-laki dengan piercing kiri berucap. Guntur.

"ntar kalo ternyata cuma diskon 10% gimana? duit gue menipis tuurr, lo mau bikin gue makin bokek?!" Seseorang disamping guntur menanggapi ucapannya. Dia laksana. Si pemilik piercing kanan.

Sambil menopang dagu menggunakan tangan kananku, aku memperhatikan keduanya yang sedang berdebat sekarang. Jika dilihat-lihat lagi, mereka memang mirip. Benar-benar seperti sebuah mesin fotocopy!

Aku merinding melihat mereka.

"AHHH YAUDAH YAUDAH MAIN PS DITEMPAT LO AJA" Guntur mulai marah ges. Lihat saja urat didahi nya itu.

"ps gue rusak. lu ga inget terakhir yang ngerusakin siapa?"

Dengan tampang polos guntur bertanya, "emang siapa?"

"ELO ANJING"

Aku tertawa melihat tingkah mereka. Padahal baru beberapa menit lalu guntur yang marah, sekarang laksana terlihat lebih mendominasi. Haha! lucu sekali kedua kembar ini.

Aku tak akan menyangkal jika mereka mirip.

Ketika masih tertawa ekor mataku menangkap pemandangan lain. Di bangku depan, tepatnya dimeja milik candra, seseorang yang tadi dikantin menonjok muka indah ini tengah duduk bersama candra. Keduanya terlihat akrab?

Menurut petunjuk sistem saat dikantin tadi.. dia adalah protagonis utama. Tapi masa iya protagonis se-brutal itu? untung aja gigi ku tak ikut tercabut.

"sar? sar! dengerin kita ngomong ga sih?"

Aku terkesiap kala mendengar suara laksana. Ah.. gara-gara candra aku jadi tak fokus pada pembahasan mereka berdua.

"sorryy gue ga fokus. jadi mau kemana?"

"lu liatin candra buat apa dah?" tanya guntur mengikuti arah kemana tadi mataku melihat. Laksana juga mengikuti yang guntur lakukan.

"itu cowo yang mukul lo kan sar?" ujar laksana.

Aku mengangguk, "iya, dia."

"itu si gentala dirja bukannya?"

Aku segera menatap guntur. Apa dia kenal siapa orang ini? kalau dia benar protagonis utama bukan kah seharusnya aku mengulik informasi miliknya lebih jauh? jika guntur kenal, itu sebuah peluang yang bagus! aku tak perlu susah-susah mencari informasi!

Terima kasih Guntur!

"LO KENAL?" saking semangatnya, aku sampai berteriak..

"biasa dong, kuping gue berdengung nih. ya.. siapa yang ga kenal dia sih sar? penyumbang piala plus medali tiap tahun ke sekolah?"

"maksud lo apa? dia atlet? bulu tangkis? renang? apaan"

"Serius lo ga kenal dia? padahal sempet ketemu tau!" Laksana menatap heran padaku.

Iya. aku sempat bertemu. Saat dia melayangkan tinjunya di pipiku.

"waktu di kantin tadi kan ketemu gue belum kenal"

"bukan yang tadiii, sempet ketemu di perlombaan kalian tuh!"

Aku mengerutkan kening. Sungguh, aku itu tidak ingat! apalagi aku ini bukan qausar yang asli. Bagaimana bisa aku mengingat itu astaga..

"ga inget gue san, lanjutin atuh tur penjelasannya" Ucapku. Namun, bukannya penjelasan yang ku dengar. Melainkan guntur yang tiba-tiba saja berdiri dari duduknya.

QausarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang