Typo bertebaran
.
.
.Aera duduk bersila diatas sofa, ia mengabaikan tayangan tv favorit dan memilih bergelung dengan pikirannya sendiri. Semuanya terlalu mendadak dan gila.
Pertama Aera tentu sedih, sangat sedih saat tahu keadaan sang Ayah yang semakin memburuk. Kedua ia merasa bingung harus senang atau sedih saat Seokjin memintanya untuk menikah. Dan gila nya itu dengan Jimin. Ya...Jimin, pria yang memang sudah memiliki hatinya sejak lama.
Aera menghela nafas kasar, lalu bagaimana dengan Yoora?. Aera pasti akan dicap sebagai gadis perebut kekasih orang. Dia memang berencana merebut Jimin tadinya, tapi kenapa Aera mendadak merasa jahat saat ini?.
"Aera mau susu cokelat hangat?" Aera menoleh dan menemukan Jimin yang tersenyum manis kearahnya. Disaat seperti ini kenapa Jimin masih bisa tersenyum polos seperti itu. Dan sial, jantungnya mendadak tak karuan.
"Oppa habis bertemu Appa?" Tanya Aera yang dibalas anggukan oleh Jimin.
"Lalu kenapa Oppa masih tersenyum?" Dahi Jimin mengernyit bingung membuat Aera berdecak kesal saat melihat ekspresi bingung Jimin.
"Appa sudah cerita tentang itu kan?" Tanya memastikan kembali.
"Itu!?"
"Iya...tentang itu..."
"Itu apa maksudmu Aera-ah..."
"Isss tentang sakit dan men..me" Aera tersendat saat akan mengucapakan kalimat sakral tersebut. Jimin menaikkan alis, lantas ia tersenyum tipis.
"Menikah maksudnya?"
"Ya!!!" Balas Aera cepat.
"Ya lalu?" Jimin tak tahan untuk tidak menggoda Aera, wajah gadis itu sungguh menggemaskan saat marah.
"Isss ...dan Oppa biasa saja?" Teriak Aera kesal, kenapa reaksi Jimin biasa saja sih.
"Ya lalu aku harus bagaimana hmm?"
"Astaga Oppa, Appa meminta kita menikah. M..E..N..I..K..A..H.. ! Itu bukanlah lah hal yang mudah!!" Jelas Aera sambil mengeja setiap kata penuh penekanan.
Jimin tersenyum simpul, tentu ia juga bingung dengan semua hal ini. Tapi ia juga tak bisa menyia-nyiakan kesempatan menggoda Aera seperti ini.
"Tidak ada yang bilang hal ini mudah Aera sayang..." Ucap Jimin santai membuat pipi Aera memerah. Jantungnya semakin tak karuan hanya karna mendengar panggilan sayang dari Jimin.
Melihat Aera yang salah tingkah membuat Jimin semakin tersenyum, gadis ini benar-benar menggemaskan.
"Hey...sekarang kenapa diam?" Tanya Jimin melihat Aera yang membeku ditempat. Aera yang kembali sadar kembali menggelengkan kepala, ia berusaha menetralkan dirinya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
|What Is Love?|✅
FanfictionAera mencintai Jimin, teramat sangat hingga hampir membuat nya gila. Tapi sialnya Jimin tak pernah memandangnya sebagai seorang wanita. Dimata pria itu ia hanyalah adik kecil kesayangannya. Aera tak tahu harus berbuat bagaimana lagi, bahkan setelah...