Rey
Bisa ke sini ga? |
| Bentar
| Gua lagi di apartemen RanVanessa melemparkan benda pipih itu ke arah tempat tidur. Kedua temannya menatap heran. Ada apa dengan Vanessa pikir keduanya.
Merebahkan dirinya, menatap langit-langit kamar miliknya. Menghela nafas panjang membuat Lumi dan Ashila semakin di buat penasaran.
"Semenjak Reygan publish ceweknya, dia lebih sering ngabisin waktunya bareng ceweknya." Ujar Vanessa sembari menatap langit-langit kamar.
"Ya iyalah Van, mereka ga perlu umpet-umpetan lagi buat ketemuan." Ujar Lumi sembari memainkan ponselnya di kursi kamar Vanessa.
"Lagian lo juga udah punya cowok, kenapa galau kayaknya liat Reygan ngabisin waktu bareng Ceweknya." Celetuk Ashila sembari mencatok rambut panjang nya.
"Cowok gua sibuk anjir, bosen gua mau keliling gitu bareng Reygan sama motornya."
"Lo, suka ya sama Reygan?" Pertanyaan Lumi terdengar mengintimidasi dirinya. Pertanyaan bodoh itu lagi, Vanessa sudah muak membahasnya.
"Gua ga suka sama dia, cuman gua ga rela aja dia milik orang lain." Lumi dan Ashila saling menatap. Beginilah jawaban Vanessa ketika di tanya, lantas perasaan apa itu?
"Lagian kalo lo suka sama Reygan pun lo menang Van. Tinggal bilang ke bokap lo buat mempercepat proses pernikahan, dan lo dapetin Reygan sepenuhnya."
"Tapi gua ga mau ninggalin Zero."
"Lo harus kehilangan salah satu dari mereka, atau lo bakal kehilangan keduanya."
"Lo berdua temen gua bukan sih? Do'a nya gitu banget." Vanessa mendengus kesal.
"Lagian lo maruk banget dua-duanya mau lo embat, bayangin lo nikah sama Reygan terus lo pacaran sama Zero. Bisa jadi trending Twitter nih nama lo." Lumi kembali sibuk dengan ponselnya sedangkan Ashila kembali sibuk dengan catokan rambut.
"Ck, lo berdua ga ngerasain mencintai dua orang sekaligus."
"Berarti bener lo suka Reygan?" Vanessa menatap sinis kedua temannya.
***
"Adeknya Zero cakep juga ya?" Luza yang berada di samping Arga segera menoleh. Menghiraukan teriakan Gavin yang kesal karena game di PlayStation terhenti.
"Maksud lo Ran?" Kini Arga yang menoleh.
"Emang Zero punya adek selain dia?" Tanya Arga dengan alis terangkat.
"Za cepet anjir bentar lagi gua menang nih." Gavin mendorong bahu Luza.
"Diem dulu anjir Lo main aja sama si lean dah kalo gitu." Luza melemparkan stik PlayStation ke arah Lean yang sibuk dengan ponselnya.
"Ogah, main sama Gavin berasa main sama bocil ff. Emosi mulu." Tolak Lean.
"Lo suka sama Adeknya Zero?" Pertanyaan Luza membuat Gavin dan Lean segera menatap Arga, menghiraukan aktivitas mereka sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGARAN - END
General Fiction⚠ DILARANG BACA UNTUK KAMU YANG TIDAK SUKA KEKERASAN ⚠ Mari menghargai penulis dengan memencet logo bintang kalau kamu suka dengan ceritanya. Niatnya cuma mau taruhan buat benerin motor, malah taruhan dengan fisik dan batin.