Chapter 16 : Belanja!

270 26 0
                                    

"anyway kelas kita kebagian apa can? rumah hantu kah?"

Saat ini aku dan candra sedang dalam perjalanan untuk berbelanja barang-barang dan bahan untuk acara BF nanti. Siapapun yang membagi kelompok untuk staff aku sangat bersyukur padamu! jarang-jarang aku bisa mengobrol dengan candra dibawah langit sore yang damai ini.

Laki-laki pendek disebelah ku mulai membuka mulut kecilnya, "idol cafe kan. lo ga liat web sekolah apa sar?" jawabnya diikuti gelengan kepala.

hey.

HEEEYYY??????? IDOL CAFE KATANYA???????

Sontak aku berhenti berjalan. tunggu sebentar, aku masih shock. Kukira kebagian rumah hantu... yang mana aku hanya sebagai penghias ruagan saja. Tapi, apa yang barusan candra bilang....... aku tak berkontribusi menjadi pelayan nya kan????

Tidak! tidak! kalaupun iya aku harus menolaknya!

"sar! kok malah diem ayo cepetan!!"

Suara candra membuyarkan lamunan ku buru-buru aku menghampirinya. Mari kita pikirkan masalah soal pelayan ini nanti, dan nikmati waktu berdua dengan sang protagonis. Siapa tau aku bisa sedikit memahami sifatnya dan membuat gebrakan baru saat plot nanti muncul.

Maaf ya candra kalau muka ku ada banyak. Salahkan sistem nya!

Hah.... harusnya mizon membuatku merasuki salah satu pria harem candra agar aku tak perlu melakukan ini.

ah! ngomong soal pria candra, aku baru ingat kalau aku harus mengorek informasi tentang mereka!! astaga! bagaimana bisa aku melupakan hal sepenting ini!!!!!!!

baiklah, baiklah qausar. kau harus tenang! berhubung candra sudah sedikit membuka hati lebih baik aku bertanya soal mereka.

"can" panggilku.

Pria mungiel didepan ku menoleh, "apa sar?"

"gue kepo deh~ gue sering liat lo kumpul sama adi,bimo, gentala, mereka orangnya kaya apa sih? yaahh.. gue cuma nanya aja soalnya lo kaya deket gitu sama mereka"

BIARLAH AKU BLAK BLAKAN BERTANYA. Soalnya waktu plot kedua akan segera dimulai, kalau aku tak cepat-cepat mengumpulkan informasi lead male aku tak akan bisa memikirkan rencana apa yang membuat mereka semua muncul.

"Mereka ya? humm.. mereka orang yang berarti buat gue"

Wah.. apa protagonis memang selalu se- ga peka ini? bagaimana bisa dia bilang mereka semua berarti padahal nantinya mereka juga akan bertengkar memperebutkan dia????

Kesampingkan itu, mari kita mengorek saja.

"berarti? mereka semua sodara lo?"

Ku lihat candra memutar bola matanya menanggapi ucapan ku. Hey! aku tak salah kan?

"Bukan itu maksud gue. waktu lo selalu gangguin gue, cuma mereka yang nolongin gue.. karena anak anak lain pasti bakal takut sama lo sar. apalagi.."

Aku mempertajam telinga ku.

"apalagi adi. walau dia ga sering nolong diwaktu yang tepat kaya gentala, tapi.. dia lebih berarti buat gue" lanjut candra diikuti senyuman.

Aah.. apakah aku sekarang berada di penghujung novel? melihat tokoh utama dan protagonis sudah saling tertarik.

"kenapa dia lebih berarti can? padahal dia ga pernah mukulin atau bales gue kaya gentala. ah, inget kejadian itu ngebuat pipi gue sakit.. hiyy"

Tawa kecil keluar dari mulut candra, "haha sarr, adi itu tipe orang yang diem diem serem. kalo gentala bakal langsung mukul, kalo adi bakal ngamatin lo dan cari celah di kelemahan lo. jadi gue harap lo bener bener udah berubah sar"

QausarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang