Hari telah berganti menjadi pagi, matahari sudah tak sungkan untuk memunculkan wajahnya di langit. Cuaca yang lumayan dingin membuat tubuh wanita special sedikit menggigil, ia sudah berpakaian rapi dan tentu saja terlihat sangat menawan. Berkali-kali ia menggosokan kedua tangan berharap kondisi menjadi bersahabat.
Ia memperhatikan sekeliling yang terlihat sepi seolah tiada tanda-tanda kehidupan, hanya beberapa assistant tengah bekerja seperti biasanya. Kedua manik mata hazel Lalisa menemukan sebuah piring nasi goreng dan secangkir coklat hangat di atas meja, ia berpikir mungkin itu menu sarapan kali ini.
Cucu pertama Manoban menarik kursi yang siap untuk di dudukinya, ia meletakkan tas laptop untuk membawa barang berharga ke kantor. Bukan hanya menu makanan saja ternyata ada secarik kertas atau catatan kecil di samping cangkir tersebut, Lisa menaikkan satu alisnya bingung.
Hai selamat pagi..
Hari ini aku sibuk mungkin pulang sampai sore, jadi jangan mencemaskan ku ya kekeke :)Aku membuatkanmu sarapan, maaf terlalu terburu-buru jadi hanya nasi goreng biasa. Oh ya, cobalah telur mata sapi di atasnya. Aku tidak memakaikan garam, itu alami dan ku yakin kau akan ketagihan.
Tenang saja, aku kapok tidak mau membuatkanmu kopi hitam lagi :( sehingga coklat panas adalah jawaban terbaik.
Selamat mencoba, semangat bekerja.
Krieettttttt
Lisa mengubah posisi duduknya sampai suara kursi terdengar, entah sejak kapan bibir itu sedikit melebar secara sendirinya. Memang tugas istri melayani suaminya tapi ia sendiri pun belum dapat memberikan kepuasan batin, ia tak tau kapan itu akan terjadi. Hembusan nafas menandakan bahwa Lisa sedang tidak baik-baik saja.
"Dasar perempuan aneh." Cibirnya, memulai menyeruput cangkir berisi coklat panas yang rasanya luar biasa. Takaran dan komposisi pas memang sulit di lakukan, untuk selanjutnya ia ketagihan meminum itu kembali.
"Kenapa dia sangat moody." Bingungnya, ia mengingat kejadian kemarin yang membuat seorang Lalisa menggelengkan kepala.
Flashback On
Terdapat dua orang yang terlihat hening menikmati makan malam bersama, Jennie sedikit mencuri pandangan kepada suaminya di seberang. Terkadang rasa suka tak dapat di tampik apalagi memandang senyuman yang jarang sekali Lisa tebarkan.
Cucu tuan Alex menyadari jika istrinya sejak tadi seolah menjadi fans berat, karena dua mata kucing itu tak lekang untuk tak memperhatikannya. Ia sedikit merasa salah tingkah, bukan tentang kecantikan atau ketampanannya yang terlewat batas tapi apakah dia makan terlalu banyak sampai Jennie heran seperti itulah pikirannya.
"Aku memang lebih menarik dari apapun, namun habiskan makananmu. Kasihan bibi Nam." Tukas Lisa menunjuk piring Jennie terbilang masih penuh, seketika putri tunggal tuan Kim tertohok dan ingin menghilang.
"Sangat percaya diri, aku hanya.. hanya melihatmu lahap memakan bulgogi." Ucap Jennie, mengalihkan matanya untuk menatap makanannya sendiri.
"Tentu saja, ini sangat enak. Kau harus menandaskannya." Suruh Lisa sementara Jennie menggelengkan kepala.
"Lebih baik aku makan nasi putih tanpa lauk dari pada harus memakan menu itu." Ucapnya memejamkan mata, ia tak mau mengingat peristiwa menyakitkan hatinya lagi. Kisah bulgogi masih belum dapat di terimanya, bercerita pada Lisa hanya akan menambah beban di kepalanya jadi lebih baik tidak perlu.
"Wae? sombong sekali, kalau begitu makanlah nasi saja setiap hari." Cibir Lisa, tak mau mempedulikan apapun. Ia melahap semua makanan yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE (JENLISA)
FanfictionWarning!!! 18+ GENRE : FUTA G!P, Romance, Tense, Sad, Drama Married, Happy Seorang CEO muda dari Manoban Central Asia bernama Lalisa Daniel Manoban, dia merupakan cucu tunggal yang harus meneruskan bisnis keluarga. Untuk menjadi Komisaris atau Pimpi...