Part 1

352 30 12
                                    

Kriinngg..... Kriinngg....

Bel istirahat sudah berbunyi dan semua murid sudah menghilang ke kantin. Tak terkecuali si Fang yang masih ada di kelas.

"Hei Hali. Ke kantin yuk. Nanti aku traktir." Kata Fang yang menghampiri mejaku.

"Tidak. Kau pergilah. Aku sedang tidak ada nafsu untuk makan." Jawabku menolak ajakannya

"Hei ayolah. Tadi pagi kau belum sarapan 'kan? Jadi... Ayo kita kekantin dan makan bareng disana." Ujar Fang yang masih berusaha mengajakku untuk ke kantin.

"Maaf Fang. Aku sedang tidak lapar." Jawabku yang berusaha untuk menolak ajakannya.

"Ayolah... Kau sudah sering menolakku loh. Hari ini tidak ada penolakan." Ujar Fang masih memasakku untuk ikut makan dengannya dikantin.

"Tapi, beneran Fang. Aku tidak lapar. Kau makan sendiri saja." Aku bingung mau berkata apa lagi untuk menolaknya. Keras kepala memang anak satu ini.

"Hei ayolah... Apakah ini karena keluargamu itu? Mereka pasti melarangmu makan kan? Jadi kau menolak ajakan ku juga kali ini untuk yang kesekian kalinya." Ujar Fang.

"Haih.... Aku tidak habis pikir dengan keluargamu itu Li. Hanya karena suatu kesalahpahaman keluargamu jadi bej*t seperti itu." Sambungnya sambil memijat pangkal hidungnya. Dirinya pusing. Mungkin?

"Aku sangat kasihan kepadamu Hali. Bisa-bisanya mereka melakukan hal itu kepadamu. Tidak kau laporkan saja kepolisi? Itu sudah melanggar aturan kau tahu?" Tanya Fang.

"Tidak. Karena aku tidak mau keluargaku sampai dihukum karena aku." Jawabku.

"Tapi keluargamu itu sudah keterlaluan Li. Ini perlu ditindak lanjuti." Ujar Fang.

Haih.... Ini anak satu memang kalau sudah sekali mengoceh tidak ada habisnya. Aku menghela nafas lelah karena meladeninya.

"Sudahlah Fang. Tidak usah dipikirkan. Aku tidak mau memikirkannya." Ujarku dengan nada yang sedikit lelah karna meladeni Fang yang tidak ada habis habisnya.

"Oh ya. Bagaimana kau bisa bertahan sampai sejauh ini tanpa makanan? Setahuku, orang tidak akan bisa bertahan tanpa makanan dan minuman selama 3 hari sampai 1 minggu menurutku." Ujarnya tertanya-tanya.

"Itu karena ada seseorang yang baik hati memberiku makanan disetiap malam hari. Walau terlihat sangat sederhana yang ia beri. Tapi, aku sangat bersyukur karena ia mau membantuku." Jawabku.

Terlihat Fang menghela nafas lega mendengar jawabanku barusan, "Aku sangat bersyukur karna ada orang yang mau membantumu." Katanya

"Keluargamu itu sangat keterlaluan. Ingin rasanya ku bantai mereka semua." Ucap Fang dengan nada yang dibuat buat seperti pembunuh.

Aku hanya menatap heran dengan tingkah lakunya itu.

"Sudahlah. Tidak usah dibahas lagi. Capek aku bahas kek gituan." Ujarku.

"Aku mau ke toilet dulu." Aku beranjak dari kursiku dan berjalan menuju toilet wanita. Kan tidak lucu seorang wanita di toilet pria.

"Aku akan membantumu dalam segala hal Hali. Karna kaulah sahabatku. Dan akan aku pastikan keluargamu menyesal." Gumam Fang yang masih bisa didengar olehku.

"Entah kenapa aku bisa lelah terus menerus meladeninya." Gumamku.

#Bersambung#

Note:cerita part dua. Entah gimana ceritanya. Yang baca tolong komen ya?

Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang