Juan yang sedari tadi bersama Salsa jujur saja tidak menyangka, jika Salsa mengetahui rahasia Ryan secepat ini. Namun Juan juga bersyukur karena Salsa dengan cepat mengetahuinya dengan sendiri. Juan jadi tidak perlu mencari cara untuk memberitahu kepada Salsa jika dirinya dijadikan bahan taruhan oleh Ryan dan sahabatnya.
Kelvin yang kebetulan duduk di depan Ryan, secara tidak sengaja melihat Salsa dan Juan yang berdiri tidak jauh dari tempat duduk mereka. Kelvin sangat yakin jika Salsa dan juga Juan mendengar percakapan mereka berempat. Dengan sedikit panik, Kelvin berusaha memberitahu kepada ketiga orang yang sedang duduk bersamanya. Namun tidak ada satupun dari mereka yang paham dengan kode yang diberikan Kelvin.
"Kenapa sih lo?" tanya Nada dengan raut wajah yang bingung.
"Tuh di belakang Ryan," jelas Kelvin.
Dengan segera Nada menolehkan kepalanya ke arah belakang. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat Salsa berdiri di belakang Ryan. Bukan hanya Nada yang terkejut, Ryan juga sama terkejutnya dengan Nada. Namun bedanya Ryan tidak begitu memperlihatkan wajah terkejutnya.
Saat Nada hendak menghampiri Salsa, dengan segera gadis tersebut berbalik dan pergi dari tempat itu. Sebelum sampai Nada berhasil menyusul Salsa, Juan lebih dulu menahan Nada.
"Lepasin gue," perintah Nada.
"Percuma juga lo nyusulin Salsa, dia udah terlanjur kecewa sama lo," jelas Juan.
Juan kemudian menghampiri Ryan yang masih duduk terdiam ditempatnya. Sambil tersenyum sinis, Juan membisikkan kata-kata kepada Ryan.
"Thanks ya, gue jadi nggak perlu susah-susah cari cara buat ngasih tau Salsa," bisik Juan.
Setelahnya Juan pergi untuk menyusul Salsa. Inilah saatnya bagi Juan untuk mengambil hati Salsa. Dirinya yakin, jika Salsa pasti tidak lagi mau dengan Ryan. Cowok yang sudah mempermainkan dirinya, dengan cara menjadikan dirinya sebagai bahan taruhan dengan kedua sahabatnya.
Apalagi Nada, cewek yang sudah Salsa anggap sebagai sahabat baiknya malah ikut serta dalam permainan Ryan dan sahabatnya itu. Tidak ada lagi alasan bagi Salsa untuk mempercayai Nada dan juga Ryan. Salsa kira selama ini Nada tulus berteman dengannya. Namun, ternyata Nada hanya mempermainkan pertemanan mereka.
Tanpa mengatakan apapun, Ryan langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya serta Nada. Saat ini yang Ryan rasakan hanyalah perasaan marah dan menyesal, dirinya juga merasa takut. Takut jika Salsa akan menjauhi dirinya, meskipun dia tahu jika Salsa pasti akan menjauhi dirinya. Ryan tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya kepada Salsa.
Salsa terus berjalan tanpa arah tujuan. Langkah kakinya mengajak ia berputar- putar pada semesta yang berpusat di tempat yang sama. Salsa ingin mengosongkan pikirannya dan tak memikirkan apapun, termasuk Ryan. Ia ingin menjelajahi Mall tanpa menyapa luka, lalu berdamai dengan rasa sakit dan kecewa. Namun di Mall, Salsa justru mendapati dirinya terus memikirkan Ryan dan rasa bersalahnya.
“Ice cream, spaghetti, pizza, hot dog, boba,“ Salsa tiba-tiba menghentikan langkah kecilnya dan mulai mengabsen nama-nama makanan yang ia lewati. Nama kedai yang ia lewati membuatnya mengingat kejadian romantis.
Dulu, Ryan pernah mengajaknya untuk menelusuri seluruh kedai makanan yang berjejer di Mall ini. Saat bersama, rasanya membahagiakan meski hanya membayangkannya. Sekarang, terlalu sunyi saat menyusuri keramaian Mall ini sendirian.
“Kenapa perasaan gue goyah lagi,” Salsa menggerutu pelan, ia melihat Juan sedang celingak celinguk kanan kiri.
“Juannnnnnn...”
Juan sedikit terkejut saat seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang dan menangis. Juan dengan kasar melepasnya, lalu berbalik ke belakang dan menemukan Salsa lagi-lagi menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
RySa(Ryan & Salsa)
Teen FictionMampir yuk kecerita pertama gue, kalau kepo tinggal buka aja 😂😂 "Pah ngapain pindah ke Jakarta sih," Salsa. "Papa ada kerjaaan di Jakarta sa," jawab Herlambang papanya Salsa "Emang aku harus ikut papa pindah?," "Engga harus sih, kalau kamu mau dis...