1

223 30 13
                                    

Srett....

Jungkook membuka tirai dan mempersilahkan cahaya matahari pagi masuk ke kamarnya. Namja pemilik gigi kelinci ini segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Setelah selesai jungkook menggendong tasnya dan turun kebawah. Suasana rumah begitu sunyi namun itu sudah bukan hal yang aneh bagi jungkook.

Jungkook mendudukkan dirinya dimeja makan, dia melihat sepucuk surat yang bertengger dibawah piring. Jungkook membacanya dan tersenyum tipis.

Selamat pagi anak eomma, mianhae eomma tidak bisa menemanimu sarapan tapi eomma sudah membuatkan sarapan untukmu jangan lupa dimakan. Hati-hati dijalan eomma sayang padamu, annyeong-Isi surat tersebut

Jungkook menghela nafasnya berat lalu mulai memakan sarapan dihadapannya yang ditutup segelas susu yang sudah dingin. Selesai sarapan jungkook mencuci alat makannya dan segera pergi ke sekolah.

Seperti itulah pagi jungkook, dia selalu bangun sendiri dan melakukan semuanya sendiri karena nyonya jeon yang sibuk dengan pekerjaannya. Dia selalu berangkat ke kantor pagi sekali dan pulang larut malam. Itu adalah hal yang melelahkan bagi nyonya jeon, tapi saat pulang dan melihat wajah jungkook yang tertidur pulas membuat rasa lelah nyonya jeon menghilang.

Setelah memutuskan untuk berpisah dengan tuan jeon karena suatu masalah, nyonya jeon mengambil hak asuh jungkook yang saat itu baru berumur 1 tahun. Tanggung jawabnya semakin berat karena dia harus menjadi seorang ibu dan ayah dalam 1 orang.

Karena itu nyonya jeon bekerja dengan keras untuk menghidupi anak semata wayangnya itu dan berusaha memberi pendidikan yang terbaik untuk jungkook. Hingga sekarang jungkook sudah tumbuh menjadi seorang namja yang tampan, baik hati, dan mandiri, berumur 15 tahun dan mulai memasuki sekolah menengah akhir.






In school...

Setelah sampai disekolah jungkook melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya. Namun tiba-tiba seorang namja datang dan mengejutkannya.

"Heyy jungkook shii!" Teriaknya sembari mengalungkan tangannya dileher jungkook

"Kamchagiya!! aishhh hyung"

"Kau ini selalu saja terkejut, sepertinya kau harus latihan jantung kook" celetuk namja itu

"Dan sepertinya hyung perlu latihan untuk meninggikan badan, lihatlah badan hyung stak disitu tidak pernah naik" balas jungkook

"Heyy aku akan tumbuh tinggi, lihat saja nanti"

Sebenarnya sudah dari smp namja itu mengucapkan hal yang sama namun tinggi badannya tetap saja tidak pernah bertambah.

"Tidak ada perubahan, hyung tetap saja pendek dan bantet" celetuk jungkook lalu berlari meninggalkan namja mungil yang terlihat akan mengumpatinya

"Yak bocah!" Teriak namja mungil itu yang berlari menyusul jungkook ke kelasnya

Namja mungil itu bernama Park Jimin. Dia adalah orang yang selalu menemani jungkook dalam keadaan susah maupun senang, dia juga yang menjadi teman pertama jungkook.

Jungkook itu anak yang pendiam dan susah untuk bersosialisasi. Waktu sekolah dasar jimin melihat jungkook yang duduk dibelakang sendirian dan hanya diam saat anak lain mencoba bicara padanya.

Karena penasaran akhirnya jimin mencoba berteman dengan jungkook, walau dia butuh waktu 1 minggu untuk meyakinkan jungkook jika dia benar-benar ingin menjadi temannya.

Saat itu juga pertemanan mereka dimulai dan sampai sekarang mereka tetap berteman bahkan jimin sudah menganggap jungkook sebagai dongsaengnya karena umur mereka yang berbeda 1 tahun.

Takk...

"Akhh appo" rintih jungkook

"Rasakan, itu balasannya karena kau mengejekku"

Jimin meletakkan tasnya dan mendudukkan dirinya disamping jungkook

"Tidak, memang kenyataannya hyung pendek dan bantet kan?"

"Sepertinya kau perlu diberi pelajaran jungkook shii!!"

"H-hyung aku kan hanya bercanda"

Jungkook terlihat sedikit takut karena jimin sekarang menatapnya begitu tajam seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.

"Kau bilang bercanda huh?! Rasakan ini" jimin menerkam jungkook

"Hahaha hyung geli, hentikan! hahahah" Ucap jungkook kegelian karena jimin yang menggelitiki perutnya

"Jimin" Panggil seseorang membuat atensi jimin teralihkan

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya

"Ahh t-tidak Ssaem, aku hanya bermain dengan jungkook" jawab jimin saat melihat Seonsaengnim yang sudah masuk ke kelas

"Berhenti bermain, sekarang waktunya belajar" ucap Seonsaengnim yang diangguki jimin

"Nee"











Next...

Gomawo yang udh baca♡

Kalau suka jangan lupa vote and comment

See you in the next chapter...

A Truth [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang