Di pagi hari yang terang penuh keindahan di alam semesta, sinar mentari seolah tak mau terbendung oleh awan hitam. Cuaca baik bagi siapa pun yang melakukan kegiatan seperti bekerja dan sekolah, sama halnya dengan wanita cantik bertubuh pendek sedang melakukan sesuatu tak pernah terbayangkan atau ia kerjakan sebelumnya.
Jennie nampak tengah mengenakan celemek berwarna abu-abu untuk melaksanakan tugas barunya sebagai seorang istri, ia berencana akan memasakan Lalisa nasi goreng kimchi . Meskipun ia tak yakin suaminya itu suka namun Jennie berusaha semaksimal mungkin, teringat kondisi semalam cukup canggung di antara keduanya sampai tidak melakukan kegiatan sebagaimana mestinya seorang pengantin baru.
Putri semata wayang tuan Kim ini sangat memaklumi tentang hal tersebut, ia juga tak memaksakan Lisa dan bisa mengakibatkan peperangan. Senyumnya sumringah kala berhasil menyelesaikan hidangannya di atas piring, baunya memang menggiurkan bahkan dapat di katakan salah satu keahlian Jennie selain menjadi CEO adalah memasak.
Di ruang makan sudah terdapat Lisa yang sedang menyeruput coklat panasnya, tak banyak orang tau termasuk Jennie bahwa sang suami maniak terhadap susu maupun coklat. Ia menyuguhkan satu piring itu ke atas meja tepat di hadapan Lalisa, expresinya sungguh tak dapat di tebak karena terlalu datar serta kaku sebagai manusia.
"Selamat pagi, aku memasakanmu nasi goreng kimchi. Resepnya special dari eomma dan katanya turun temurun juga, hmm cobalah." Kata Jennie menunjukkan senyum cantik, ia tak mau Lisa terlalu dingin lagi.
"Aku akan memakan roti, tidak biasa nasi di pagi hari itu terlalu berat." Cakapnya tanpa bertutur kasar, wanita jangkung itu kembali menyeruput cangkirnya kemudian mengambil roti tanpa selai apapun.
"Aigo, kamu belum mencobanya. Ku jamin kau pasti ketagihan, ayolah." Suruh Jennie menaik turunkan alisnya, ia berharap Lisa mau mencicipi meski sedikit setidaknya menghargai usahanya.
Mau tak mau perempuan berambut sebahu menuruti permintaan Jennie, ia menyendokkan sedikit nasi berubah warna kecoklatan tersebut. Ia perlahan memasukkannya ke dalam mulut, beberapa saat kedua matanya melebar sempurna walaupun ia tetap melanjutkan menguyah sampai tandas.
"Otteyo?" tanya Jennie harap-harap cemas, ia menggigit bibir bawahnya.
"Biasa saja, bukan seleraku." Balasnya memindahkan piring putih ke samping kiri, ia meneruskan melahap rotinya tadi.
Jennie mengulum bibirnya sembari menundukkan kepala, meluluhkan hati Lalisa begitu susah sehingga ia harus berfikir lebih kreatif. Mereka tidaklah bekerja sebab di berikan libur oleh perusahaan masing-masing selama seminggu, berada di rumah yang sama dan satu ranjang memang sulit di terima bagi pasangan baru menikah akibat perjodohan.
"Haish arraseo, biarkan saja ahjjuma yang memakannya. Aku akan mandi sekarang, nikmatilah sarapanmu." Pamit Jennie tak mendapatkan respon apapun, Lisa di sibukkan oleh ponselnya. Entahlah dia sengaja mengacuhkan Jennie atau membaca berita terkini mengenai berbagai hal termasuk berita pernikahan mereka kemarin.
Sejenak wanita imut tersebut meninggalkan ruangan makan sehingga hanya ada Lisa disana bersama ahjjuma yang baru saja tiba untuk mengambil piring nasi goreng kimchi buatan Jennie, sesaat wanita tua ingin memegang pinggiran benda berwarna putih tiba-tiba saja ada tangan lain yang mencoba menahannya.
"Permisi sajangnim, saya di suruh oleh madame untuk mengambilnya." Tutur wanita itu berkata sopan sesuai kaidah bawahan terhadap atasannya, Lisa melototkan kedua mata dan tentu saja ahjjuma menjadi takut. Ia segera melepaskan piringnya lalu menundukkan kepala.
"Aku sangat lapar, r-roti tidak membuatku kenyang. K-kurasa sesekali memakan nasi tak masalah." Elaknya mulai memasukkan sesuap makanan buatan Jennie ke mulutnya, jawaban Lalisa sedikit mengagetkan ahjjuma yang telah bekerja cukup lama di rumah Manoban.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE (JENLISA)
FanfictionWarning!!! 18+ GENRE : FUTA G!P, Romance, Tense, Sad, Drama Married, Happy Seorang CEO muda dari Manoban Central Asia bernama Lalisa Daniel Manoban, dia merupakan cucu tunggal yang harus meneruskan bisnis keluarga. Untuk menjadi Komisaris atau Pimpi...