15. PENYELAMATAN

1.6K 246 800
                                    

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~
Sebelum baca alangkah baiknya kalian Vote dulu ya teman-teman untuk mendukung cerita ini..✨
Terima kasih ❤️

Chapter kali ini agak menguras emosi mohon dibaca pelan-pelan yaa pacarnya Eiden, pacarnya Delvin, dan jodohnya mas Danu sekalian😚

Chapter kali ini agak menguras emosi mohon dibaca pelan-pelan yaa pacarnya Eiden, pacarnya Delvin, dan jodohnya mas Danu sekalian😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eiden memutar kasar hp ditangannya. Hatinya sangat kacau karna Nadira tak kunjung membalas pesan darinya. Biasanya, kakaknya akan selalu mengabarinya ketika mendekati jam pulang kerja. Namun sampai saat ini Eiden tak kunjung mendapatkan pesan dari Nadira.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.."

Berjalan kesana-kemari menatap jengah jam dinding yang berdetak. "Kak, lo dimana sih?!"

"Kok belum pulang. Udah jam 10!" cemas Eiden berdiri di depan pintu berharap Nadira muncul.

Dengan pikiran yang sudah tak karuan, Eiden memutuskan menyusul Nadira. Dirinya membawa motor hitamnya membabi buta di jalanan, yang terpenting saat ini bisa bertemu Nadira secepatnya.

Setibanya Eiden disana, didapati lampu kantor yang telah redup seperti tak ada aktivitas lagi. "Pak masih ada karyawan lembur hari ini?" tanyanya pada Satpam di pos penjagaan.

"Sebentar ya dek, saya tanyain yang lagi didalam.."

Satpam tersebut menghubungi rekannya. Eiden juga mendengar sendiri, bahwa saat ini sudah tidak ada siapapun didalam kantor.

Harapannya kandas dalam sekejap.
"Makasih pak.." Eiden kembali ke motornya dengan tatapan bingung.

Langkahnya semakin melemah, harus kemana lagi ia mencari. Sudah banyak teman Nadira yang dihubunginya, namun tak ada satupun dari mereka mengetahui keberadaan kakaknya.

"Dir, kenapa pergi gak ngasih tau gue sih?!" Eiden frustasi menendang motornya keras, kemudian meringkuk dibawahnya.

Beberapa waktu kemudian datang seseorang menepuk bahu Eiden. "Nadira!" panggilnya lalu menoleh cepat.

Eiden terkejut mengucek matanya berkali-kali, memastikan siapa yang ada dihadapannya. Seseorang ini..

"Abang?!"

"Kamu ngapain disini?" tanyanya melihat wajah Eiden yang cemas.

"Nyariin kakak saya Bang." terangnya.

"Kakak kamu siapa?" tanya Delvin penasaran. Ternyata pasien perempuan di rumah sakit waktu itu bekerja di perusahaannya.

Eiden bangkit dari jongkoknya.
"Nadira Bang.."

Delvin mengernyit tak percaya. "Jadi kamu adiknya Nadira?!" nadanya kini sedikit meninggi.

Eiden mengangguk. "Iya. Abang kenal Nadira gak?"

Happy Not Ending (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang