🦋 05. A NEW PROJECT 🦋

2.8K 399 478
                                    

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~

"𝓢𝓲𝓪𝓹𝓪 𝓼𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪 𝓹𝓮𝓻𝓽𝓮𝓶𝓾𝓪𝓷 𝓲𝓽𝓾 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝔀𝓪𝓴𝓾 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓪𝓴𝓲𝓷 𝓭𝓮𝓴𝓪𝓽 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷𝓶𝓾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝓢𝓲𝓪𝓹𝓪 𝓼𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪 𝓹𝓮𝓻𝓽𝓮𝓶𝓾𝓪𝓷 𝓲𝓽𝓾 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝔀𝓪𝓴𝓾 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓪𝓴𝓲𝓷 𝓭𝓮𝓴𝓪𝓽 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷𝓶𝓾.."

🍁🍁🍁

Sepatu Converse berwarna biru serta blazer hitam tampak cocok dikenakan Nadira. Ia tengah menunggu grab car untuk mengantarkannya menemui Renald, karena ada beberapa berkas yang harus segera ditanda tangani.

Tak sengaja Nadira melihat Delvin bersama rekan bisnisnya sedang bercengkrama. Lantas ia pun menutupi wajahnya mengunakan tas, berjalan mengendap-endap agar tak terlihat.

"Dia kenapa sih," gumam Delvin memperhatikan Nadira dari kejauhan.

"Fyuhh.. untung gak ketahuan manager killer." pungkas Nadira menepuk-nepuk lengannya yang terkena tetesan air hujan.

Jarak yang ditempuh cukup jauh, ditambah dengan kemacetan yang tak bisa dihindarkan. Namun itu semua terbayarkan, Nadira melihat bangunan Perusahaan Jaya Rasa tempat dimana Renald membangun bisnisnya di bidang Food and Beverage (FB). Begitu elegan dengan nuansa Eropa sangat kental di setiap arsitekturnya.

Nadira diminta untuk menunggu sebentar, sembari menikmati berbagai macam suguhan makanan dan minuman. Berhubung sedari tadi ia belum mengisi perutnya, Nadira mencicipi aneka kue dengan gembira.

"Kapan lagi makan buatan chef kelas atas gratis." Pikir Nadira sudah tak sabar mencicipi semua yang disajikan.

"Heumm.. enak banget!" Pekik Nadira senang mencoba kue sus berisi potongan strawberry didalamnya.

"Lama ya nunggunya?"

Nadira menghadap ke arah sumber suara tersebut. "Ini orang suka banget muncul tiba-tiba!"


"Maaf Pak," Nadira tersenyum kaku.

Perasaan malu dengan kelakuannya tak bisa menahan melahap makanan gratis dan enak.

"Don't worry, nikmati aja. Sengaja di siapkan untuk tamu yang datang kesini."

Renald mendekatkan dirinya pada Nadira. "Sorry,"

Dengan cepat tangannya mengusap remahan kue yang menempel di ujung bibir Nadira, ia tak sengaja mencium aroma parfum yang Nadira pakai.

"Vanilla..." gumam Renald menatap lekat manik coklat Nadira.

"Maksudnya Pak?"

Happy Not Ending (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang