Jungkook, namja bergigi kelinci ini sedang mendudukan dirinya ditepi danau yang sering dia kunjungi jika perasaanya sedang tidak baik-baik saja.
Anak itu menatap matahari yang sedikit demi sedikit tenggelam membuat langit semburat berwarna orange keemasan. Terlihat juga ada beberapa orang disana yang sedang menikmati senja ditemani dengan keluarganya.
Netra jungkook terpaku saat melihat anak kecil yang sedang menangis digendongan appanya karena tadi anak itu sempat terjatuh. Namja paruh baya itu terlihat mengusap air mata anaknya dan memeluknya hangat.
Jungkook begitu iri melihatnya, Dia juga ingin bisa merasakan pelukan hangat tuan jeon, tapi apalah daya jungkook tidak tahu dimana keberadaan tuan jeon sekarang.
"Apa pelukan appa juga sehangat itu?" Gumam jungkook
Jungkook tersenyum miris melihat interaksi antara ayah dan anak dihadapannya, dia mengalihkan pandangannya sembari menghapus air matanya yang siap untuk jatuh dipipinya.
"Appa...." ucap jungkook lirih
Sedikit ada jeda setelah jungkook mengatakan itu. Dia melipat kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya diantara lutunya.
"Hiks....appa bogoshipeoyo...."
Pertahanan jungkook akhirnya runtuh karena anak itu tidak bisa menahan rasa sakit yang ada didadanya, begitu sesak dan mendesak untuk ditumpahkan.
Jungkook menangis bukan karena lemah, dia hanya ingin melepas semua beban pikirannya dan rasa rindunya saja.
Beberapa menit sudah berlalu, matahari sudah berganti dengan bulan, terang sudah berganti dengan gelap namun jungkook masih setia ditempatnya.
"Kook?"
Merasa dipanggil perlahan jungkook mengangkat kepalanya dan melihat namja yang berdiri disebelahnya.
"Hiks...h-hyung..."
"Waee?? Uljima" namja itu menyamakan tingginya dengan jungkook dan mengusap pipi gembul jungkook yang basah karena air matanya
"Hiks....Appa....hiks....kookie rindu appa....hyung...." ucap jungkook
Namja itu menarik jungkook kedalam pelukannya, dia tahu betapa rindunya jungkook dengan appanya. Bahkan sering kali namja ini memergoki jungkook yang menangis sendirian ditengah gelapnya malam.
"Kookie ingin bertemu appa hiks...." ucap jungkook dipelukan namja itu
"Peluklah hyung se-erat mungkin kook, anggap saja hyung itu appamu dan kau boleh mengatakan hal yang ingin kau katakan"
Seketika tangis jungkook kembali pecah, anak itu menangis lebih keras. Beruntung didanau ini sepi jadi tidak akan ada yang berfikir jika namja ini sedang menculik jungkook.
"Hiks...appa...kookie rindu appa hiks...kenapa apa tidak pulang? Appa tidak rindu kookie? Appa tidak rindu eomma? Kenapa appa jahat, meninggalkan kookie dan eomma sendirian hiks.."
"Kookie benci appa hiks.....kookie benci appa..."
Mendengar apa yang dikatakan jungkook, namja itu hanya bisa mengeratkan pelukannya dan mengusap punggung jungkook agar anak itu kuat menghadapi hidupnya.
15 menit telah berlalu kini tangis jungkook mulai mereda, perlahan dia melepas pelukannya dan menghapus air matanya.
"Sudah tenang?" Tanya namja itu yang diangguki jungkook
"Yasudah, Kajja hyung antar pulang"
Namja itu membantu jungkook berdiri dan berjalan ke mobilnya yang terparkir tidak jauh dari danau. Namun tiba-tiba jungkook menghentikan langkahnya membuat namja itu mengalihkan pandangannya pada jungkook.
"Gwenchana?" Tanya namja itu karena wajah jungkook yang terlihat pucat
Jungkook mengangguk kecil, tanda dia baik-baik saja namun saat akan kembali melangkah jungkook kehilangan keseimbangannya dan dengan sigap namja itu menangkap badan jungkook.
"Hyung antar kau kedokter nee?" Tanya namja itu namun jungkook hanya diam saja
Jungkook terlalu lemas bahkan hanya untuk mengangguk menjawab pertanyaan namja itu.
Tanpa menunggu jawaban jungkook, namja itu menggendong jungkook dipunggungnya dan berjalan menuju mobilnya, menancapkan gasnya menuju rumah sakit terdekat.
Hospital
Setelah sampai dirumah sakit, jungkook segera diperiksa dan namja itu menunggu diluar ruangan.
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya namja itu saat dokter berparas tinggi nan tampan keluar setelah memeriksa keadaan jungkook didalam.
"Gwenchana, jungkook hanya kelelahan. Dia bisa pulang saat infusnya sudah habis" jelasnya
"Syukurlah, Kamsahamnida dok" ucap namja itu membungkuk, dokter itu mengulas senyumnya
"Jangan panggil aku dok, panggil saja jin hyung dan bahasamu jangan terlalu formal, santai saja sepertinya kita seumuran" pintanya
"Ahh n-nee gomawo jin hyung"
Jin mengulas senyum lalu pergi meninggalkan namja itu. Melihat seokjin yang sudah pergi, segera dia masuk keruangan dan mendudukkan dirinya disamping jungkook.
"Kau membuatku khawatir kook" ucapnya membuat jungkook tertawa kecil
"Mian hyung"
"Mm...jin hyung tadi bilang apa hyung?" Tanya jungkook
"Dia bilang kau kelelahan, dan boleh pulang jika infusmu sudah habis" jawabnya, terlihat jungkook menghela nafasnya
Syukurlah, jin hyung menepati janjinya-Batin jungkook
Setelah percakapan itu, semuanya kembali hening. Namja itu yang sedang bermain ponselnya dan jungkook yang terlihat bertingkah aneh.
Bagaimana tidak, jungkook terus mengulas senyumnya membuat namja ini sedikit bergidik ngeri, dia juga waspada jika tiba-tiba anak itu mengamuk dan memukulnya seperti di film-film.
"Kau tidak lelah tersenyum seperti itu jungkook shii?" Tanya namja itu
"Aniya, aku ingin terlihat lebih manis darimu yoongi shii" jawab jungkook
Namja itu adalah yoongi. Selesai makan dengan keluarga kim, yoongi keluar untuk mencari hawa sejuk nan tenang pasalnya dirumah begitu riuh karena ulah jimin dan taehyung yang bermain diruang tengah sembari berteriak membuat tidur yoongi terganggu.
Dan ternyata saat diluar yoongi menemukan jungkook yang sedang duduk sendirian ditepi danau dan menangis. Jadi dia menghampirinya dan menenangkannya seperti biasanya.
"Yak dasar kelinci nakal" ucap yoongi yang mendapat tawa renyah dari jungkook
"Mian hyung aku merepotkanmu"
"Gwenchana, sekarang istirahatlah dulu. Hyung akan keluar sebentar"
"Nee"
Ga nge feel ya?
Mian baru up soalnya lagi sibuk jadinya lupa buat up hehe
Jgn lupa voment yeorobun
See you~