Suzy tak akan melupakan momen hampir 24 jam penuh bersama Seung Gi beberapa waktu lalu. Seandainya ada yang memintanya bercerita tentang hari itu, Suzy masih bisa menceritakan segala detailnya, sejak dari kedai kopi hingga Seung Gi mengantarkannya pulang di dini hari yang dingin usai mereka menikmati beberapa makanan dari tenda pinggir jalan. Segalanya terasa amat membekas dalam ingatan Suzy karena selama pria itu, ia mendapatkan kenyamanan dan kebebasan, sesuatu yang sangat jarang didapatkannya selama ini.
Jelas, Suzy tak luput dari kemarahan dan omelan orang tuanya begitu ia bertemu dengan mereka. Lebih tepatnya, kemarahan dan omelan dari ibunya. Ayahnya seolah telah menitipkan kemarahannya lewat sang ibu, membuat ibunya 'berpidato' panjang lebar pagi-pagi di kamarnya. Nyawa Suzy yang belum sepenuhnya terkumpul menjadikan segala ucapan sang ibu terasa bagai angin lalu. Beberapa pertanyaan dijawab sekenanya, termasuk soal di mana ia menginap selama kabur. Suzy mengaku kalau ia menyewa kamar hotel karena kalau ia berkata jujur, perang dunia ketiga mungkin akan tercatat terjadi di rumahnya. Tentu saja, akibat kaburnya Suzy dari acara makan malam itu, Suzy kembali dituntut untuk menemui Hae Jun dan meminta maaf kepadanya. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Suzy karena ia tak ingin bertemu dengan Hae Jun lagi. Gadis itu selalu punya cara untuk menghindari pertemuan yang direncanakan orang tuanya sekalipun pada akhirnya tetap berakhir dengan keributan di antara mereka.
Demi memudahkan aksinya menghindar, Suzy sedikit menyibukkan diri. Lebih tepatnya, Suzy mencari suasana baru untuk bekerja. Berkat Seung Gi yang mengajaknya ke kedai kopi langganan pria itu beberapa waktu lalu, kini, Suzy turut menjadi pelanggannya. Saat ia muak dengan rumah, kedai kopi itu selalu menjadi tempatnya menyelesaikan pekerjaan selain kantornya sendiri. Atau, saat pekerjaannya benar-benar beres, ia akan mengunjungi kedai maupun restoran yang menjadi tanggung jawabnya. Suzy baru akan kembali ke rumah setelah malam datang, tentu saja dengan memasang wajah lelah agar ia punya alasan untuk segera ke kamarnya, tanpa perlu banyak bicara dengan orang rumah.
Setiap kali Suzy berada di kedai kopi langganan Seung Gi, gadis itu tak pernah luput memberi kabar pada Seung Gi. Sekiranya Seung Gi luang, pria itu pasti akan menyusul dan menemani Suzy meskipun kadang hanya sebentar. Kedekatan antara Suzy dan Seung Gi pun semakin terjalin kuat seiring dengan pertemuan dan komunikasi mereka yang semakin intens.
Semakin banyak yang diketahuinya soal Seung Gi, semakin hatinya terpikat pada pria berlesung pipi itu. Ada kalanya Seung Gi menjadi sosok humoris yang membuatnya bahagia karena candaannya yang tak habis-habis. Ada kalanya, Seung Gi menjelma sebagai pendengar yang baik sehingga ia bisa menceritakan segala keluh dengan bebas. Paling sering, pria itu berhasil membuat jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya karena celetukan ataupun pujian yang selalu diiringi dengan tatapan hangat ataupun senyuman manis yang terasa tulus bagi Suzy. Keyakinan Suzy bahwa Seung Gi tidak sedang bersekongkol dengan Hae Jun pun menguat karena pria itu selalu mau menjadi tempat pelariannya setiap ia menghindari pertemuan dengan Hae Jun.
Sementara itu, dari pihak Seung Gi, ia mengerahkan segala upaya untuk membuat Suzy nyaman bersamanya. Perhatian pada hal-hal kecil, usaha meluangkan waktu barang sebentar, rutinitas menanyakan keadaan, ajakan melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernha Suzy coba, pujian dan apresiasi yang dilontarkan dengan tulus atas hasil kerja Suzy, semua itu menjadi senjata andalan Seung Gi untuk membuat Suzy luluh. Keterbukaan Suzy kepadanya memberinya celah untuk tahu hal-hal apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh Suzy. Semua itu memudahkan Seung Gi untuk memperlakukan Suzy dengan tepat.
Bohong jika Seung Gi tidak terbawa permainannya sama sekali. Ada kalanya, gadis yang tengah berusaha diluluhkannya itu berhasil membuatnya termenung dan termangu untuk beberapa saat, merasakan desiran halus yang merambat di hatinya, hanya lewat satu kalimat pendek atau tatapan berbinar diiringi senyuman serekah bunga di musim semi. Banyak hal yang terkadang membuat Seung Gi bertanya-tanya, benarkah Suzy adalah putri Keluarga Bae? Kebaikan dan cara pikir gadis itu membuat Seung Gi berpikir bahwa Suzy tumbuh bukan karena didikan dari orang tuanya. Perbedaan sifat Suzy dan Hae Jun sangat terasa sekalipun mereka sama-sama anak konglomerat.

KAMU SEDANG MEMBACA
LATIBULE (Lee Seung Gi x Bae Suzy)
Fanfiction[LENGKAP] Bae Suzy, putri ketiga keluarga Bae, salah satu keluarga konglomerat yang eksistensinya sangat diperhitungkan di Korea Selatan, mulai menyadari bahwa hidupnya hanya mengikuti aturan yang dibuat oleh keluarganya. Keinginan untuk memberontak...