Sampailah mereka disebuah tempat bernama Brake Corner setelah beberapa menit perjalanan.
"ini tempatnya?" tanya Kavita setelah turun dari mobil
"em, ayo" Renjun mengangguk lalu menarik lengan Kavita lembut agar mengikutinya masuk ke dalam
'Brak'
'ctar'Sayup-sayup terdengar suara pukulan disusul dengan suara pecahan kaca yang nyaring.
Setelah mendaftar, Kavita memakai baju safety yang sudah di siapkan beserta helmnya. Karena memang media untuk meluapkan amarah disana cukup berbahaya yaitu puluhan botol kaca dan tongkat bisbol.
Kemudian Kavita masuk kesebuah ruangan yang memiliki sebuah jendela kaca besar seperti ruangan-ruangan yang dilewatinya tadi membuat Renjun bisa melihatnya dari luar, ruangan itu penuh dengan botol kaca yang siap ia hancurkan.
Kavita tersenyum miring sebentar melihat botol-botol itu lalu menata semuanya bahkan juga botol cadangan di sudut ruangan karena ia tak mau memiliki jeda untuk menata botol yang lain lagi. Selesai, Kavita menatap semua botol begitu tajam dan nyalang semua amarah yang ia tahan selama hidupnya benar-benar dikumpulkannya semua kali ini.
'huft~ mari kita mulai hyaaaah~' setelah menghembuskan nafas kasar Kavita langsung memulainya menghancurkan semua botol-botol dihadapannya dengan kuat, tak peduli apapun ia fokus menghancurkan semua botol hingga berkeping-keping sekecil yang ia bisa seakan semua botol tersebut ialah masalah yang selama hidupnya terus membuatnya benar-benar terasa begitu berat.
'haaaah' Kavita berteriak dengan bebas karena ruangan itu kedap suara, tubuhnya kembali nyeri hingga membuat kedua lututnya lemas dan jatuh berlutut diatas pecahan botol-botol tadi.
Namun, Kavita tak diam ia tetap memukul-mukul pecahan botol dihadapannya, rasanya ia belum puas meskipun sekujur tubuhnya nyeri karena semua perasaan sakitnya selama ini berkumpul menjadi satu sekarang benar-benar harus dikeluarkannya kali ini.
Dia menangis, tentu saja rasa nyeri yang dirasakannya ketika sedih itu benar-benar menyakitkan dan menyiksanya, apalagi dengan rasa nyeri yang dirasakannya sekarang tentunya sangat amat lebih sakit dari pada yang biasa ia rasakan.
Renjun yang melihatnya dari balik kaca besar nan tebal ruangan tersebut menghela nafas panjang memperhatikan Kavita, sesak dihatinya melihat Kavita seperti sekarang lebih menyiksanya daripada biasanya. Hingga ia melihat sesuatu yang aneh, dengan panik ia bergegas berusaha masuk ruangan Kavita
"buka!" katanya pada petugas
"kamu harus memakai pakaian safety dulu" balas petugas, membuat Renjun memakainya dengan cepat dan begitu kasar
Begitu Renjun berhasil masuk ia segera membawa Kavita ke dalam pelukannya
"sudah, cukup. kamu terluka" ucap Renjun lembut, namun Kavita menggeleng tak setuju, ia masih terisak juga masih belum puas mengeluarkan semuanya.
"kita obati dulu lukamu" tukas Renjun lalu menggendong Kavita ala bridal style keluar ruangan
Renjun sangat paham jika Kavita kehilangan semua kekuatannya kali ini, terbukti saat ia menarik Kavita dari posisi berlututnya terasa amat ringan. Dan sebaliknya Kavita menjadi berat saat berada dipelukannya tadi dengan posisi berdiri.
"tunggu sebentar, kupanggilkan staff perempuan untuk mengobati mu" ujar Renjun setelah mendudukkan Kavita di brankar ruang darurat di tempat tersebut juga Kavita mulai tenang dipelukannya, ia hendak beranjak
"ah~ mohon maaf sekali biar saya langsung yang mengobati lukanya" seorang perempuan yang merupakan asisten manajer tempat tersebut tiba-tiba masuk
"biar saya bantu melepaskan baju pelindungnya" tambahnya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Dream
RandomBerawal dari Kavita memenuhi janjinya kepada sahabat S2 nya untuk liburan ke Korea Selatan tempat asal sahabatnya, namun sebuah insiden mengharuskannya menggantikan pekerjaan sebagai manager sekelompok idol yang terkenal dengan kerusuhan mereka. Sem...