Prolog

678 36 35
                                    


Hai semua!! Ini adalah cerita pertama author. Semua hak milik monsta. Saya hanya meminjam karakternya saja. Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Selamat membaca!!

---------------------------------

Hai semua. Perkenalkan. Namaku Halilintar Toshiki. Aku biasa dipanggil Hali.

Aku adalah seorang anak perempuan dari keluargaku.

Nama ayahku Hitoru Toshiki. Sesuai dengan namanya. Ayahku berasal dari Jepang.

Berbeda dengan ibuku. Nama ibuku Lisa Putri Lestari. Ibuku berasal dari Malaysia.

Aku merupakan anak terakhir. Dan tidak aku saja yang merupakan anak perempuan di keluargaku. Kak Thorn juga perempuan. Dia sangat imut dan polos.

Ayahku sudah meninggal sejak usia ku 7 tahun karna kecelakaan tertabrak truk saat akan menyelamatkanku yang hampir terlindas oleh truk.

Oh ya. Aku lupa mau bilang kalau usiaku sekarang 15 tahun.

Aku memiliki warna rambut yang sangat sangat berbeda dengan warna rambut orang pada umumnya. Jika kalian ingin tahu,warna rambutku adalah hitam,putih,dan merah kehitaman.

Aku memiliki rambut sepanjang punggung dan warna rambutku sudah seperti itu sejak aku lahir.

Sejak kepergian ayahku,aku sudah tidak dianggap anak ataupun adik di keluargaku lagi. Aku seperti hantu yang tak terlihat di keluargaku.

Seperti judul dari cerita ini yang berjudul 'Aku Seperti Hantu Tak Terlihat'. Ini lah ceritaku di saat aku seperti hantu yang tak terlihat dikeluargaku.

---------------------------

"Kenapa aku terjatuh disana?
Hari esok yang selalu kucari
Aku adalah hantu yang tanpa seorang pun menolong
Aku terus melayang dan berada pada kekosongan tanpa akhir
Seperti awan yang biasa dilihat itu"

Aku sedang berjalan menuju sekolah dengan kepala menunduk sambil menggumamkan sebuah lagu agar pikiranku sedikit tenang.

Aku terus berjalan tak fokus pada keadaan sekitarku sampai sampai....

"HAI HALI!!"

Ada orang yang tiba tiba muncul dari samping ku.

"ehFangmakankucingliar!" Latahku yang terkejut dengan kehadiran seseorang yang secara mendadak dari sampingku.

"Pfftt... Hahaha... Hei Hali. Mana bisa aku makan kucing liar. Tidak ada yang suka dengan daging kucing." Ujar orang yang ternyata adalah Fang. Orang yang selalu memerhatikan diriku lebih dari seorang sahabat.

Jangan salah. Dia juga perempuan sama sepertiku. Dia memiliki rambut berwarna ungu dan panjang rambutnya sama sepertiku. Bahkan ia menganggapku sebagai saudaranya.

"Kau lah. Kenapa kau mengagetkanku? Muncul secara normal 'kan bisa." Protesku kepadanya.

"Hihihi.... Ya maaf kan aku." Ucapnya.

"Hm..." Hanya itu balasanku dan kami berdua pun melanjutkan perjalanan kami menuju sekolah.

"Oh ya Hali. Apa kau baik baik saja? Apakah penyakitmu sudah parah?" Tanya nya membuka pembicaraan.

"Yang pertama aku baik baik saja dan yang kedua,tidak juga." Jawabku.

Jika kalian tanya,aku memiliki penyakit jantung dan juga kanker. Aku baru terserang penyakit jantung dan kanker seminggu setelah kepergian ayahku dan tepat keluarga ku sudah tidak menganggapku lagi. Aku tidak pernah memberitahukan penyakitku kepada seluruh keluargaku. Aku ingin mereka mengetahuinya sendiri tanpa ku beritahu.

"Kau tahu Hali? Aku sangat iri dengan warna rambutmu. Ada tiga warna. Hitam,putih,dan merah kehitaman." Ujar Fang sambil memainkan rambutku.

"Justru aku sangat iri denganmu Fang." Sahutku.

"Kenapa?" Tanya Fang yang menaikkan satu alisnya.

"Orang tuamu menyayangimu, kakakmu juga sangat menyayangimu, dan mereka juga sangat memperhatikan dirimu. Berbeda denganku. Hanya karna kecelakaan yang merenggang nyawa ayahku,keluarga ku sudah tidak peduli lagi dengan ku. Keluargaku sudah tidak menganggapku sebagai anak dan adik ataupun salah satu bagian dari mereka lagi. Mereka sudah tidak peduli aku ada atau tidak. Aku sangat iri dengan keluarga dari kebanyakan orang yang sangat harmonis, saling melengkapi, dan juga saling menyayangi. Aku juga ingin memliki keluarga yabg seperti itu juga." Ujar ku sendu yang melihat ada sebuah keluarga yang kelihatan sangat harmonis lalu kembali ke pandangan ku semula. Ke bawah.

"Hei ayolah.... Jangan seperti itu. Kau tahu? Tidak banyak juga keluarga yang membuang salah satu dari bagian mereka. Kau harus semangat! Gunakanlah sisa waktumu untuk mengisi kenangan yang indah untuk orang yang kau sayangi. Buatlah kenangan indah yang kau buat itu menjadi hal yang membuat keluargamu menyesal dengan kepergianmu." Ujar Fang menasehatiku.

Tapi, aku hanya diam dengan pandangan kosong yang menghadap jalan yang sedang ku lewati.

"Tenanglah.. Aku akan ada disisimu sampai ajal menjemputmu. Bicaralah kepada ku tentang semua masalahmu agar kau tidak terlalu memikirkannya." Ujar Fang sambil merangkulku.

Dan tanpa sadar kami berdua sudah sampai di depan gerbang sekolah.

Kriinngg... Kriinngg....

'Gawat! Bel masuk sudah berbunyi!' Batin ku yang sedikit panik karna bel masuk sudah berbunyi.

"Gawat! Bel masuk sudah berbunyi! Ayo Hali. Kita harus bisa sampai dikelas sebelum guru datang." Ujar Fang yang sudah super panik dan langsung menarik tanganku yang membuatku harus mengikuti nya untuk pergi ke kelas.

#Bersambung#

Note:Hai!! Bagaimana dengan cerita yang baru ku buat ini? Kalau ga asik ya maaf. Soalnya ini pertama kalinya aku buat cerita disini. Komen ya😃😃!! Aku menanti komen daripada kalian. Sekali lagi maaf kalau garing,ga nyambung,atau sebagainya.

Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang