Her Pains

234 16 1
                                    

Karena tak sempat sholat maghrib di mansion akhirnya Jaemin menyuruh supirnya untuk berhenti di sebuah taman yang lumayan sepi agar Kavita bisa sholat dengan khusuk.

"sudah?" tanya jaemin melihat Kavita menghampirinya setelah merapikan mukenah

"em~~" Kavita mengangguk

"jalan-jalan dulu yuk sekitar sini" tawar Jaemin

"ayo, supir kamu juga bisa istirahat lebih lama"

"iya, kamu lelah?"

"tidak sama sekali aku justru senang bisa jalan-jalan seperti sekarang" Kavita melihat Jaemin sekilas dengan mata berbinar senang

"baguslah kalau kamu suka, aku kira kamu akan tak suka karena perjalanan lumayan panjang"

"aku justru sangat menyukainya, kamu menunjukkan hal-hal yang jarang kulih-" perkatan Kavita terpotong ketika mereka mendengar suara yang keras, terlihat tak jauh dari mereka jalan seorang anak yang sedang dimarahi ibunya.

"kamu pikir membesarkanmu itu hal yang mudah?! kenapa kau selalu menyusahkan aku!!!kenapa kau tak ikut bersama ayahmu yang br*ngs*k itu!" itulah kata-kata yang dikeluarkan sang ibu sambil bertindak kasar pada anaknya. Membuat rahang Jaemin mengeras mendengarnya lantas ia menghampiri mereka

"aku terpaksa mengurusmu! tak ingin! kau tau!" kata sang ibu lagi

"bawalah anakmu ke panti asuhan kalau begitu" tukas Kavita

"siapa kalian?"tanya sang ibu

"jika tak ingin merawat anakmu serahkanlah ke panti asuhan" Kavita menarik pelan anak itu ke pelukannya menenangkan sang anak yang menangis tersedu

"jangan ikut campur ini bukan urusan kalian" tambahnya hendak menarik paksa anak itu yang membuat Kavita menangkis tangannya

"berikan anakku, atau kau kulaporkan" tegasnya

"kami yang akan melaporkanmu balik" tegas Jaemin

"kembalikan! dia anakku, aku yang melahirkannya terserahku mau kuapakan dia!"

"yaaa!!! bukan berarti jika kau yang melahirkannya kau bisa memukulinya seenaknya, membentaknya apalagi memperbudak anakmu!!! jika tak mampu merawatnya dengan baik dan penuh kasih sayang berikan pada panti asuhan jangan hancurkan mentalnya!!!" ucap Kavita keras sambil menutup kedua telinga anak perempuan dalam pelukannya

"jangan hancurkan hidupnya, kumohon! dia anugrah yang dititipkan Tuhan padamu yang mestinya kau jaga dengan baik, tidak untuk kau manfaatkan apalagi kau bebankan masalahmu padanya" Kavita berkaca-kaca melihat ibu sang anak

"kau bisa mengurusnya dengan baik atau tidak? jika tidak ayo kuantar kalian ke panti asuhan terdekat" Jaemin berkata tegas sambil mengusap pundak Kavita agar ia tenang

"tidak, akan kurawat dia dengan caraku" tegas sang ibu

"baiklah, biar kuantar kalian kekantor polisi kalau begitu. agar polisi melihat memar-memar di badan anakmu itu"kata Jaemin tajam

"yaaa!!! kembalikan anakku" kata sang ibu hendak mengambil paksa membuat Jaemin dengan cepat menahan tangannya agar tak menyerang Kavita

"lepaskan!!" katanya memberontak

"kantor polisi atau panti asuhan?!?!" tegas Jaemin mengeratkan cengkraman tangannya pada wanita itu

"baiklah-baiklah, antar saja ke panti asuhan. ada untungnya juga aku bisa melepaskan anak merepotkan yang tak tau diuntung itu!" katanya

Jaemin mengehela nafas lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi sang supir, hingga mobil datang dan mereka pun menuju panti asuhan terdekat.

................

Magic DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang