Pagi yang cerah mungkin tak secerah wajah dari CEO muda cantik dan anggun Jennie Kim, ia termenung di ruangan kerjanya memikirkan tentang perjodohan yang sebentar lagi dapat mengubah seluruh hidupnya. Ia tak dapat menyangka jika alur di jalani akan serumit sekarang bahkan ia berpikir untuk menikah ketika telah muak dengan pekerjaan namun semua sirna sebab untuk di bilang sebagai wanita karir belumlah cukup.
Jennie masih baru di bidang bisnis dan selama 5 tahun merintis atau meneruskan perusahaan ayahnya harus banyak belajar, ruangan yang lumayan besar itu sebagai sandaran setiap saat ia lelah lantas mau tidak mau menambah beban di otak mengenai berbagai pekerjaan menumpuk di atas meja. Sekali lagi ia hembuskan nafas secara hati-hati.
"Aku tidak yakin dengan perjodohan ini, bisakah aku menjalaninya? bagaimana bila dia bukan seleraku atau kita sama sekali tidak cocok. Haish, bebanku sungguh berat." Erangnya memilih untuk menenggelamkan wajah di atas meja, ia pun mendengar suara ketukan pintu meski telah yakin jika orang tersebut adalah Rosie sang sekretaris andalannya.
"Permisi miss Kim, saya hanya ingin memberitahu bila pukul 10.00 nanti anda harus segera ke ruang B2 untuk melakukan meeting." Tutur perempuan berambut blonde serta wajah cantiknya tak lekang oleh waktu, selain kepandaian mengurus segala sesuatu mengenai Jennie ia juga pandai mengelola di bidangnya. Tak menampik tuan Kim begitu mempercayai kinerja Rosie agar menemani sang putri di perusahaan.
"Ahh iya, aku sempat lupa." Ringis Jennie terus menghela nafas kasar, mengetahui bila ada sesuatu tidak benar Rosie pun mengernyitkan dahi. Ia mengambil tempat duduk di sana, lagi pula tidak perlu meminta izin sebab sejujurnya mereka terkadang tidak seformal itu saat berdua saja.
"Uhmm apa yang mengganggumu eonnie? aku bertindak sebagai Rosie temanmu sekarang bukan sekretarismu lagi." Ujarnya meletakkan tablet yang kemana-mana harus ia bawa, Rosie melipat kedua tangan di atas meja lantas menoleh ke arah raut muka yang seolah tertekan.
"Huh aku tidak tau mengapa mereka menjodohkanku, padahal aku bisa mencari sendiri calon suamiku kelak apakah mereka berpikir jika aku tidak laku begitu?" sarkas Jennie menatap mata Rosie yang teduh. Di posisi seperti ini terkadang si jangkung lebih menganyomi di bandingkan dirinya, walaupun Jennie terkenal sebagai CEO muda pemberani dan begitu di takuti tetapi ia akan berubah lemah serta menggemaskan di waktu berbeda.
"Aniya, menurutku mungkin tuan Kim hanya ingin mencarikan yang terbaik bagi eonnie. Aku tau ini berat untukmu namun jalani saja dulu, selagi kalian tak pernah bertemu mana bisa di bilang tidak cocok. Ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Makanya eonnie harus menerima konsekuensi nanti malam, tunjukan bila kau di inginkan bukan dia yang kau butuhkan." Lanjut Rosie lagi, saran terbaik di berikan dari orang terdekat memang pilihan tepat. Jennie mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke atas meja, apa yang di katakan gadis di hadapannya ada benarnya juga ia tak boleh menerka-nerka bahkan menfitnah wajah serta fisik calon suaminya nanti.
"Eomma terus mengatakan agar aku lapang dada, karena ia mengatakan bila calon suamiku itu sudah memiliki kekasih. Apakah perjodohan ini sudah gila membiarkan sepasang menjadi terpisah hanya karena keegoisan orangtua." Sahut Jennie menggelengkan kepala heran, ia tak mau di sebut sebagai wanita penggoda atau pun perebut karena nyatanya ia bukanlah seperti itu.
"Mwo? woah berarti orangtua kalian benar-benar ingin kalian bersama, ini termasuk sulit eonnie sebab posisinya kau tertekan. Kau harus lebih agresif hmm maksudku kau yang memulai tindakan pertama mencari atensi agar dia bisa melupakan kekasihnya, cinta itu bisa karena kebiasaan dan ketika kalian menikah semuanya dapat teratasi asalkan sebagai perempuan kita harus banyak mengalah." Saran Rosie selayaknya sebagai kakak atau orang lebih tua padahal nyatanya umur mereka berbeda satu tahun, Jennie melebarkan mata kurang menerima bila ia harus bersusah payah meluluhkan hati calon suaminya nanti dan ketika di pikirkan kembali semua ini seolah dia banyak makan hati di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE (JENLISA)
FanfictionWarning!!! 18+ GENRE : FUTA G!P, Romance, Tense, Sad, Drama Married, Happy Seorang CEO muda dari Manoban Central Asia bernama Lalisa Daniel Manoban, dia merupakan cucu tunggal yang harus meneruskan bisnis keluarga. Untuk menjadi Komisaris atau Pimpi...