Kringggg......
Bel istirahat kedua telah berbunyi, pelajaran berhenti dan para murid berlari menuju kantin untuk membeli segelas es karena cuaca hari ini cukup panas, apalagi pelajaran setelah istirahat nanti adalah matematika. Mereka butuh mendinginkan otak sejenak sebelum membuatnya kembali mendidih.
"Jim ayo ke kantin" ajak taehyung
"Duluan saja nanti aku menyusul" ucap jimin yang masih sibuk dengan pulpen dan bukunya
"Yak! Sejak kemarin kau bilang begitu tapi kau tidak menyusulku!" Kesal taehyung
Tenang, nada suara taehyung masih terbilang normal.
Terdengar jimin menghela nafasnya panjang
"Jim ayo makan, aku tidak ingin kau pingsan lagi"
Pingsan? Lagi?? Yaa kemarin waktu bermain basket jimin tiba-tiba pingsan, dia tergeletak ditengah lapangan dengan wajah pucatnya yang terlihat seperti mayat.
Reflek yang berada disana mengerumuninya dan segera membawanya ke uks untuk diperiksa. Taehyung yang ada disana benar-benar khawatir dengan keadaan sahabatnya itu, apalagi setelah petugas bilang jika jimin pingsan karena dia tidak makan.
Marah? Yahh taehyung marah pada jimin saat itu, Entah apa yang jimin pikirkan sampai-sampai dia tidak peduli dengan kesehatannya sendiri.
"Jika kau mau makan pergilah aku tidak nafsu makan" ucap jimin datar tanpa menatap taehyung dan lebih memilih melanjutkan kegiatan menulisnya.
"JIMIN! AKU TAHU KAU KHAWATIR DENGAN JUNGKOOK, TAPI APAKAH KAU TIDAK BERFIKIR JIKA JUNGKOOK AKAN SEDIH JIKA MELIHATMU BEGINI ?!!" Teriakan taehyung mengisi seluruh sisi ruangan kelas, tangan jimin berhenti menulis
Heningg sebentarr
"M-maafkan aku" ucap taehyung lirih
Taehyung tidak berniat memarahi jimin, dia hanya khawatir dengan keadaan sahabatnya itu. Hanya saja dia telalu kesal karna jimin tidak mau menuruti perkataannya.
"Tidak apa-apa, aku tahu kau khawatir denganku tapi aku benar-benar tidak nafsu makan"
"Tapi makanlah sedikit saja jim, jungkook pasti akan marah kan jika melihatmu begini? Karna itu makanlah, setidaknya isi perutmu itu agar kau memiliki energi untuk bertemu dengannya" jelas taehyung dengan nada yang dia buat serendah mungkin
Taehyung berharap jika jimin akan mendengarkan nasehatnya kali ini.
"Baiklah, belikan aku roti dan air mineral" jawab jimin membuat taehyung mengulas senyum dibibirnya
Tidak masalah jika hanya roti yang terpenting jimin mau untuk makan.
Dengan kecepatan kilatt taehyung berlari ke kantin, menerobos banyaknya antrian manusia disana dan kembali dengan membawa pesanan yang tadi jimin minta + dengan miliknya tentunya.
Selesai makan keduanya kembali melanjutkan pelajaran seperti biasa, tapi akhir-akhir ini jimin sering tidak fokus karena selalu memikirkan adik kecilnya. Bahkan sampai taehyung yang ada disampingnya saja sering terlupakan.
Mungkin untuk beberapa orang pasti akan bilang jika yang dilakukan jimin itu salah, tapi beberapa orang lainnya pasti akan memaklumi keadaan jimin untuk saat ini.
Skipp
"Jim apa kau ingin ke rumah sakit lagi?" Tanya taehyung, walau sebenarnya dia tahu apa jawaban dari sahabatnya itu.
Jimin mengangguk pelan.
"Kau benar-benar akan selalu mengunjungi ruangan menyeramkan itu? Bau obat-obatannya begitu menyengat"