09. MUSEUM DATE

2.6K 446 1.4K
                                    

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~
Sebelum baca alangkah baiknya kalian Vote dulu ya teman-teman untuk mendukung cerita ini..✨
Terima kasih ❤️

Sebuah mobil biru membelah jalanan, melewati para pengendara yang saling beradu dengan waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil biru membelah jalanan, melewati para pengendara yang saling beradu dengan waktu. Danu memarkirkan mobilnya di sisi kiri jalanan, laki-laki itu menuju pintu belakang membawa dua buah kantong plastik besar berwarna putih.

"Assalamualaikum Kak." Salam seorang anak padanya dengan membawa ukulele yang diapit.

"Waalaikumussalam, yang lain mana?"

Menunjuk ke segerombolan anak yang berlari. "Tuh, baru sampe," ujar Faiz.

"ASSALAMUALAIKUM KAK DANU!!" salam mereka sangat antusias.

Sudah menjadi kegiatan yang rutin, dimana Danu akan mampir ke taman pinggir kota menemui teman-teman kecilnya ini. Mereka yang mendapatkan kekuatan lebih dan semangat untuk mencari uang. Banyak diantaranya sudah tidak memiliki orang tua, namun ada pula yang berkeinginan membantu orang tuanya.

"Waalaikumussalam, kalian mau jualan hari ini?" tanya Danu lembut.

"IYA KAK!"

"Ini Kakak bawain sarapan, nanti setelah makan sampahnya dikumpulin ya."

"OKE KAK!"

Faiz membantu Danu membagikan nasi kotak satu per satu pada semua temannya yang sudah mengantri. Mereka mencari tempat duduk ternyaman agar segera menyantap makanan masing-masing.

"Makasih ya Kak makanannya." Faiz melihat senyum teman-temannya yang terbantu dengan pemberian Danu.

Sebaliknya Faiz merasa sedih menyeruak dihatinya. Danu melihat wajah sendu itu lalu mengusap kepala anak yang biasa dipanggil Abang itu perlahan, "Iz, ini bukan apa-apa. Masih banyak yang belum Kakak kasih buat kalian. Tapi kamu, baik banget mau jagain mereka."

Faiz menatap wajah Danu lekat. "Makasih Kak, udah peduli sama anak kayak kami,"

Sosok Danu memang sangat dibutuhkan mereka. tak semua orang memberi belas kasih pada anak jalanan. Seringkali mereka bertemu dengan orang yang tidak bertanggung jawab, pemerasan, pemukulan, serta perundungan sudah menjadi bagian dari hidup dijalanan.

"Iya Kak, hati-hati di jalan."

Danu berjalan ke arah mobilnya. melihat sekeliling jalanan sudah tampak ramai dengan segelintir orang. Setelah melewati sebuah halte, Danu memberhentikan mobilnya untuk menemui seseorang yang ia kenali.

"Assalamualaikum Nadira,"

Nadira memalingkan wajahnya.
"Wa-waalaikumusalam, eh Mas Danu."

"Lagi nunggu Bis?"

"Iya Mas, tapi belum Dateng dari tadi." keluh Nadira.

"Bareng aja gimana? Mumpung saya mau ke arah sana juga." terang Danu pada Nadira.

Happy Not Ending (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang