Awal Pertemuan

1.5K 105 0
                                        

Sudah tengah malam, Bulan yang sebagiannya tertutup oleh awan malam membuat hawanya menjadi sunyi dan gelap. Meskipun gelap, tidak menghalau aktivitas para pengendara motor sport yang tengah beradu suara dengan knalpot sudah mengeluarkan asap putih.

Seorang gadis berjalan ke tengah jalanan yang penuh dengan motor-motor sport berbagai warna. Gadis itu mengangkat sapu tangan berwarna putih ke atas kemudian ia jatuhkan ke aspal, detik itu juga keenam motor sport melajukan motornya dengan sangat kencang tanpa menabrak gadis cantik di tengah-tengah jalan mereka.

Disisi lain beberapa motor sport lain tengah saling mengejar satu sama lain. Mengejar memperebutkan siapa yang akan sampai terlebih dahulu mencapai garis finish.

Perempuan berambut pirang memimpin. Saking cepat nya, mereka pun tertinggal jauh. Karena jalanan yang kurang cahaya dan kecepatan kendaraan pun di atas rata-rata, dirinya tidak bisa mengendalikan motor kesayangan ketika dari arah berlawanan ada pengendara motor lain yang menggunakan kecepatan di atas rata-rata pula.

Mereka berdua saling menghindari, hampir saja terjadi crash yang akan mengakibatkan keduanya masuk rumah sakit, atau langsung di panggil Tuhan? Entahlah yang jelas, Ran berhasil membanting stang motornya ke pinggir jalan dan berhasil menabrak trotoar.

Pengendara lain pun sama, ia membanting stang motor kemudian terjatuh di atas trotoar dengan motor yang menabrak trotoar.

Teman-teman dari kedua pengendara itu berdatangan dan membantu teman mereka untuk berdiri dan mengecek motor.

"Lo sih pake ngebut segala." Bara melepaskan helmnya dan menghampiri Ran yang tengah berusaha membangunkan motor besarnya di susul oleh teman-teman yang lain.

"Lah ini kan balapan wajar dong gua ngebut? Lagian lo sendiri yang cek nih jalan kosong. Noh ada orang lain yang make nih jalan." Laki-laki berambut pirang gondrong itu hanya terdiam sembari mengusap-usap tengkuknya.

"Lo gapapa?" Tanya Michelle setibanya. Ran mengangguk sebagai jawabannya. Dirinya tidak apa-apa namun motornya lah yang kenapa-kenapa.

"Paling ngeluarin duit lagi." Ujar Ran sembari ngecek bagian mana saja yang lecet. Michelle, perempuan itu melirik ke arah sebrang yang tak kalah ramainya dengan mereka.

"Ajak taruhan aja sama mereka, yang kalah biayain motor sampe bener. Gua liat motor dia juga rusak." Usul Michelle.

Bara, lelaki itu ikut menengok ke arah sebrang. "Ga deh, itu anak Street Boy. Gua ga yakin kalo lo ajak taruhan, lo yang bakal menang."

"Dih, Lo merendahkan kemampuan gua?"

"Haha lagian Bar, Ran kan jago balap. Lo sendiri aja kalah sama dia, bisa-bisanya lo merendahkan kemampuan dia." Lelaki yang berada di samping Bara tertawa renyah sembari menepuk-nepuk pundak Bara.

Bara tak berkutik Lantaran ada benarnya ucapan Avis, lelaki di sampingnya.

"Jadi lo mau ajak balapan dia?" Ran nampak berfikir. Lima detik kemudian Ran pergi menghampiri segerombolan lelaki itu.

Setibanya Ran disana, Para lelaki itu memberi jalan untuk Ran. Melihat Ran dengan tatapan bingung. Ran membuka Helmnya, terlihat wajah cantik dengan rambut pirang yang menambah kecantikannya.

Semuanya terdiam. Orang yang hampir bertabrakan dengan teman nya ini ternyata Perempuan.

"Sorry atas kejadian ini, gua kira cuma geng motor gua yang pake." Ucap Ran sembari menyalurkan tangannya bermaksud untuk berjabat tangan.

"Gua maafin, Clear." Jawabnya singkat.

"Gua mau balapan." Ucapan itu membuat mereka terkejut. Anak Street Boy hampir tidak percaya, perempuan ini berani menantang anak Street Boy bahkan menantang langsung ketuanya.

REYGARAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang