23. JADIAN?!

2.1K 214 235
                                    

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~

"𝓜𝓮𝓷𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓻𝓾𝓹𝓪 𝓪𝓲𝓻 𝓵𝓪𝓾𝓽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝓜𝓮𝓷𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪𝓲𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓻𝓾𝓹𝓪 𝓪𝓲𝓻 𝓵𝓪𝓾𝓽. 𝓟𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰-𝓼𝓾𝓻𝓾𝓽 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓭𝓪. 𝓝𝓪𝓶𝓾𝓷 𝓪𝓲𝓻 𝓵𝓪𝓾𝓽 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓹𝓮𝓻𝓷𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓻𝓪𝓼𝓪"

🍁🍁🍁

Gadis yang tengah memakai setelan kemeja berwarna merah dipadu hijab hitam itu terus memandang ke arah luar jendela dengan serius.

Jangan berpikir kalau Nadira menunggu Bang Mamat dengan bakso urat serta kuah berbumbu itu melewati komplek rumahnya. Sungguh sangat tidak mungkin, pasalnya Eiden pasti akan mendemo Bang Mamat habis-habisan selama tujuh hari tujuh malam penuh.

Tak lama penantian panjang yang dilakukan Nadira membuahkan hasil. Sebuah mobil berwarna silver memasuki pekarangan rumahnya.
Si pengemudi mematikan mesin mobilnya lalu keluar menemui seseorang yang sudah menunggunya.

Nadira melambaikan tangan dengan senyum mengembang ceria. Hei, jangan salah, saat ini hati Delvin terasa memanas melihat tingkahnya begitu bersemangat.

Dengan gerak cepat Nadira merampas tas yang sudah diletakkan di kasur. Sebelum turun, Nadira kembali mematung dihadapan kaca. Memastikan sekali lagi pakaian serta riasan yang digunakannya.

Sayup-sayup terdengar dari luar, Delvin tengah berbicara dengan seseorang. Matanya mendelik tajam, buru-buru Nadira menuruni anak tangga berlari menghampiri managernya yang langkahnya terhenti menuju rumahnya.

"Pak Delvin." pekik Nadira mengerutkan dahi.

Mendengar namanya dipanggil dirinya langsung menoleh ke arah belakang. "Nadira,"

"Ini siapa, Nad?" sela perempuan yang berada tak jauh dari Delvin.

"Hm?" Melihat orang yang dimaksud. "Manager gue." lanjutnya cuek.

"Kenalin, aku Alisha." Mendengar kata 'Manager', dirinya langsung memberikan tangannya pada Delvin tanpa ragu.

Alisha merupakan anak dari Bu Warni tetangga sebelah rumahnya. Perempuan ini sudah terkenal suka mencari perhatian laki-laki yang baru pertama kali dijumpainya.

Jelas ketika Alisha melihat Delvin, ia langsung mendekatinya. Alasannya karena, mobil yang dipakai Delvin bukanlah mobil murahan. Alisha tau pasti, laki-laki tersebut adalah seorang konglomerat dengan jumlah kekayaan yang fantastis.

"Delvin?" panggil Alisha, suaranya sedikit dibuat manja.

Delvin enggan menjawab panggilan itu, sebaliknya justru melayangkan tatapan pada Nadira yang terlihat sangat sebal.

"Kalian mau kemana? Aku boleh ikut gak?" tanya Alisha masih belum menyerah mendapat perhatian Delvin.

"Ke kuburan!" Sungut Nadira langsung menarik tangan Delvin cepat, menjauh dari Alisha. Ia harus mengamankan terlebih dahulu dari jangkauan manusia ular itu.

Happy Not Ending (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang