🦋 07. THANKSGIVING 🦋

2.3K 375 628
                                    

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~

"𝓑𝓮𝓻𝓪𝓽 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓳𝓲𝓴𝓪 𝓽𝓮𝓻𝓷𝔂𝓪𝓽𝓪, 𝓪𝓴𝓾 𝓶𝓾𝓵𝓪𝓲 𝓶𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓫𝓮𝓭𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓶𝓾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝓑𝓮𝓻𝓪𝓽 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓳𝓲𝓴𝓪 𝓽𝓮𝓻𝓷𝔂𝓪𝓽𝓪, 𝓪𝓴𝓾 𝓶𝓾𝓵𝓪𝓲 𝓶𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓫𝓮𝓭𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓶𝓾.."

🍁🍁🍁

Wajah tertekuk tanpa eskpresi sudah biasa menghiasi sosok dingin Delvin. Ia memasuki pelataran parkiran dengan rasa khawatir memenuhi pikirannya.

"Nadira,"

Terlihat gadis itu termenung sembari membawa sebuah tas kecil berbentuk kotak ditangannya.

"Pak Delvin."

Memberikan sebuah kotak makan,
"Saya bawa ini untuk Bapak."

"Apa ini?"

"Bekal makan siang, ucapan terima kasih karna telah membantu saya." tutur Nadira tertunduk malu.

Melihat respon yang diberikan Nadira membuatnya semakin tak mengerti. Terlebih dengan pikirannya sekarang, setelah kejadian malam itu Delvin sering memikirkan perempuan dihadapannya ini.

Nadira mendapati dahi Delvin mengerut, "Kalau begitu, saya ambil kembali bekalnya Pak."

Ketika tangannya ingin menarik tas bekal, dengan sigap Delvin mengangkat kotak bekal itu sampai keatas kepalanya.

"Kenapa diambil?" tanya Delvin tak terima.

"Saya mau ambil kembali." tutur Nadira dengan suara pelan.

"Silahkan ambil," kata Delvin tangannya masih mengudara diatas sana.

Nadira mencoba meraihnya kembali. Namun tubuh Delvin cukup tinggi membuatnya kesulitan. Hingga kakinya kehilangan keseimbangan dan hampir saja memeluk Delvin.

Netra mereka saling bertemu dalam jarak sangat dekat. Bahkan, Nadira dapat mencium aroma parfum yang dipakai managernya itu.

"Barang yang sudah dikasih tidak boleh diambil kembali." jelas Delvin.

Nadira memperbaiki posisi berdirinya. "Barangkali Bapak kurang suka, boleh dibuang saja."

"Saya suka apapun yang kamu buat," ucap Delvin lugas.

Nadira tertegun. "Bap-Bapak bilang apa?" ujarnya terbata.

Delvin mendekatkan dirinya ke telinga Nadira, "Saya suka apapun yang kamu buat." Bisiknya perlahan.

Suara berat khas Delvin berhasil membuat jantungnya berdegup kencang seperti ingin meledak.

Delvin menjauhkan wajahnya dan mendapati Nadira membeku. "Kamu kenapa?"

Happy Not Ending (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang