Bagian 6

393 41 10
                                    


Typo bertebaran
Klik ikon star 🌟

Typo bertebaranKlik ikon star 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Appa!!!"  Teriak Aera membuka pintu kamar Seokjin. Memang Seokjin minta dirawat dirumah saja, ia bosan jika berada dirumah sakit. Itu mengingatkan nya pada kenangan buruk disana. Seokjin tersenyum sambil membuka tangan menarik Aera datang kepelukannya. Aera berlari memeluk Seokjin, ia begitu erat memeluk tubuh ayahnya yang sudah lemah tersebut. Aera terisak, benar-benar takut.

"Hey...jangan menangis, wajah Aera jadi mirip bakpao hmm..." Goda Seokjin membuat Aera cemberut kesal. Disaat seperti ini kenapa ia masih bisa menyebalkan.

"Appa hiks...." Aera memukul pelan Seokjin membuat pria itu terkekeh. Seokjin menangkup wajah Aera, menatap dalam-dalam wajah sembab sang anak. Wajahnya begitu mirip dengan mendiang sang istri, begitu cantik dan....rapuh.

"Aera Appa  sudah besar sekarang..."gumamnya masih tersenyum lembut yang entah kenapa membuat Aera semakin menangis."Hanya satu cita-cita Appa  Aera-ah...Appa  ingin sekali melihatmu menikah. Menyerahkan mu pada lelaki yang benar-benar sudah Appa percaya" ucap Seokjin pelan, matanya tiba-tiba saja ikut berair.
"Tapi Tuhan tak memberi Appa waktu sebanyak itu..."

"Jangan bicara begitu Appa, Appa pasti sehat. Dunia sudah canggih, pasti ada banyak cara membuat Appa  sembuh hiks" tolak Aera tak terima.  Seokjin hanya tersenyum simpul.

"Tidak ada yang bisa melawan takdir sayang..."Seokjin menghapus air mata Aera" Anak Appa  gadis yang kuat. Appa yakin Aera akan bisa melewati hari dengan baik kan. Kurangi sifat manjamu ya sayang, dan jangan cengeng lagi..."Tangis Aera pecah lagi, tidak...ia tidak mau mendengar ini semua.

"Belajar ya...belajar menjadi istri yang baik." Sambung Seokjin lagi, air matanya menetes.

"Appa s angat sayang dengan Aera..." Bulir bening itu turun membasahi pipi Seokjin, setiap kalimat yang keluar begitu menyesakkan.

"Ania.. Appa ania...Appa  akan selalu ada menghapus air mataku hiks, Appa akan selalu menemaniku hiks, apapun akan kuberikan untuk Appa  hiks"

" Tentu Appa  akan selalu menjaga Aera, selalu sayang..." Keduanya kembali berpelukan, saling menegarkan diri masing-masing.

"Dengar... Minggu depan status mu akan berubah sayang... berjanjilah pada Appa bahwa Aera akan menjadi istri Yang baik, menjadi sosok wanita yang menguatkan suaminya disaat sulit. Appa  tahu kau terlalu muda untuk semua ini, tapi percayalah sayang...Appa  hanya melakukan ini semua hanya untukmu, demi kebaikan Aera sendiri" Aera hanya mengangguk kecil, ia juga tak tahu harus merespon bagaimana. Semuanya terlalu mendadak untuk ia terima.

|What Is Love?|✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang