Cafe Lavida

537 99 1
                                    

"Kenapa?" Tanya Ran setibanya dia disana menghampiri lelaki berjaket kulit hitam yang telah menunggu nya lama.

Dilihat dari jam sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Tandanya Ran telat dua jam karena ketiduran. Niatnya bolos untuk tidur tetapi film Spy x Family mengundang atensinya menonton dari episode satu hingga episode sekarang berakhir ketiduran dan terbangun pukul lima sore.

Banyak panggilan tak terjawab dari "Reyganteng" bukan Ran yang menamai kontak ketua Street Boy ini. Ingat malam pertama mereka bertemu? Reygan yang menyimpan nomernya.

Alis Reygan mengkerut saat Ran baru saja datang dan duduk di kursi depannya. Duduk tanpa merasa bersalah datang-datang hanya mengatakan kenapa padanya.

Reygan menghela nafas, dua jam ia menunggu. Lebih baik ia menonton film Avatar dari pada menunggu orang yang tidak bisa ia hubungi.

"Lo telat dua jam." Ucapnya dengan ekspresi yang datar serta kedua tangan nya terlipat di depan dada.

"Sorry gua ketiduran." Jawab Ran enteng. "Jadi maksud lo apa ngajak gua ke cafe Lavida?"

Reygan langsung ingat dengan tujuannya meminta Ran bertemu di Cafe. Mungkin karena kesal Ran terlambat ia melupakan tujuan aslinya.

"Jadi pacar pura-pura gua." Ran terdiam. Maksudnya? Ran hanya menatap Reygan. Wajahnya menunjukkan seolah-olah butuh penjelasan. Namun Reygan masih diam menunggu jawaban dari Ran.

"Maksudnya?"

"Taruhan. Dan kemauan gua, lo jadi pacar pura-pura gua." Tunggu? Bukan nya Reygan berpacaran dengan gadis bertopi malam itu?

"Bukan nya. . ."

"Gua ga pacaran sama Vanessa." Tau apa yang di pikiran Ran, Reygan segera memotong ucapan nya.

"Tapi..."

"Itu rumor doang, gua sama Vanessa cuma temen dari kecil. Makanya keliatan akrab banget sampe kaya orang pacaran." Ran kembali terdiam menyimak penjelasan Reygan.

"Jadi kenapa..."

"Gua mau dijodohin sama Vanessa." Lagi-lagi Reygan seolah-olah tau pertanyaan yang akan di lontarkan Ran.

"Lo bisa diem dulu kaga sih? gua belum selesai ngomong anjir main potong-potong aja." Kesal Ran. Bukannya merasa bersalah justru Reygan tertawa meski kecil.

"Bukan nya bagus kalo lo sama Vanessa?"

"Gua anggep Vanessa itu kaya adik sendiri. Gua sayang dia tapi sekedar sayang seorang kakak ga lebih." Jelas Reygan.

"Kenapa harus gua?"

"Mereka gamau jadi pura-pura, mereka maunya beneran."

"Terus lo pikir gua mau jadi pacar pura-pura Lo?" Reygan terdiam. Sepertinya harapan dia terhadap Ran terlalu berlebihan. Dirinya mengira Ran tipe orang yang tidak akan mudah terbawa perasaan dan cocok untuk pacar pura-pura nya. Namun sepertinya penilaian Reygan salah.

"Lo sama aja."

"Karena gua tipe anak yang selalu menempati janjinya, oke deal. Gua deal bukan karena kesian sama lo ya, ini karena Taruhan yang gua lontarkan malam itu." Reygan mengangguk.

REYGARAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang