Aderos

484 85 0
                                    

"Permisi tuan, ada panggilan dari tuan besar." Reygan yang tengah berbaring di atas kasur segera bangun. Menatap pria paruh baya yang berdiri di ambang pintu.

"Ayah telpon?" Pria itu mengangguk. "Bilang kalo gua lagi ga di rumah." Pria itu hanya terdiam.

"Alangkah baiknya tuan berbicara terlebih dahulu dengan tuan besar." Reygan menghela nafas. Dengan malas ia bangkit dari kasur, melewati pria itu tanpa melihatnya. Mengambil benda berbentuk huruf C itu ke telinga nya.

"Kenapa?"

"Orang tua Vanessa akan ke rumah kita, persiapkan dirimu."

"Malas."

"Reygan! Pernikahan kamu tahun depan setelah acara kelulusan kamu. Kamu harus memiliki hubungan baik dengan orang tua calon istri kamu."

"Ayah, aku sudah bilang aku membantah perjodohan ini."

"Seberapa besar usaha kamu menolaknya, keputusan ayah itu mutlak."

Reygan menaruh benda itu bermaksud mengakhiri pembicaraan mereka yang sepertinya akan terjadi pertikaian antara ayah dan anak. Pria paruh baya hanya memperhatikan tubuh Reygan yang sama sekali tidak bergerak setelah menutup sambungan telepon secara sepihak.

Tuan besar Juno itu akan marah pada anak bungsunya.

"Kayaknya ayah bakal marah sama gua ya pak den?" Deni, pria berumur 48 tahun itu menghampiri anak dari atasannya. Memegangi pundak Reygan bermaksud mengatakan semua akan baik-baik saja.

"Tidak baik memotong pembicaraan orang tua." Reygan kembali terdiam. Menunduk melihat ke arah lantai rumahnya.

***

Seperti yang di katakan Juno, bahwa orang tua Vanessa akan mengunjungi rumahnya. Mereka benar-benar datang dan hanya berdua tanpa Vanessa. Menyapa dengan ramah dan duduk di ruang tamu.

"Maaf ya, Vanessa tidak bisa ikut. Dia bilang ada urusan dengan teman-temannya." Ujar Gabriel, Ayah Vanessa.

Reygan tersenyum sebelum akhirnya berbicara. "Gak papa om."

"Tuh anak pinter ngebohong."

"Saya dengar kakak-kakak kamu akan pulang bulan depan?" Reygan mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Sandra, Ibunda Vanessa.

Setelah satu jam mereka mengobrol, keduanya berpamitan untuk pulang karena ada urusan pekerjaan yang membuat keduanya segera ke kantor.

Reygan menghantarkan mereka menuju gerbang rumah, melambaikan tangannya sebagai tanda hati-hati di jalan. Setelah mobil keluarga Gabriel telah hilang dari pandangan nya ia merogoh saku celananya mengambil benda pipih.

Vanessa

Pinter ngebohong juga ya lo.|

| Kepaksa.

Lagi dimana sekarang? |

| Rumah makan.

Cepet pulang udah malem.|
Ga baik cewek pulang malem-malem .|

REYGARAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang