LATIBULE (Lee Seung Gi x Bae Suzy)

30 - Menjadi Asing

Salju kembali turun malam itu, memotong jarak pandang setiap pengendara di jalan dan membuat mereka menjadi lebih berhati-hati. Tidak banyak orang yang beraktivitas di luar. Dengan cuaca seperti sekarang, akan lebih menyenangkan berdiam diri di rumah dalam balutan selimut tebal sembari bersantai, tanpa melakukan apapun.

Senyap mendominasi mobil yang dikendarai oleh Suzy. Sekalipun ia tak sendirian di sana, tetapi, tak ada sececap suara pun yang terdengar selain dari deru mesin mobil yang begitu halus. Pandangan Suzy fokus pada jalanan, sementara pria di sebelahnya memilih menatapkan kedua manik matanya pada hamparan putih yang menebal di luar sana.

Tak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya tenggelam dalam isi pikiran masing-masing. Suzy tidak tahu apa yang dipikirkan Seung Gi, yang jelas, situasi saat ini di luar segala praduganya. Meskipun begitu, Suzy paham betul jika keadaan tidak baik-baik saja, cukup dibuktikan dengan Seung Gi yang menjadi diam dan tak meliriknya barang sedetik sekalipun mereka berhenti di lampu merah persimpangan.

Ya, siapa yang tidak terpukul saat tahu bahwa ayah dari wanita yang begitu dicintainya ternyata merupakan otak pembunuhan anggota keluarganya?

Secara logika, tidak ada alasan untuk melanjutkan hubungan mereka. Tidak ada satu dukungan pun untuk mereka selain dari kakak Suzy dan ayah Seung Gi yang kini telah tiada. Fakta bahwa Woo Young menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Seung Gi dan menyuruh orang menabrak mobil Ju Hyun sudah cukup untuk menjadi alasan kuat berakhirnya hubungan mereka. Untuk apa bertahan saat semuanya tidak mengharapkan hubungan itu?

Namun, semua yang terjadi setelah Suzy mengungkapkan segala yang ia tahu pada Seung Gi terasa seperti mimpi.

"Kau boleh membenciku, Oppa ... Aku ... aku akan memastikan ayahku mendapat hukuman seberat-beratnya ... beri aku waktu ... aku akan membalaskan semua dendammu sejak dulu ..."

Isakan Suzy yang tertunduk dalam menjadi saty-satunya suara di ruangan itu. Ia masih bersimpuh di kaki Seung Gi dan tak berani menatap pria itu lagi. sementara itu, Seung Gi yang masih duduk di tepi ranjang menatap Suzy dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tak bisa menyembunyikan bola matanya yang juga berkaca-kaca setelah mendengar semua penjelasan Suzy.

Perlahan, pria itu turun dari ranjang dan bersimpuh di hadapan Suzy. Kedua tangannya menangkup wajah Suzy dan mengangkatnya agar ia bisa menatap manik mata gadis itu. ibu jarinya mengusap pipi Suzy yang sudah basah oleh air mata sejak ia mulai menjelaskan semuanya.

Sesak dan sakit tak bisa dihindari. Bohong jika Seung Gi mengaku ia baik-baik saja. Ia nyaris kehilangan nyawa, ayahnya juga telah pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan dengannya barang sekata, dan penyebabnya masih orang yang sama. Setelah menghancurkan keluarganya bertahun-tahun lalu, masih belum puaskah Woo Young mengusik keluarganya?

Niat awal Seung Gi memang buruk, tetapi, niat itu pada akhirnya tidak pernah terealisasi. Ia justru mencintai Suzy dengan tulus dan memberikan ruang nyaman bagi gadis itu. ayahnya juga tak pernah sekalipun mengusik Keluarga Bae sekalipun telah diperlakukan tidak adil. Kenapa Bae Woo Young begitu tega berusaha menghabisi nyawa mereka? Mengapa tidak ada itikad untuk bicara baik-baik lebih dulu sebelum bertindak?

Napas Seung Gi tersengal karena sesak di dadanya. Melihat Suzy menangis atas kesalahan yang tidak diperbuatnya ditambah fakta bahwa ayah Suzy yang telah membunuh ayahnya memberikan gelombang perih tak berkesudahan pada hatinya. Seung Gi tidak tahu harus bagaimana. Kenyataan ini terlalu pahit untuk segera ditelannya. Mencernanya sedikit demi sedikit pun semakin menyiksanya tanpa henti.

Perih itu menular pada hati Suzy kala Seung Gi justru menariknya dalam pelukan, tanpa sepatah kata pun untuk menanggapi semua pengakuan Suzy. Pria itu mendekapnya erat dengan tatapan sendu yang menerawang entah ke mana. Saking eratnya dekapan itu, Suzy sampai bisa merasakan betapa beratnya napas Seung Gi dalam diamnya.