20.

93K 4.5K 68
                                    

Evelyn terbangun Dan menemukan dirinya ada di dalam pelukan Sean. Pria itu kini menatapnya dengan hangat. Ia sudah bangun sejam yang lalu.

Mencoba menjauh, sayangnya Sean malah memeluknya. Pria itu mencium pipinya sekali lalu berkata, "Pagi Evelyn."

Evelyn menahan napasnya saat Sean menciumnya lagi. "Pagi, Mas."

"Hari ini mau ke mana?" Tanya Sean.

"Ikut mas Sean aja."

"Di kamar aja gimana?" Sean menggoda, tapi Evelyn terlihat takut mendengar pernyataan suaminya.

"Lihat ke sini," kata Sean sambil menarik wajah Evelyn agar menatapnya.

Perempuan itu tidak mengucapkan apa-apa. Tapi matanya cukup jelas mengungkapkan bahwa ia tak setuju dengan pilihan Sean tadi.

"Ke pantai abis itu belanja, gimana?" tawar Sean lagi berharap ia melihat antusias istrinya.

Namun Evelyn hanya mengangguk saja. Ia setuju, tapi Sean tak puas dengan itu.

"Kamu masih takut ya ternyata," ucap Sean pelan.

"tapi sekarang jangan lagi, ya."

Evelyn menatapnya tanpa berniat membalasnya. Perempuan itu membiarkan Sean memeluk tubuhnya. 

"Mandi, yuk." Sean tersenyum tipis lalu turun dari tempat tidur dan membawa Evelyn ke kamar mandi.

Sean suka ketika Evelyn tanpa protes membiarkan tangannya menjelajahi tubuhnya.

Sean memang nakal. Pria itu sengaja bermain-main di dada Evelyn. Istrinya sudah menahan napas sejak tadi.

Rencana mandi harusnya hanya menghabiskan waktu paling lama 15 menit kini sudah berlangsung selama satu jam lebih. Bagaimana tidak, jika Sean justru mengajak istrinya untuk bercinta.

"Tahan sebentar sayang," kata Sean sambil mendorong juniornya masuk ke dalam liang senggama.

Evelyn mengcengkram kedua bahu Sean dengan mengigit bibir bawahnya. Ia sudah sekuat mungkin menahan desahannya agar tidak keluar.

Sekarang setelah juniornya masuk, Sean memegang pinggang istrinya sambil memaju-mundurkan pinggangnya.

Desahan Evelyn lolos begitu saja dengan peluh membanjiri wajahnya. Matanya memejam merasakan sakit dan nikmat yang suaminya berikan.

Sean semakin cepat memompa, sebentar lagi ia akan mencapai kenikmatannya untuk yang ketiga kalinya.

Evelyn menatap suaminya yang gagah perkasa. Pria itu terlihat semakin tampan dengan wajahnya yang berkeringat banyak dan juga desahan yang keluar dari mulutnya.

Pompaan Sean tiba-tiba berhenti dan pria itu membenamkan seluruh batang juniornya dan mengeluarkan cairan kental di dalam sana.

Napas Sean memburu oksigen. Ia menatap istrinya yang terlihat kelelahan.

Senyum Sean terbit lalu ia mencium sekilas bibir istrinya.

"Kamu hebat, Evelyn." Sean kemudian menarik miliknya.

Pria itu memperhatikan betapa banyaknya cairan yang sudah ia keluarkan.

"Mas, aku boleh istirahat?" tanya Evelyn dengan suara pelan.

Permainan Sean terlalu luar biasa untuk tubuh kecilnya. Bahkan sekarang bagian bawahnya terasa nyeri. Untuk keluar dari kamar mandi ini pun Evelyn sudah merasa tak sanggup.

Sean melihat istrinya kelelahan. Wanita muda itu memang tampak semakin menggoda saat ini, tapi Sean tak mau egois.

Ia membersihkan tubuh Evelyn dengan hati-hati lalu membawanya kembali ke kamar.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang