Bagian 1

522 53 4
                                    

Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star 🌟

  Aera terus menggerutu kesal, hari semakin petang dan tak ada tanda-tanda kedatangan sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Aera terus menggerutu kesal, hari semakin petang dan tak ada tanda-tanda kedatangan sang ayah. Dirinya benar-benar penat setelah latihan cheerleaders untuk pensi besok. Aera kembali mencoba menghubungi Seokjin tapi ponsel ayahnya itu malah mati.

"Woah!!!!" Teriaknya kesal, kakinya sudah pegal menunggu 1 jam disini. Tau begini ia takkan menolak tumpangan dari Taehyung tadi, penyesalan memang selalu datang terakhir.

  Bicara soal Taehyung, dia adalah ketua tim basket sekaligus pangeran sekolah Aera. Mereka memang dekat, bahkan Taehyung pernah menyatakan perasaan sukanya terhadap Aera. Tapi sama seperti nasib deretan pria lain, seorang sesempurna Kim Taehyung pun Aera tolak.

  Bukan tanpa sebab, sampai sekarang hati Aera masih jatuh pada seseorang. Seseorang yang tak seharusnya ia sukai. Tapi soal hati siapa yang bisa mengatur, jika boleh memilih tentu Aera ingin jatuh cinta saja terhadap Taehyung.

Tin!tin!

  Suara klakson mobil mengejutkan Aera, sontak Aera cemberut kesal saat melihat orang yang datang menjemputnya.
"Hey gadis manis mau ikut ahjussi tidak" goda pria itu membuat Aera langsung melotot.

"Appa kemana saja eoh! Kakiku sampai bengkak karna terus berdiri!"

"Wah gawat, pantas saja anakku tak laku-laku. Galaknya kelewatan haha"

"Appa!!" Teriak Aera kesal, kenapa ayahnya ini selalu saja menggodanya. Lagipula kan Aera jomblo bukan tanpa alasan.

"Oke oke maafkan Appa, kajja kita pulang" Aera masuk kemobil, sengaja menutup kencang pintu dengan kesal.

"Aish...kalau cemberut begitu nanti susah dapat jodoh" Aera semakin kesal, ia masih berusia 18 tahun tapi ayahnya sudah membahas soal jodoh.

   Selama perjalanan Aera terus mendiami Seokjin, biar saja, ia sudah terlanjur sangat kesal. Seokjin yang melihat anaknya badmood pun mulai tak enak hati, ia sadar salah saat ini.

"Hey...masih marah, padahal Appa punya berita bagus untukmu" Aera masih membuang muka, paling hanya berita tak jelas. Ayahnya selalu begitu.

"Kau yakin tak mau tahu? Padahal ini tentang Jimin" Aera spontan menoleh menatap Seokjin membuat Seokjin terkekeh.

"Kenapa? Bukankah Aera tak mau tahu?" Seokjin semakin tertawa saat Aera mendelik kearah nya.

"Berhenti menggodaku Appa, kenapa dengan Oppa" rengek Aera sambil menggoyangkan lengan Seokjin.

"Besok...." Seokjin sengaja melambat kan gaya bicaranya membuat Aera benar-benar penasaran.

"Jimin...."

"Appa!!!"

"Hahaha, iya iya. Besok Jimin pulang" Aera hanya mengangguk kecil membuat Seokjin bingung. Kenapa reaksinya santai sek-

|What Is Love?|✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang