Di tengah perjalanan Jennie masih belum menyangka jika Lisa berada di pihaknya, walaupun kali ini ia harus mengalah sebab Diana meronta ingin duduk di depan tepat di sebelah Lisa menyetir. Jennie tak mau mengundang keributan, ia akhirnya mengalah sebelum tekad merebut Lisa dan memiliki seutuhnya. Ia menampilkan wajah kusut sesaat Diana mulai melakukan aksi menyebalkan seperti menempelkan kepala ke bahu Lisa, memandangi secara terus-menerus, bahkan sesekali berusaha mengambil tangannya untuk di genggam.
Jennie yakin bahwa gadis itu sudah terobsesi terhadap suaminya, bisa saja menjadi gila kalau harapan tak sesuai kenyataan. Ia memutar bola mata malas kala Diana kembali beraksi, ia memilih menatap kendaraan berlalu lalang lewat jendela. Diana sedang mengungkit kisah cinta mereka yang terjalin cukup lama, meski Lisa terdiam dan mencuri pandangan melalui kaca untuk melihat wajah istrinya yang nampak tak tertarik oleh pancingan Diana.
"Bae, kapan kau ke London hum? mommy dan daddy masih menunggu niat baikmu. Tak masalah jika kamu menghormati keinginan haraboji, tapi ingatlah bahwa kamu juga mempunyai harapan dan cita-cita sendiri. Aku sabar menanti hari itu sayang, hari yang kau janjikan untuk kita bersama." Cetus Diana menyenderkan kepalanya ke bahu lebar Lisa, sang empu terdiam saja. Ia mengamati Jennie yang tak sengaja bertatap mata dengannya melalui kaca, lantas putri tuan Kim menghindarinya.
"Diana, aku sedang menyetir. Tolong jaga sikapmu." Sergah Lisa menolak untuk kesekian kali, ia harus fokus pada jalanan cukup padat di siang hari tertambah di suasana tak mendukung.
"Baiklah, intinya aku sangat mencintaimu dan kau pun sama. Aku percaya kau bukan manusia munafik serta pengkhianat." Lanjut Diana tak melakukan tindakan terlalu nekad lagi, ia menantang Jennie lewat kaca lalu tersenyum menggoda. Sempat wanita berpipi mandu resah, apakah Lisa akan tergoyahkan oleh ucapan Diana setelah ini. Pasalnya ia sendiri kurang tau hati Lisa untuk siapa, dari sikap itu seolah menunjukkan tak suka pada Diana sementara sangat perhatian ke dirinya. Tapi, ia tidak tuli bahwa Lisa mengatakan belum menyukainya.
Kemudian cucu dari tuan Alex meneruskan mengemudi tanpa ada lagi gangguan, Diana diam saja serta Jennie tak berkata sepatah pun. Perjalanan terasa panjang baginya, karena perempuan pendek tidak nyaman di kondisi sekarang. Ia merasa detik jam di pergelangan tangan begitu lambat berputar, ingin marah tapi tentunya hanya sia-sia.
Di persimpangan jalan lampu merah nyala bertanda bahwa semua kendaraan dari arah timur wajib untuk berhenti, sedangkan dari sisi selatan menyala. Mobil silih berganti melewati jalanan cukup ramai, Lisa menatap lurus supaya tidak ketinggalan rambu lalu lintas. Namun tiada menduga truck besar bermuatan bahan bangunan melintas dari sisi utara selatan yang dimana masih di persilahkan oleh rambu warna hijau, sialnya mobil sedan tengah terburu-buru dari arah barat tanpa menatap ke rambu masih berwarna merah. Pengemudi nampak menginjakkan pedal gas secara kencang tanpa mengamati sekitar, seluruh mobil yang berhenti menyalakan klaksonnya berharap pengendara itu menyadari bila truck besar sedang memacu sangat kencang.
Tinnnnn Tinnnnnn Tinnnnnnnn
Brruuuggghhhhhh
Sraaaaaakkkkkkkk
Duuuuuaaaaaarrr
"Aaaakkkhhhhhh." Secara bergetar dan menutup kedua telinganya Lisa berteriak histeris melihat pemandangan langsung tepat di depan kedua matanya, peristiwa yang familiar pernah ia alami dahulu.
"Sayaanggg awassss." Tunjuk Laura kepada truck besar yang tiba-tiba melintas saat di seberang jalan rambu lalu lintas masih berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE (JENLISA)
FanficWarning!!! 18+ GENRE : FUTA G!P, Romance, Tense, Sad, Drama Married, Happy Seorang CEO muda dari Manoban Central Asia bernama Lalisa Daniel Manoban, dia merupakan cucu tunggal yang harus meneruskan bisnis keluarga. Untuk menjadi Komisaris atau Pimpi...