34.

56K 3.4K 93
                                    

Evelyn tampak menyiapkan setelan kerja Sean selama pria itu sedang mandi. Perempuan itu mengambil sebuah kemeja putih yang halus dan wangi dari tumpukan kemeja yang warnanya sama. Evelyn baru akhir-akhir ini menyadari bahwa Sean suka membeli kemeja dengan warna yang sama dalam jumlah banyak. Tak hanya kemeja, kaos sehari-hari yang jumlahnya banyak sekali itu juga hanya terdiri dari beberapa warna.

Setelah meletakknya di atas tempat tidur, Evelyn kembali menghadap lemari. Tangannya sibuk menyibak satu per satu jas yang tergantung. Kemudian pilihannya jatuh pada jas berwarna berwarna hitam, sepadan dengan celana bahannya.

Ketika Evelyn baru saja menutup lemari, Sean keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Otot perut yang keras dan menggoda serta bahu dan lengannya yang kokoh berhasil membuat Evelyn bersemu merah. Pria itu berjalan mendekati Evelyn dengan wajah tersenyum. Tetesan air yang jatuh dari kepala Sean mengenai Evelyn. Perempuan itu kemudian meminta Sean duduk di kursi sementara ia mengambil hair dryer.

Selang beberapa menit berlalu, Evelyn selesai mengeringkan rambut Sean. Evelyn menjalarkan jemari tangannya pada rambut Sean. Perempuan muda itu mengulum senyumnya sambil melakukannya berulang kali. Ia dapat merasakan bahwa rambut pria itu bagus sekali, warnanya hitam legam, setiap helainya begitu lembut, tapi juga kuat. 

Sean mendongak sehingga pandangan mereka bertemu. Pria itu kemudian menarik lengan Evelyn sehingga istrinya yang terpaut tujuh tahun di bawahnya itu kini berada di atas pangkuannya. 

Tangan Sean berada di wajah Evelyn sedang yang satunya lagi ia pakai untuk menahan sekaligus mendekap tubuh mungil itu. Wajah Sean maju semakin dekat dan berhenti di depan bibir Evelyn yang setiap hari selalu dicecapnya. Bibir mungil itu sedikit terbuka dan gairah Sean naik begitu saja.

Kedua sudut bibir Sean ditarik dan menghadirkan senyumnya yang lembut sama seperti tatapan matanya. Pria itu mengusapnya dengan tangannya yang tadinnya berada di sekitar pipi Evelyn. Ia melihat Evelyn memejamkan matanya seiring dengan sentuhan Sean.

"Kamu nggak ada mual pagi ini?" tanya Sean, ia sudah mengantisipasi bila hal kemarin terjadi di pagi ini. Pria itu sudah berjaga-jaga dengan menyiapkan teh hangat berisi irisan lemon yang dibuatnya saat subuh.

Evelyn menggeleng pelan. "Ada sedikit, tapi masih bisa ditahan, Mas." 

Perempuan itu kemudian turun dari pangkuan suaminya setelah memberikan kecupan singkat. Sementara Sean sibuk berpakaian, Evelyn masuk ke kamar mandi. Padahal baru saja ia mengatakan bahwa rasa mualnya masih bisa ditahan, tapi sekarang ia sudah memutahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan.

Dari luar, Sean bertanya tentang keadaan Evelyn yang kemudian langsung dijawab  Evelyn bahwa dirinya baik-baik saja. Setelah mencuci mulutnya dengan air mengalir, Evelyn keluar dan itu langsung mendapatkan helaan lega dari Sean.

Pria itu lanjut mengancingi kemejanya. Tak jauh darinya, Evelyn membuka laci berisi koleksi dasi Sean. Ia memilih dasi berwarna hitam dengan garis putih. Lalu, seperti kebiasaannya ia akan memasangkan dasi itu di kerah baju Sean.

"Hari ini kamu sibuk, Sayang?" tanya Sean, menarik perhatian Evelyn dari dasi yang hampir selesai terpasang dengan sempurna.

Evelyn menarik dasi itu dan mengencangkannya serta memperbaiki posisinya agar tampak rapi. "Aku nggak pernah sibuk, Mas Sean," kata Evelyn.

"Kamu selalu sibuk kalau Mas udah pulang, sibuk di ranjang." 

Kata-kata Sean membuat semburat rona merah dan rasa panas menjalari pipi Evelyn. Untuk hal yang satu itu ia selalu merasa malu jika Sean menyinggungnya. 

"Kalau begitu siang nanti kamu bisa kan temani Mas makan siang?" tanya Sean lebih lanjut.

Ajakan Sean yang diutarakan lewat pertanyaan yang seharusnya tak usah ditanyakan lagi langsung mendapat anggukan mantap dari Evelyn. Bahkan perempuan itu terlihat begitu antusias. Sedang hamil begini ia selalu ingin berdekatan dengan Sean. Dan kesempatan kali ini tidak akan ditolak Evelyn.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang