~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~
Sebelum baca alangkah baiknya kalian Vote dulu ya teman-teman untuk mendukung cerita ini..✨
Terima kasih ❤️Semua karyawan saat ini tengah menantikan kehadiran investor baru, yang akan menjadi salah satu sumber dana untuk perusahaan mereka. Namun, siapa sangka hal ini tidak membuat Nadira bahagia. Pasalnya, ia harus terjebak bersama Delvin sementara waktu akibat sebuah insiden tadi pagi.
Sebelum memulai kerja, Nadira membantu Bu Lastri mengangkat beberapa kardus berisikan rim kertas keperluan kerja. Berhubung salah satu tumpukan rim itu akan diantar ke lantai 3, maka tak ada salahnya dirinya membantu kerja Bu Lastri.
"Ini Nadira angkat kardus yang gede. Badan kamu besar pasti gak capek bawa ini," kata Bu Lastri tertawa lepas.
Yah, seperti itulah kira-kira ucapan beberapa orang ketika bertemu Nadira. Mengingat badannya yang berisi, tak ada habisnya untuk menjadi buah bibir setiap orang. Untuknya sudah hal biasa ia terima, selama itu tidak menyakiti hati orang lain. Biarlah dirinya yang menjadi bahan pembicaraan.
Ketika tengah mengangkat kardus ketiga, posisi tangan Nadira yang salah membuatnya kesulitan untuk membawa kardus tersebut. Ditambah perekat bawah kardus ternyata terlepas, harus ia tahan agar isi didalamnya tak terjatuh.
"Biar saya bantu.."
Seseorang datang dari arah depan, suara berat yang sangat familiar. Kini memegang bagian kanan dan kiri kardus tersebut.
"Gak usah pak! Saya bisa," tolak Nadira dengan tangan yang gemetar.
"Tapi ini berat!" menarik kardus dari Nadira.
"Saya bisa sendiri kok pak" Nadira masih menahan agar tak berpindah tangan.
Delvin yang kesal akhirnya sedikit mengeluarkan tenaganya, menarik paksa kardus dari tangan Nadira. Namun yang terjadi malah saling tarik menarik, sampai akhirnya.
"Pak! Pak! Jangan ditarik!" pinta Nadira yang kesusahan menahan.
Delvin tak mengindahkan, memegang bawah kardus dan tak sengaja tersentuh tangan Nadira. Ia terkejut langsung kehilangan kekuatan, membuat Delvin tersentak bersama dengan kardus yang isinya mulai berjatuhan sampai menindih tangan kanannya.
Nadira tentu saja langsung panik. "Pak! Bapak gak papa?!" menyingkirkan tumpukan yang berada diatas tangan dan tubuh Delvin.
Delvin menahan ringisannya, sejujurnya dirinya malu apabila merasa kesakitan didepan Nadira.
"Bapak sih, sudah saya bilang jangan dibantu. Selotip kardusnya itu lepas.." kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Nadira, dirinya lupa tengah bersama siapa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Not Ending (ON GOING)
RomanceJika kamu mengerti bagaimana menahan Sakit tak berujung.. Mati tapi masih bernyawa, Ada, namun tak lagi sama.. Mungkin kamu akan mengerti, bagaimana perasaan seorang gadis bernama Nadira Sophia Amanda. Hidup bersama luka dan kesedihan yang terus men...