Malam semakin larut dimana sudah waktunya para anggota yang di tugaskan ke Jeju makan bersama, mereka mengadakan acara bakar-bakaran daging secara sederhana. Suatu hal yang kerap dilakukan oleh pegawai ketika merayakan sesuatu, bahkan Lisa juga turut duduk di antara beberapa pegawai Kim International Company dan Song Group. Ia duduk di sebelah istrinya yang masih memasang wajah masam, ia memang keterlaluan tadi siang sudah melukai hati wanita pendek itu.
"Selamat makan semuanya." Pungkas Rosie sebagai wakil Jennie untuk memberikan kebahagiaan terhadap semua staff, Rosie sering berinisiatif saat mengetahui perasaan Jennie tengah tidak baik-baik saja terlebih ada Lisa yang mendadak datang.
"Selamat makan." Balas mereka mulai mengambil potongan daging di atas panggangan yang di rasa cukup matang.
Lisa terus mengamati ke arah Jennie yang terdiam dan tak berniat untuk makan, ia sungguh teriris kala di tolak atau di usir di halaman tadi seusai ia memohon permintaan maaf namun ia menyadari kesalahan itu sangat fatal. Ia melirik ke sisi Mino yang tiada henti menatap wajah cantik Jennie seolah ada tujuan tak tersampaikan.
"Hmm sayang makanlan, nanti kamu sakit." Lontar Lisa mencapit daging sapi di atas panggangan kemudian memotong menjadi beberapa di atas piring Jennie, ia pun tersenyum manis berharap tindakannya ini benar.
"Woahh sajangnim sangat romantis." Ujar seorang wanita terkagum, ia mencolek sebelahnya yang berpendapat sama. Lisa hanya meringis mengetahui jika tindakannya terjadi karena kepura-puraan, namun ia sendiri juga kurang yakin ini sekedar akting atau kesungguhan.
"Sajangnim terlihat sangat mencintai madame, sampai menyusul ke Jeju. Aku yakin banyak jadwal yang di korbankan." Celetuk pria di pinggir mengunyah daging di bungkus dengan daun perilla serta kimchi pedas.
"Tentu saja, pengantin baru memang sedang hangat-hangatnya." Balas pegawai lain menggoda mereka yang justru canggung berinteraksi, khususnya Jennie merasa masih kesal kepada sang suami. Ia ingin marah lalu mengusirnya dari pandangan namun tentu itu tidak etis di lakukan sebagai istri di hadapan banyak orang.
"Hmm ya, aku khawatir kepada istriku. Aku tak ingin membiarkan dia kekurangan satu hal apapun termasuk melupakan makannya." Timpal Lisa menyuapkan sesendok sup daging ayam yang cocok di suasana dingin seperti ini, awalnya Jennie hanya melirik menggunakan ekor mata tetapi mengetahui betapa malunya Lisa nanti kalau dia menolak sehingga ia mencoba tersenyum tipis dan menerima suapan tersebut.
"Woah ku harap suamiku kelak seromantis sajangnim." Tepuk tangan wanita berambut sebahu, ia cukup terharu mengamati betapa manisnya mereka dan membuat jiwa irinya bergejolak.
"Astaga sayang, pelan-pelan ya. Nanti kamu kesedak." Pungkas Lisa kembali mengusap sudut bibir Jennie dengan tissue, seakan ia sengaja memanas-manasi perasaan Mino tepat di hadapan mereka. Ia menyunggingkan bibir bermaksud mengatakan bahwa Jennie adalah miliknya saja.
"Aigo, aku jadi ingin menikah." Terang gadis berwajah khas Korea menutupi mulutnya saat ia kagum dengan sifat manis Lisa.
Di sisi lain Jennie menghela nafasnya, jujur hatinya tengah berkecamuk di dalam sana. Ia jelas memahami kenapa Lisa mendadak berlebihan karena ada Mino, padahal ia sama sekali tak memiliki hubungan terhadap pria itu kecuali masa lalu. Ia mengeratkan gengaman di sendok makannya, Jennie hanya takut jatuh terlalu dalam pada Lisa namun seakan wanita special hanya mempermainkannya.
"Aku bisa makan sendiri." Tutur Jennie menolak suapan ketiga Lisa, tapi ia masih menunjukkan senyuman palsu berupaya menyenangkan perasaan suaminya itu di depan seluruh karyawan.
"Baiklah sayang, makan yang banyak ya." Ucap Lisa mengusap-usap kepala Jennie seolah peduli dan melupakan lontaran kata menyakitkan tadi siang, tak mendapatkan jawaban apapun Jennie langsung meneruskan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE (JENLISA)
Fiksi PenggemarWarning!!! 18+ GENRE : FUTA G!P, Romance, Tense, Sad, Drama Married, Happy Seorang CEO muda dari Manoban Central Asia bernama Lalisa Daniel Manoban, dia merupakan cucu tunggal yang harus meneruskan bisnis keluarga. Untuk menjadi Komisaris atau Pimpi...