🦋 P R O L O G 🦋

12.6K 926 1K
                                    


~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~

𝓣𝓮𝓻𝓲𝓶𝓪𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓪𝓽𝓪𝓼 𝓵𝓾𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪,𝓴𝓾 𝓴𝓲𝓻𝓪 𝓴𝓲𝓼𝓪𝓱𝓴𝓾 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓣𝓮𝓻𝓲𝓶𝓪𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓪𝓽𝓪𝓼 𝓵𝓾𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪,
𝓴𝓾 𝓴𝓲𝓻𝓪 𝓴𝓲𝓼𝓪𝓱𝓴𝓾 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪..

 🍁🍁🍁

Nadira menyembunyikan dirinya dalam balutan selimut. Suara tangisnya kini beradu dengan gemuruh hujan yang turun. Berulang kali tangannya menghantam dada kuat, mengatur nafasnya kian terasa sesak.

Kembali terlintas dibenaknya, kejadian dimana harus melihat kenyataan pahit. Sampai saat ini, Nadira sendiri tak menyangka itu akan terjadi padanya.

"Farhan?" Pemilik nama itu menoleh dan terkejut bukan main, mendapati Nadira yang berdiri tidak jauh darinya.

Dengan gerak cepat, Farhan menarik paksa keluar restoran. Nadira merasakan cengkraman kuat ditangannya, memberontak. Berusaha melepaskan diri.

"Farhan! Lepas! Aku bilang lepas!"

"FARHAN!!" Teriak Nadira, membuat laki-laki dengan hoodie abu itu berhenti. Kini keduanya saling berhadapan.

"Dir... Dira! Aku sama dia nggak ada hubungan apa-apa, cuma temen gak lebih!" Farhan berusaha mengelak.

"Aku tau kamu sama dia ngapain, kamu cium tangannya! Itu yang namanya temen?!"

"Temen macam apa, sampe ngelakuin kayak gitu Han!"

"Kamu salah paham Dir." Farhan mendekat perlahan, berusaha meraih tubuh Nadira kedalam pelukannya. Namun, dengan sigap dia menepis tangan Farhan.

"Maafin aku Dir.."

"Aku emang salah. Tapi aku sayang banget sama kamu, daripada dia..." Farhan tak mau kehilangan Nadira yang selama ini bersamanya.

Mendengar ucapannya, Nadira ingin sekali mencabik-cabik bibir tebal milik Farhan sampai hancur.

"Jelasin sama aku, dia siapa? Kamu selama ini selingkuh sama dia udah berapa lama!"

Farhan terdiam. Sembari menatap manik coklat milik Nadira, yang sebentar lagi tumpah dengan air mata.

"Kamu,"

"Kamu yang jadi selingkuhanku selama ini Dira."

Ekspresi wajah Nadira tak dapat menutupi semua perasaannya. Bingung, kecewa, marah. Beraduk jadi satu dalam keheningan.

"Aku 5 bulan lebih dulu pacaran sama dia, setelah itu aku nembak kamu Dir." ungkap Farhan tak ingin menutupi kesalahannya.

"Aku tau ini salah, tapi aku bisa putusin dia demi kamu!"

Nadira menghempas tangan Farhan yang mencengkram erat jari jemarinya.

"Gausah repot-repot, kamu sama dia aja, makasih buat semuanya..." ucap Nadira untuk terakhir kalinya pada pacar terkasih yang sudah membohonginya.

🍁🍁🍁

Nadira menyeka air matanya kasar. Dirinya masih tak menyangka seseorang sangat dicintainya. Farhan Aditama, laki-laki yang menjadi rumah untuknya, tempat berbagi suka duka. Ternyata berani menyembunyikan ini bertahun-tahun lamanya. Sungguh sangat rapi permainan Farhan, sampai Nadira tak menyadarinya sama sekali.

Kakinya semakin lama semakin lemas, perlahan mulai hilang kekuatan membuatnya terduduk ditepi jalan.

"Gue kira gue yang diselingkuhi, ternyata malah jadi selingkuhan." cibirnya pada diri sendiri.

Tangannya tak henti meremas celana coklat yang dikenakannya. Tak peduli seberantakan apa penampilannya. Toh, saat ini hujan sedang turun, pasti tidak ada yang menyadari kehadirannya sekarang.

Rintik demi rintik membasahi wajahnya kini mulai hilang. Namun, Nadira masih bisa mendengar jelas bahwa hujan tidak berhenti. Ia langsung membuka matanya dan mendongak keatas langit.

"Gak baik hujan-hujan."

Seseorang kini tengah memayungi Nadira. Postur tinggi serta tubuh kekar tersimpan rapi didalam jaket biru denim yang dikenakannya.

"Ngapain disini?" tanyanya bersuara parau.

"Gak ngapa-ngapain."

"Berdiri nanti sakit,"

"Gue gak papa kok, gak sakit."

Laki-laki tersebut menundukkan badannya, melihat wajah Nadira.
"Pake ini," menyodorkan payungnya.

Nadira tak bisa menebak siapa yang ada dihadapannya, matanya tertutup oleh air. Selain itu, dirinya juga merasa malu dengan penampilannya.

"Apapun masalah lo, Allah gak bakal ngasih ujian yang berat melebihi batas kekuatan hambanya."

Laki-laki itu lalu mengambil tangan Nadira dan menaruh pada gagang payung miliknya. Tanpa pamit kemudian pergi meninggalkan Nadira begitu saja.

"Loh, ehh?!"

Sadarnya dari lamunan. Dirinya mendapati punggung laki-laki itu semakin menjauh dimakan jarak. Sungguh tak habis pikir, mengapa membiarkan dirinya kehujanan, sementara payungnya malah diberikan pada Nadira.

Sayang disayangkan dirinya belum sempat mengucapkan terima kasih. Nadira sendiri tak mengingat wajah pemilik payung putih bernoda coklat ini. Wajahnya begitu misterius ditutupi oleh masker serta kacamata yang berembun.

✨✨
HALLO SEMUANYA
INI CERITA PERTAMAKU ..
.
Panggil aja Kak Shin atau Bebell pun boleh senyamannya aja yaa😍
.
Aku minta tolong ke kalian untuk terus dukung 'Happy Not Ending' sampai banyak yang baca 😭
Terimakasih yaa teman-teman Shin
.
See u next chapter 🐾

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~

Happy Not Ending (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang