The First Meeting

1.8K 241 31
                                    

Sebenarnya Hamal sedikit berat hati untuk berurusan dengan perempuan yang dia tidak kenal.

Apalagi perempuan ini penyebab keributan adiknya.

Cuma karena Hamal mempunyai tanggung jawab sebagai anak dari pemilik yayasan, jadi dengan terpaksa Hamal menemani Stella malam ini.

Setelah drama panjang yang harus dia lalui dengan Elena sang kekasih cuma untuk menjelaskan kenapa dia dengan sangat terpaksa, akhirnya Hamal sampai juga di ruang rawat inap Stella.

Cukup lama Hamal berdiri di depan pintu ruang rawat Stella, mengumpulkan niat baik hatinya untuk bersedia bermalam tanpa terpaksa.

Saking lamanya Hamal berdiri di depan pintu ruang rawat Stella, Hamal sampai kena tegur sama perawat yang menjaga, membuat Hamal tak enak hati dan memilih masuk ke dalam ruang rawat Stella.

Pemandangan pertama yang dapat Hamal lihat adalah sosok Stella yang tengah tertidur lelap, dengan berbagai luka lebam yang menghiasi wajahnya dan berbagai perban yang melekat di tubuhnya.

Tanpa berniat membangunkan Stella, Hamal mendekat diri ke ranjang tidurnya Stella

"Kok bisa-bisanya orang kayak lo mancing rasa kepeduliannya si Aria" gumam Hamal sembari menyingkar rambut yang menutupi sebagian wajahnya Stella

"Lo siapa? Dan ada hubungan apa lo sama Aria?" gumam Hamal lagi

Di saat Hamal sedang memperhatikan wajah Stella, tiba-tiba handphone Hamal bergetar.

Iya, Hamal itu tipe-tipe orang yang suka silent handphonenya.

"Ya Pi?" jawab Hamal ketika melihat panggilan masuk dari Pipinya

"Abang udah di rumah sakit? Gimana keadaannya Stella?"

"Iya udah di sini" jawab Hamal memperhatikan wajah Stella sebentar dan kemudian mulai berjalan ke arah sofa yang disediakan, "anaknya lagi tidur"

"Aman ga? Udah tanya ke perawat yang jaga ga tadi ada yang ke sana atau engga?"

"Saat ini aman" jawab Hamal, "tapi Pi, Hamal masih penasaran, kenapa kita harus turun tangan langsung?"

"Itu cuma bentuk dari tanggung jawab kita aja Bang sebagai pemilik yayasan. Kita udah kecolongan dengan adanya Xavier di yayasan kita"

"Tanggung jawabnya cuma ke satu orang ini aja?" tanya Hamal sambil melirik Stella, "terus gimana korban yang lain?"

"Yang lain lagi diproses Om Kenand"

"Terus pihak Bu Valerie gimana?"

"Kalau kata Om Kenand, Valerie mengajukan tuntutan ke Aria atas pencemaran nama baik anaknya"

"Kenapa kasusnya jadi panjang sih Pi?"

"Ya Pipi juga ga nyangka kalau Valerie bakal nuntut Aria. Mungkin juga karena Valerie ga tau kalau ada tiga orang Angkasa yang kuliah di sana dan salah satunya Aria"

"That's not the problem Pi" sahut Hamal, "kenapa Valerie malah nuntut balik di saat banyak orang yang mulai speak up sama kebusukan anaknya?"

[α] A Lost Sister | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang