Kematian

465 13 0
                                    

Setelah mendonorkan darahnya Aira kembali lagi kedepan ruang operasi untuk menunggu operasi Azhar. Tak jarang ia berdoa setiap detik setiap menit dia selalu berdoa. Ia juga sering kali bangkit dari duduk nya dan duduk lagi hanya untuk melihat kapan operasi Azhar selesai dan kapan dokter diruangan itu keluar.

Ku mohon ya Allah lindungi Azhar jangan ambil dia aku tak mampu melihat semua ini, tolong sembuhkan dia.

Aira terus saja mengucapkan doa tak jarang ia berdzikir. Sangat cemas dengan keadaan Azhar ia sampai tak makan. oh ayolah jangan bodoh siapa yang akan makan saat kondisi seperti ini.

"Dek makan gih kamu dari tadi belum makan"ucap kak Rizal

Bukan Aira jika tak bersifat batu siapa saja yang membujuknya pasti akan kalah dengan sifat keras kepala Aira.

"Engga kak aku gak mau aku gk nafsu"ucap Aira

"Dek dari tadi kamu belum makan kalau kamu sakit gimana?"ucap kak Rizal cemas

"Engga kak aku gak mau kakak kalau lapar makan aja"kesal Aira

"Tapi..Ra kamu harus makan"ucap Sakila tak kalah cemas

"Iya Ra jangan sakitin diri sendiri"ucap Fira

"Tuh bener kata teman mu"

"Isshh..kenapa sih gak ada yang paham aku gak mau ya gak mau!!"ucap Aira kesal

Kakaknya dan kedua sahabatnya, akhirnya hanya mengalah saja karena sifat batu Aira. Akhirnya kak Rizal mendatangi kedua sahabat Azhar yang dari tadi cemas dan sama seperti Aira yang belum makan sama sekali.

"Kalian makan ya saya tau ini menyakitkan tapi kalian harus sehat juga jangan sampai sakit"ucap kak Rizal kepada Angga dan Andi. Spontan mereka menoleh.

"Engga kak sebelum operasi selesai aku gak bisa kakak saja"ucap Andi sedangkan Angga hanya menatap kosong tak bicara. Jujur saja Angga seperti mayat hidup. Dia benar benar terpukul.

Sudah cukup lama kak Rizal menawarkan makanan pada semua orang tapi apalah daya dikondisi seperti ini mana mungkin mereka makan. Akhirnya kak Rizal memutuskan untuk menghampiri adik nya yang entah sejak kapan adik perempuannya itu mondar mandir kesana kemari.

"Dek jangan mondar mandir terus"ucap kak Rizal

Aira hanya melihat kakak nya sekilas lalu kembali mondar mandir tak jelas tak tentu arah.

"Dek..denger kakak gak sih"ucap kak Rizal sebal dia pusing melihat adiknya itu

"Apa sih kak!"jawab Aira tak kalah kesal.

"Sini!!"ucap kak Rizal dan menarik adiknya untuk duduk

"Apa sih kak!!aku gak mau"jawab Aira kesal dan air matanya mulai mengalir spontan kak Rizal memeluk adiknya

"Dek maafin kakak. Kakak ngerti kamu cemas, kakak ngerti kamu kalut. Kamu takut kakak juga gitu, kakak gak beda jauh sama kamu. Tapi kamu harus sabar ya kita tunggu sambil doa jangan mondar mandir kayak gitu oke"ucap kak Rizal memegang wajah Aira dan menghapus Air mata Aira dengan kedua ibu jari nya lalu mencium kening Aira

"Kak aku takut...aku takut dia pergi kak"ucap Aira dengan isak tangis

"Gk dek yakinlah Azhar itu kuat oke jangan nangis ya.."ucap kak Rizal lalu memeluk adiknya

Tak lama setelah itu Ruang Operasi terbuka. Spontan semua orang berdiri dan terlihat sesosok dokter keluar dari Ruang Operasi.

"Dok..gimana anak saya dok"ucap ibu Azhar cemas

"Dia baik baik sajakan?"tanya ibu Azhar

Dokter itu hanya diam dan menghela nafas panjang.

"Dok kenapa diam saja?anak saya gpp kan?jawab dok!!!"ucap ibu Azhar frustasi

"Operasi berjalan dengan lancar, peluru sudah berhasil dikeluarkan namun...ibu dan keluarga harus sabar tuhan berkata lain tuhan lebih sayang dengan putra ibu"ucap Dokter itu sedih

"Maksudnya apa dok!!katakan!!"tanya ibu Azhar cemas bukan ibu Azhar saja tapi semua orang yang ada disana.

"Putra ibu tak tertolong kami sudah berusaha namun takdir berkata lain dia telah meninggal dunia"ucap dokter itu

Deggg..

Seakan waktu berhenti begitu saja semua tak percaya dengan perkataan dokter itu.

Ibu Azhar langsung terjatuh kelantai. Andi dan Angga mengusap wajah dengan kasar sedangkan Aira seperti tidak hidup seakan semua berakhir.

"Azharr..kenapa nak kamu tinggalin ibu"rintih ibu Azhar tak tahan mendengar kabar itu. Ibu Aira pun segera memeluk Ibu Azhar

Aira menyandarkan dirinya ke tembok kepala nya pusing, ia menangis. Ia ingin berteriak, ia ingin marah namun apalah daya itu semua sia-sia. Aira teringat kejadian di masa lalu bersama Azhar, sampai akhir nya dia jatuh kelantai.

Duggkk..

"Ra!!"ucap kak Rizal, Fira, dan Sakila bersamaan ketika Aira terjatuh.

"Engga...dia engga pergi dia gk pergikan kak.."ucap Aira dibalik isak tangis. Kak Rizal hanya miris melihat adiknya yang satu ini.

"Dia engga pergi kan kak!!!jawab Aira kak!!"ucap Aira sambil memukul dada bidang kakaknya

"Dek...yang sabar"ucap kak Rizal berat.
Tangis Aira semakin pecah dia tidak terima

"Engga...kenapa tuhan gk adil kak...kenapa!!"ucap Aira frustasi

"Husttt...gak boleh gitu"ucap kak Rizal lalu memeluk adiknya semakin erat.

"A-aku gk mau kehilangan dia kak. Aku gk mau kehilangan Azhar kak.."ucap Aira dipelukan kakaknya

"Azhar jangan pergi jangan tinggalin aku sendiri!!"teriak Aira dibalik isak tangis

"Cup dek cup.."ucap kak Rizal sambil mencium kening adik nya seketika tangis Aira berhenti, ia berdiri dan membuat kak Rizal serta kedua sahabatnya kaget ikut berdiri.

"Engga..!!Engga..!! Azhar belum pergi dia masih disini dia harus hidup"ucap Aira seperti orang gila

"Dek sadar dek kamu ngomong apa"ucap Kak Rizal

"Azhar masih hidup kak aku yang akan buktiin"ucap Aira menjauh dari kakaknya dan berlari ke dalam ruang operasi

"Dek kamu mau apa?"teriak kak Rizal menyusul Aira kedalam.

Semua yang ada diluar cemas mereka bingung dengan tindakan Aira. Angga yang melihat semua itu semakin terpukul.

"Zhar lo tega Zhar kenapa lo hukum kita semua kayak gini kenapa lo pergi sendiri kenapa lo keras kepala Zhar"ucap Angga lirih.

"Semua ini Salah gw seharus nya gw gak biarin lo sendiri gw salah ZHAR!!!GW SALAH"ucap Angga sambil membenturkan kepalanya ke tembok

Sedangkan Andi terduduk lemas tak percaya dengan semuanya. Dia ingin marah tapi kepada siapa.
.
.
.
.
Hayo Aira mau ngapain Azhar..ya?
Sedih banget Azhar pergi bikin mewek ih😣😣

PENANTIAN DAN DOA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang