Chapter 25

201 10 8
                                    

Sudah satu minggu lebih, Ryan memperhatikan Juan terus saja berusaha mendekati Salsa. Ryan menjadi harus memutar otaknya agar dapat menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh temannya satu bulan yang lalu. Waktu yang dimiliki oleh Ryan tinggal sebentar, namun Juan malah berusaha untuk mendekati Ryan.

Tanpa Ryan sadari, Kelvin dan Marvel sejak satu minggu yang lalu merasa Ryan aneh. Tak jarang Kelvin dan Marvel mendapati Ryan sedang menatap kesal kearah Juan saat sedang bersama Salsa. Seperti halnya saat ini, mereka bertiga sedang berada di kantin. Padahal makanan yang mereka pesan sudah habis sejak tadi, namun mereka masih betah berada di kantin.

Bukan hanya duduk biasa, melainkan menemani Ryan yang sedang menatap marah kearah Salsa dan Juan yang kebetulan makan bersama.

"Samperin sono, daripada muka lo sepet gitu," saran Marvel.

"Bener tu kata Marvel, sana samperin dari minggu lalu perasaan gue liat muka lo makin galak aja tiap liat Juan," oceh Kelvin.

"Takut kalah saing lo?," sindir Marvel.

Tak menanggapi ucapan kedua temannya, Ryan masih saja menatap kearah Salsa. Entah mengapa Ryan sangat kesal saat mengetahui fakta bahwa Salsa sedang dekat dengan cowok lain. Untuk masalah dare dari teman-temannya, Ryan bukan takut kalah lalu harus meneraktir mereka. Ryan hanya tak ingin dirinya malu di depan kedua sahabatnya dan sepupunya tersebut karena gagal menjalankan dare dari mereka.

"Yee malah diem aja, sariawan lo?," ucap Kelvin.

"Berisik banget lo berdua," setelah cukup lama, akhirnya Ryan membuka suara juga.

"Lo kenapa sih Yan, dari minggu lalu mukanya makin galak aja," ucap Kelvin.

"Perasaan muka gue emang gini dari sananya," jelas Ryan.

"Cemburu 'kan lo, liat Salsa dideketin sama Juan," celetuk Marvel.

Ryan langsung menatap galak kearah Marvel. Apa-apaan sahabatnya yang satu itu. Mana mungkin Ryan menyukai Salsa. Dia hanya kesal saja kepada Juan karena gara-gara Juan, Ryan jadi susah untuk membuat Salsa suka kepadanya.

"Ngimpi lo ketinggian," bantah Ryan.

"Masih denial aja lo Yan, ntar Salsa keburu jadian sama Juan, lo ngamuk," kata Kelvin.

"Kata siapa coba gue suka sama Salsa," ujar Ryan dengan wajah sombongnya.

Kelvin dan Marvel sudah lelah menghadapi Ryan yang selalu saja denial dengan perasaannya. Padahal jelas-jelas mereka lihat jika Ryan cemburu kepada Juan. Tapi, Ryan masih saja menyangkal bahwa dirinya menyukai Salsa.

"Iya dah serah lo Yan," ucap Kelvin pasrah.

"Makan tu denial, ntar Salsa jadian sama Juan jangan nyesel lo," ucap Marvel memberi nasihat.

Bukan apa-apa, Kelvin dan Marvel tahu betul sifat Ryan yang selalu menyangkal perasaannya. Entah apa motivasi Ryan yang selalu saja menolak kehadiran cewek dikehidupannya. Bahkan Scarla cewek cantik yang jelas-jelas menunjukan ketertarikan kepada Ryan juga ditolaknya. Bukan rahasia umum lagi bagi murid di sekolah mereka jika Scarla menyukai Ryan.

"Nggak bakal nyesel tenang aja," elak Ryan.

Ryan sangat yakin dengan perasaannya ini. Dia tidak mungkin menyukai Salsa yang jelas-jelas bukan tipe cewek favoritnya. Ryan hanya merasa sedikit terganggu dengan kehadiran Juan diantara Ryan dan Salsa.

🎒🎒🎒

Sepulang sekolah ini merupakan jadwal Ryan untuk mengikuti ekskul basket. Sebelum pergi ke lapangan, Ryan lebih dahulu pergi ke kelas Salsa. Ryan berniat untuk mengajak Salsa menemani dirinya eskul. Tentu saja untuk melancarkan aksinya.

RySa(Ryan & Salsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang