Bagian 9

279 31 8
                                    

Typo bertebaran
Don't forget to vote and follow me

Typo bertebaranDon't forget to vote and follow me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aera membuka matanya perlahan. Dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan sang kakak. Aera menarik nafas panjang.

Pemandangan ini cukup membuat hatinya menggila. Bahkan dalam keadaan terlelap begini Jimin masih masih memikatnya.

Lantas bagaimana cara yang harus ia tempuh agar perasaan bodoh ini hilang?.

Aera memejamkan mata, sedikit berdecak ia harus meyakinkan tekad. Dengan perlahan Aera bangkit dari tidurnya, tapi terasa sesuatu yang berat mengunci pergerakannya. Ternyata lengan kekar Jimin sedang merengkuh erat pinggangnya.

Lagi, jantung Aera semakin menggila. Bahkan tanpa sadar kedua pipinya memanas dan memerah. Tidak, tidak lagi!. Ia benar-benar harus menghentikan ini. Lantas dengan lihai Aera mencoba lepas dari Jimin. Ia juga berusaha membuat pergerakan sedikit mungkin agar tak mengganggu tidur pria itu. Setelah berhasil bebas dari sana ia lantas segera bernafas lega.

Aera menatap Jimin sejenak. Tak dipungkiri bahwa pria itu sangat tampan dan imut saat tidur. Tapi sayangnya ia juga tak boleh menikmati pemandangan ini.

Maka Aera segera berbalik dan memutuskan untuk segera mandi. Tapi saat baru akan melangkah getaran handphone diatas meja mengambil atensi gadis itu.

Aera menoleh dan melihat ponsel Jimin menyala, manampilkan nama Yoora. Sial, itu berhasil merusak moodnya. Aera memejamkan mata sabar, berusaha tak peduli. Mau apa gadis itu pagi-pagi menganggu tidur  Oppa nya. Lantas Aera mengambil ponsel Jimin dan mematikannya.
Setelah puas Aera kembali menuju kamar mandi.

.
.
.

Jimin perlahan membuka matanya, setelah sepenuhnya sadar ia bangkit dan duduk sambil mengucek mata. Jimin menggaruk kepala, merasa tubuhnya sangat segar. Sudah lama tak merasakan tidur nyenyak begini.

Ternyata tidur didekat adiknya berhasil membuat nya tenang. Tapi sialnya pagi ini sepertinya otaknya tidak tenang. Melihat punggung Aera yang sedang membelakanginya berhasil membuat jantung Jimin menggila. Tidak. Masalahnya saat ini Aera hanya sedang memakai handuk ditubuhnya. Bahkan rambutnya masih basah dan ada bulir-bulir air dipunggung mulus itu. Sial, sadar Jimin! Apa yang sedang kau pikirkan. Sedangkan Aera yang tak sadar Jimin sudah bangun, masih asik memilih-milih pakaian dilemarinya.

Aera lupa membawa pakaiannya tadi, karna ia ia juga lupa kalau kakaknya tidur disini semalam. Merasa Jimin masih tidur maka Aera segera bergegas mengambil pakaian nya. Tapi namanya seorang gadis, memutuskan akan memakai apa adalah hal yang sangat sulit.

Jimin segera memejamkan mata erat. Bagaimana pun ini adalah hal yang tidak sopan dan sangat lancang. Dengan canggung ia kembali memilih untuk pura-pura terlelap kembali. Bagaimana pun Jimin tak ingin Aera merasa malu dan canggung dengannya. Dan dia tak mau Aera mengganggap Jimin sebagai kakak cabul yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

|What Is Love?|✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang