Penculikan

232 30 12
                                    

"Sam, saya mohon! istri saya sedang sekarat." Pria berjas hitam tengah terduduk di lantai sembari memegangi kedua lengan pria yang berpakaian sama namun tatapannya kosong.

Tak memperdulikan pria yang tengah memohon padanya. Samuel enggan menatap kedua mata yang sudah di banjiri air.

"Maaf kan saya karena telah memakai uang perusahaan. Tapi kali ini saya mohon bantuan kamu Sam, istri saya sekarat." Pria itu menangis.

"Kamu sadar kesalahan kamu Juno, dan sekarang kamu memohon meminta bantuan padaku. Apa urat malu kamu sudah putus?" Samuel menatap Juno dengan tatapan tajam.

Tidak cukup Juno mengambil 80% uang perusahaan untuk kepentingan keluarganya sekarang ia berlutut meminta bantuan pinjaman uang untuk biaya persalinan sang istri.

"Maaf kan saya sam, saya menyesal." Samuel menghela nafasnya kemudian melepaskan genggam Juno yang berada di tangannya.

"Simpan penyesalan kamu, jadi kan ini pelajaran." Juno nampak tersenyum. "Namun saya tidak bisa membantu kamu. Saya tidak sudi membantu orang yang telah membuat saya hancur."

-

"Nath, maafkan aku. Aku belum dapat pinjaman uang untuk biaya operasi kamu." Nathalie, perempuan yang tengah terbaring di bangkar rumah sakit itu hanya menatap Juno.

Tatapan mengatakan bahwa tidak apa-apa tapi rasa sesak di dada Juno semakin terasa kala Nathalie menutup matanya.

"Nath!" Teriak Juno dari luar ruangan. Tiba-tiba saja para suster memasuki Ruangan Nathalie. Entah apa yang terjadi Juno tidak tau, ia tidak di perkenankan masuk ke dalam ruangan.

Menunggu dengan cemas tiba-tiba saja bangkar Nathalie di dorong keluar bermaksud untuk pindah ruangan.

"Ada apa sus?" Tanya Juno sembari ikut mendorong bangkar sang istri.

"Pasien harus segera di operasi sesar, silahkan ke tempat administrasi untuk pembayaran." Juno terdiam menatap bangkar sang istri yang memasuki ruang operasi.

-

Operasi Nathalie selesai, Juno mengunjungi ruangan dimana anaknya berada. Melihat dari luar ruangan menatap Bayi yang amat tenang tertidur di tempatnya.

Air mata Juno kembali menetes saat mengingat tuturan dari pihak rumah sakit bahwa sang anak tidak bisa di bawa pulang sebelum membayar biaya operasi.

Juno berjalan ke ruang Nathalie, istrinya tengah tertidur pulas. Wajahnya tetap cantik meski bibirnya pucat. Juno mengecup bibir sang istri. Dingin yang Juno rasakan. Apa pendinginan ruangan terlalu dingin hingga tubuh Nathalie ikut dingin?

Juno menarik selimut hingga leher agar sang istri tidak kedinginan. Namun perasaannya tidak enak. Ia berinisiatif untuk mengecek keadaan istrinya.

Meletakkan kedua jarinya di leher Nathalie, mata Juno membulat. Ia pun beralih ke hidung Nathalie dimana tidak ada deru nafas yang keluar masuk dari hidung Nathalie.

Juno di buat nangis kembali kala mendapatkan fakta bahwa sang istri meninggal dunia.

"Nath, maafkan saya maafkan saya."

-

Selepas pulang dari pemakaman Juno kembali ke rumah sakit menengok sang anak yang belum boleh di bawanya pulang.

Menatap bayi yang tengah menatapnya pula. Wajahnya amat sangat lucu dan mirip dengannya. Lagi Juno merasakan sesak di dadanya. Ia seperti gagal menjadi suami.

REYGARAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang