Night Ride

262 39 1
                                    

Sudah tiga hari Ran tidak pergi keluar. Ia hanya beraktifitas di dalam kamar membuat Zero cemas. Tidak biasanya sang adik betah di rumah, Ran akan bermain ke rumah Bara atau mereka yang datang kemari.

Zero meminta Michelle untuk datang, tentu saja dengan senang hati Michelle pergi ke apartemen Lavida.

Saat sampai pun Michelle di sambut dengan Zero yang berpenampilan kaos hitam polos serta celana kolor dengan laptop yang ada di tangannya.

"Masuk Chell." Michelle pun masuk. Zero berjalan dan kembali duduk di sofa. Meletakkan laptopnya dan menyuruh Michelle duduk di sofa.

"Ada apa ya bang?" Michelle pun sebenarnya tidak tau alasan Zero menyuruhnya datang. Zero berdehem kemudian menatap Michelle dengan kedua telapak tangannya menyatu.

"Udah tiga hari Ran sering di kamarnya. Biasanya dia kan suka main keluar bahkan jarang buat ada di kamarnya, menurut lo dia kenapa?" Michelle terdiam. Ia bingung ingin menjawab apa, ia takut salah menjawab.

Terakhir Reygan dan Ran terlibat adu cekcok di kampus setelahnya ia tidak pernah melihat Reygan dan Ran bersaman.

"Tiga hari yang lalu dia ribut sama Reygan. Salah paham sih sebenernya cuma mereka lagi sama-sama emosi jadi kesannya lagi berantem hebat." Zero mengangguk.

"Tapi terakhir dia pulang dari kampus di anterin Reygan, berarti mereka udah baikkan?" Michelle kembali terdiam.

"Kenapa ga lo tanya Reygan nya langsung bang?"

"Gua sibuk, terakhir keluar apartemen pun seminggu yang lalu. Gua bener-bener di ruangan ini selagi persediaan ada."

"Emang lo lagi ngapain?" Michelle menatap layar laptop yang masih menyala di atas meja.

"Gua lagi ada rencana pembangunan Cafe jadi bener-bener sibuk." Michelle mengangguk. Sebenarnya ia sudah mendengar kabar bahwa Zero akhir-akhir sibuk dari Luza saat Michelle bermain di basecamp mereka.

"Yaudah suruh dia ke sini aja."

"Kok gua ga kepikiran ya?" Michelle tersenyum canggung. Ia melihat Zero dengan tatapan heran.

-

"Ngapain lo kesini?" Vanessa menaikan alisnya tak percaya dengan respon Reygan yang terkejut karena dirinya datang ke rumah kediaman marga demario ini.


"Ga di suruh masuk?" Reygan membukakan pintu lebih lebar agar gadis di hadapan nya bisa masuk.

Saat masuk Vanessa di buat heran karena penampilan Reygan yang rapih. Tak biasanya Reygan mengenakan levis panjang di dalam rumah.

"Kamu mau kemana?" Vanessa berbalik badan menatap Reygan yang masih mematung di pintu.

"Mau ke apartemen Ran." Jawab Reygan sembari mengenakan sepatunya. Vanessa menghela nafas kemudian melipatkan kedua tangannya di dada.

"Tunangan kamu datang, kamu mau pergi?" Reygan menatap Vanessa. Berhenti melakukan aktifitas nya.

"Suruh siapa lo datang ga ngabarin."

Vanessa memutarkan bola matanya. Reygan kembali fokus dengan aktifitas mengikat tali. Merasa sudah beres Reygan berdiri dan bersiap ingin pergi menghampiri motornya yang ada di garasi.

"Rey, aku datang loh." Reygan membalikkan badannya. Alisnya terangkat karena heran dengan sikap Vanessa yang tidak seperti biasanya.

"Ya terus gua harus apa?" Reygan mengenakan helmnya dan berjalan kembali ke arah garasi. Tentu saja Vanessa mengikuti Reygan.

REYGARAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang