Chapter 16

809 71 11
                                    

Budidayakan beri bintang dulu sebelum membaca

Salsa mendekati Ryan yang sedang duduk sambil sedikit termenung. Baru saja satu langkah Salsa mendekati Ryan, tiba-tiba dia berhenti karena ragu. Salsa kembali menimang-nimang haruskah dia mendekati Ryan atau tidak.

Deketin nggak ya ? Dia kan galak banget kalo sama gue batin Salsa.

Setelah berdebat dengan pikirannya sendiri, akhirnya Salsa memutuskan untuk mendekati Ryan walaupun sebenarnya dia ragu. Dengan langkah mantap dia mendekati Ryan yang masih belum sadar jika Salsa sedang berjalan kearahnya.

Salsa duduk disamping Ryan yang sedang menatap kosong lurus kedepan. Salsa terus memperhatikan Ryan dari samping. Hingga tanpa sadar, Ryan menolehkan kepalanya kearah Salsa yang masih terus memperhatikan wajah Ryan. Ryan menatap aneh Salsa yang sedang memperhatikan wajahnya tanpa berkedip.

"Napa lo ?" Tanya Ryan membuat Salsa tersadar dari lamunannya.

"Emm nggak papa" jawab Salsa dengan wajah memerah malu karena ketahuan sedang memperhatikan wajah Ryan.

Ryan hanya melirik Salsa dengan sinis. Dia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun. Karena tiba-tiba saja mood dia buruk. Ryan kembali menatap kearah depan dan menutup kedua matanya. Melihat Ryan yang seperti sedant ada masalah, akhirnya Salsa memberanikan diri untuk bertanya kepada Ryan.

"Lo kenapa ? Lagi ada masalah ?" Tanya Salsa dengan hati-hati.

Mendengar pertanyaan Salsa, Ryan kembali membuka matanya dan menatap dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Karena baru kali ini ada cewek yang mau ikut campur urusannya selain Nada.

"Bukan urusan lo" ucap Ryan dengan nada dingin.

Mendengar ucapan Ryan, Salsa menghela nafasnya sudah dia duga pasti Ryan akan berbicara seperti itu. Salah dirinya juga kenapa malah bertanya seperti itu kepada Ryan. Padahal jelas-jelas dirinya dan Ryan tidak memiliki hubungan pertemanan.

"Ya udah si kalo lo gak nggak mau cerita gue juga nggak maksa" ucap Salsa.

Ryan berdecak kesal lalu kembali kepada kegiatan awalnya. Dia hanya ingin menenangkan pikirannya saja saat ini. Dia terlalu malas untuk berdebat dengan siapapun saat ini. Jika saja ada yang mencari perkara dengan dia, bisa saja akan berakhir dengan baku hantam dengan dirinya.

Melihat Ryan yang tidak seperti kemarin-kemarin, Salsa semakin yakin jika Ryan sedang ada masalah atau mungkin ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Salsa menyakinkan dirinya sebelum dia kembali membuka suara.

"Yan kalo lo emang ada masalah lo bisa cerita ke temen lo. Jangan pendem sendiri, siapa tau abis lo cerita lo jadi lega" ucap Salsa.
Ryan melirik Salsa sekilas. Dia memikirkan ucapan yang baru saja Salsa ucapkan. Mungkin benar apa yang Salsa ucapkan. Selama ini Ryan lebih sering memendam sendiri masalah tentang keluarganya. Walaupun kedua sahabatnya itu tau seperti apa kehidupan Ryan namun, Ryan jarang sekali membicarakan masalah keluarganya kepada kedua sahabatnya itu.

"Gue nggak nyuruh lo cerita sama gue kok Yan" ucap Salsa.

"Gue cuma kangen aja sama keluarga gue" ucap Ryan tiba-tiba. Entah apa yang dia pikirkan sampai dia bercerita kepada Salsa.

Salsa menoleh kearah Ryan dengan tatapan tak percaya.

Bagaimana bisa Ryan bercerita dengan dirinya tentang apa yang sedang mengganggu pikirannya saat ini.

"Emang keluarga lo dimana ?" Tanya Salsa berhati-hati.

"Nyokap bokap gue sibuk sama kerjaan mereka" jawab Ryan tanpa menatap kearah Salsa.

RySa(Ryan & Salsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang