Ruangan bergaya modern dengan pernak-pernik yang begitu artistik memang salah satu keinginan Lisa, ia sudah mendekor ulang setelah di dapuk menjadi CEO di Manoban Central Asia 5 tahun lalu. Tuan Alex sangat mendambakan Lisa untuk segera menangani perusahaan karena umurnya semakin menua, terlebih hanya dia satu-satunya anggota keluarga tersisa di era sekarang.
Wanita special yang sedang merenggangkan kedua tangan ke udara itu merasa pegal di bagian pinggangnya akibat terlalu lama duduk, ia baru menyelesaikan pekerjaan cukup bertumpuk akibat kemarin harus merawat istrinya sedang sakit. Lucu kalau di pikir, padahal Jennie tidak mengalami sesuatu yang menguras tenaga tapi entah dorongan dari mana ia ingin sekali menemaninya.
Ia pun meminum air di gelas yang officeboy antarkan 3 jam lalu, mata Lisa menangkap sebuah foto perempuan berada di sebelah ujung meja tepat di samping fotonya sendiri. Bangga rasanya bisa bersanding walaupun mereka tak pernah melakukan foto bersama kecuali foto pernikahan yang terpampang di atas sana.
"So cute." Ujarnya mengembangkan bibir, sejak pagi hubungan mereka baik-baik saja meski kemarin ia agak membuat hati Jennie merasa sakit. Ia menyadari istrinya tengah cemburu terhadap Diana, bila di pikirkan ia juga tak melakukan apapun kala itu.
"Haish, sudah waktunya makan siang. Aku akan mengajak sekretaris Kim untuk mencari restaurant terdekat." Imbuh Lisa mulai berdiri, ia tak memakai jas lagi karena bukan saatnya bekerja lagi pula saat ini sedang istirahat.
Awalnya Lisa ingin menghubungi Jennie setidaknya mengajak makan bersama tapi perasaannya tak enak, ia mengira sang istri mungkin sudah lebih dahulu makan. Ia berjalan menuju ke arah pintu dengan tergesa-gesa takutnya Jisoo sudah mempunyai janji, ia pun membuka gagang pintu ruang kantornya dan alangkah terkejut kala seorang perempuan cantik juga sama halnya kaget ketika mereka hampir saja bertabrakan.
"Kamcagiyaa." Teriak wanita itu mengusap-usap dadanya, ia memejamkan mata sejenak untuk mengurangi jantung yang berdegub kencang.
"Jennie? maaf aku tidak tau kalau kau ada disini." Tandas Lisa tak menyangka bila istrinya ke kantornya, ia memalingkan kepada sebelah tangan yang membawa dua paperbag besar.
"Hmm, aku berencana ingin mengajakmu makan siang tapi jika kamu sudah memiliki janji tak apa. Aku akan pul..."
"Aku tidak mempunyai acara, kita bisa makan bersama." Potong Lisa sebelum Jennie meneruskan pembicaraannya, ia membawa masuk putri semata wayang tuan Kim lalu menutup pintu ruangannya.
"Maaf aku tidak menghubungimu dulu, tadi spontan saja aku kesini dan membeli makanan di jalan." Papar Jennie mengeluarkan beberapa hidangan makan siang mereka, salah satunya kimchi jjigae sebagai menu utama dan beberapa lauk daging lainnya.
"Woah kamu membeli banyak." Kagum Lisa turut mengambilkan gelas dan air mineral yang berada di kulkas, mereka akan makan di meja tamu. Jennie benar-benar bertingkah sebagai istri perhatian sampai memikirkan makan siang untuknya.
"Ya, supaya kamu juga makan secara benar. Akhir-akhir ini kita cukup sibuk hingga tidak memiliki moment untuk makan bersama kecuali sarapan, aku agak merasa bersalah." Senyum Jennie miris, ia menyuapkan kuah merah tidak terlalu pedas dan sungguh menghangatkan jiwanya setelah udara di luar mulai dingin.
"Hei, kamu bilang apa. Aku tidak keberatan kita jarang makan bersama, paling penting kamu selalu sehat dan jangan bertindak seperti kemarin. Bilang kepadaku kalau kau melakukan sesuatu." Papar Lisa turut menikmati makanan di mangkuknya, ia senang serta bahagia di situasi saat ini. Jujur saja, baru pertama kali di perhatikan sedalam itu dari seorang perempuan. Meski dahulu Diana tak kalah baik, namun karena jarak terlalu jauh sehingga mereka jarang bertemu.
"Arraseo, nanti aku pulang tidak sampai malam sebab aku sudah menyelesaikan beberapa tugasku." Tandas Jennie memindahkan semur daging ke atas sendok yang berisi nasi di piring Lisa, ia menyuruhnya segera di lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE (JENLISA)
FanfictionWarning!!! 18+ GENRE : FUTA G!P, Romance, Tense, Sad, Drama Married, Happy Seorang CEO muda dari Manoban Central Asia bernama Lalisa Daniel Manoban, dia merupakan cucu tunggal yang harus meneruskan bisnis keluarga. Untuk menjadi Komisaris atau Pimpi...