Kavita terbangun mendengar ponselnya terus berdering, ia lantas mengangkat telfon yang ternyata dari ibunya dan menspeakernya agar ia bisa sambil berganti pakaian.
Kavita lantas keluar kamar dan menuju balkon selesai mengganti pakaiannya dengan baju tidur dan mengganti hijabnya dengan hijab instan, apalagi di rasa pembicaraan ibunya makin membuatnya tak nyaman, tak lupa ia mematikan speaker karena nada bicara ibunya mulai tinggi.
'kapan kau akan pulang?! sudah berapa lama kau liburan disana?! apa tak berniat mencari pekerjaan?! bukankah kyai sudah menelfonmu!!' pertanyaan bertubi dengan nada yang mulai tinggi membuat Kavita menarik nafasnya dalam
"aku akan segera kembali jika urusan disini sudah selesai ma" Kavita menjawab selembut mungkin agar ibunya tak semakin marah
'kau akan membuat kyai menunggu berapa lama lagi?!!!' lanjut ibunya
'SUDAH MAMA KATAKAN TERIMA SAJA PERJODOHAN ITU DAN MENIKAHKAHLAH DENGANNYA!!!' Kavita tersentak menjauhkan ponselnya dari telinga ada rasa perih dihatinya namun ia hanya bisa terdiam
'sudahlah mama tak akan menunggu keputusanmu lagi!!! besok pagi mama akan bilang ke kyai jika kamu sudah menyetujui perjodohan itu' 'tut' panggilan di akhiri sepihak oleh ibunya membuat tubuh Kavita luruh ke bawah perih dan ngilu itulah yang Kavita rasakan membuatnya memeluk tubuhnya sendiri sambil terisak pilu.
Tanpa Kavita sadari sebelah balkonnya ada dua pasang mata yang sedari tadi menatapnya, mereka Haechan yang sedang merokok dan Renjun yang menghampirinya untuk sekedar mengobrol dan melihat langit malam.
Obrolan mereka terhenti Ketika mendengar pintu balkon sebelah terbuka dan munculah sosok Kavita dengan wajah seriusnya sambil mendengarkan telfon, Renjun yang hendak menyapa terhenti mendengar nada serius Kavita berbicara menjawab telfon ditambah Haechan yang menahannya untuk bersuara dan posisi Kavita yang membelakangi mereka.
Sedangkan Haechan jangan ditanya, lelaki dengan sejuta keceriaannya itu tak berani menyapa Kavita karena saat ini ia sedang merokok, bukan karena takut dimarahi. hanya saja ia takut Kavita kecewa sebab ia sudah pernah menasehati Haechan agar berhenti merokok dan menjaga kesehatannya dengan baik.
Keduanya ikut tersentak mendengar teriakan dari telfon Kavita terlebih mereka yakin Kavita tak meloudspeaker panggilannya karena daritadi hanya terdengar sayup-sayup suara orang yang sepertinya marah terdengar dari posel itu.
Melihat hal tersebut Renjun bergegas lari keluar dorm untuk menghampiri Kavita, membuat Haechan yang baru menengok setelah memperhatikan Kavita terheran-heran melihat hadapannya sudah hampa tak ada orang.
*
Sejenak Renjun terdiam sesampainya di balik pintu balkon apartemen Baek melihat Kavita menangis menengadahkan wajahnya ke langit dengan mata terpejam sedangkan kedua tangannya membentuk butterfly hug memeluk kedua bahunya sendiri, perasaan sakit menyeruak masuk kedadanya mendengar dan melihat tangis Kavita yang memilukan.
Dengan sekali gerakan Renjun menarik Kavita masuk ke dalam dan membawanya masuk ke dekapannya, memeluknya erat membuat Kavita tersentak dirinya ditarik begitu saja dari balkon terlebih seseorang itu memeluknya begitu erat
"tak apa, menangislah sepuasnya" hanya itu yang terucap dari bibir Renjun membuat Kavita terus menangis dengan kencang tak peduli suaranya terdengar orang lain, ia menenggelamkan kepalanya di bahu Renjun untuk meredam suara tangisnya yang memilukan
"sampai kapan? aku Lelah, bu-bunuh saja aku jika terus begini" isak Kavita terbata dan mencengkram ujung baju Renjun kuat
"Tidak boleh. ssht tenanglah, aku disini bersamamu" Renjun menggeleng keras mendengar ucapan Kavita lalu mengusap lembut kepala Kavita dan mempuk-puk punggung Kavita untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Dream
RandomBerawal dari Kavita memenuhi janjinya kepada sahabat S2 nya untuk liburan ke Korea Selatan tempat asal sahabatnya, namun sebuah insiden mengharuskannya menggantikan pekerjaan sebagai manager sekelompok idol yang terkenal dengan kerusuhan mereka. Sem...