15

72 5 0
                                    

"Apa aku menyusahkan kalian berdua hyung?" Tanya jungkook tiba-tiba

Jimin yang tidak mengerti pertanyaannya pun hanya bisa menautkan kedua alisnya dan menatap jungkook.

"Manyusahkan? Menyusahkan bagaimana?"

"Karna aku sakit jadi kalian harus bolak balik menemuiku dirumah sakit setelah pulang sekolah dan itu pasti melelahkan bukan??"

"Seharusnya aku tidak sakit, jadi hyung tidak repot seperti ini. Aku memang hanya bisa menyusahkan orang lain"  lirih jungkook

Jimin tersenyum tipis mendengar itu

"Heyy itu tidak benar kook, hyung senang jika melihatmu setiap hari walau jauhnya jarak yang harus hyung tempuh agar bisa bertemu denganmu pasti hyung akan lakukan, karena kau adalah adik kesayangan hyung dan tae pasti juga merasa begitu"

"Kau tidak perlu merasa bersalah, semua hyung dimanapun pasti akan melakukan hal yang sama seperti aku. Sudah kewajiban seorang hyung untuk menjaga dongsaengnya dalam keadaan apapun" jelas jimin dengan nada selembut mungkin

Jimin menangkup wajah jungkook, kedua mata mereka saling bertautan.

"Tersenyumlahh, hyung tidak suka melihatmu sedih seperti itu" perintah jimin, bukannya tersenyum jungkook malah menitihkan air matanya. Jangan bilang jungkook cengeng yaa, anak ini memang berperasaan apalagi jika bersangkutan dengan jimin yg sudah dia anggap sebagai hyungnya.

"Ya ya yaa!! Uljimaaa, hyung menyuruhmu untuk tersenyum bukan menangis" panik jimin, tangan mungilnya segera menghapus air mata jungkook dan memeluk anak itu eratt

Pelukan hangat dari jimin membuat jungkook menjadi nyaman, dia ingin pelukan ini selalu dia rasakan setiap harinya.

Selain nyonya jeon, jimin orang yang sangat mengerti tentang jungkook. Dia begitu hafal dengan gerak gerik jungkook disaat dia gelisah, bahagia, takut, ataupun sedih. Bahkan karena terlalu hafalnya itu membuat jungkook sulit untuk berbohong tentang perasaannya.

Walau sedikit bawel tapi jungkook bahagia karena dia bisa mendapatkan seorang hyung yang seperti jimin.

"Husttt, berhentilah menangiss hyung tidak akan kemana-kemana"

"Hyung akan selalu ada disaat kookie membutuhkan hyung"

"Gomawoo hyungg"

"Sudahh-sudahhh, sekarang kita mau main apa heumm?" Tanya jimin

"Aku bosan disini hyung, ayo kita jalan-jalan keluarr"

"Okee hyung akan tanya dokter dulu kau boleh keluar atau tidak" ucap jimin yang diangguki oleh jungkook

Setelah keluar dan bertanya kepada dokter tentang kesehatan jungkook, dokter bilang jika kesehatan anak itu mulai membaik jadi dia diperbolehkan jalan-jalan keluar tapi hanya sebentar lalu harus kembali ke ruangannya lagi karena mengingat jungkook yang belum sepenuhnya sembuh jadi alangkah baiknya sesuatu yang tidak diinginkan diantisipasi bukan.

Jimin mendorong kursi roda yang berisi adik mungilnya mengelilingi seisi rumah sakit dan terhenti di taman tengah.

"Sepertinya menyenangkan ya hyung jika bermain seperti mereka"

Jimin yang tersadar melihat arah yang ditunjuk jungkook, terlihat 2 anak laki-laki yang sedang bermain adu cepat untuk mengambil bola yang sudah mereka letakkan digaris finis.

Sayangnya salah satu dari mereka kalah dan menangis.

"Anak itu sama sepertimu, cengeng" ucap jimin yang diikuti tawa renyahnya

Jungkook mem-poutkan bibirnya tidak terimaa

"Yak!! Hyung tuh yang cengengg, aku laki-laki kuatt tidak mungkin cengeng"

A Truth [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang