Bagian 3

404 47 4
                                    

Typo bertebaran
Jangan lupa klik ikon star 🌟

  Aera duduk dipinggir jalan, ia memeluk lututnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Aera duduk dipinggir jalan, ia memeluk lututnya sendiri. Rasanya hampa dan menyesakkan. Aera berusaha kuat, tapi bulir-bulir air terus membasahi pipinya. Ia terus saja menunduk menatap kosong ke bawah. Kenapa mencintai seseorang orang harus sesakit ini?.

"Aera!?" Panggilan seseorang mengejutkan Aera, gadis itu mendangak dan menemukan sosok Taehyung dihadapannya. Tanpa basa-basi Aera bangkit dan berlari memeluk erat Taehyung. Sangat erat hingga Taehyung sulit bernafas.

     Alih-alih melepas, Taehyung justru membalas pelukan Aera berusaha menenangkan isak tangis yang membuat hatinya ikut berdenyut nyeri.

    Aera terus menangis hingga membuat seragam basket Taehyung ikut basah karna air matanya. Tapi Taehyung tak masalah dengan itu.

"Sstss..." Taehyung menepuk punggung Aera lembut, kepalanya ia senderkan diatas kepala Aera karna tinggi Aera yang memang hanya sedadanya.  Ia harap dapat mengurangi kesedihan sang gadis.

" Keluarkan saja semuanya..."lirihnya lagi, walau sebenarnya ia ingin sekali bertanya apa penyebab dari semua ini.

   Tapi Taehyung juga sadar, Aera pasti akan menolak bercerita justru ia akan mengatakan bahwa dirinya  'baik-baik saja'.

.
.
.

   Aera sampai dirumah dengan diantar Taehyung, dirinya benar-benar lelah setelah menangis. Tapi ia harus lebih tegar, apalagi dirumah ia harus bertemu dengan sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Cih...

"Aera baru pulang?" Seokjin melonggarkan dasi dilehernya, tas kerja ia letakkan diatas meja ruang tamu. Dia datang tak selang lama Aera masuk kerumah.

"Aera habis menangis?" Seokjin mendekati Aera menatapi mata sang anak yang membengkak.

"Kenapa hm? Es krim Aera jatuh lagi? Atau Aera tak sengaja melihat tikus mati terlindas dijalanan?" Aera mencabikkan bibir kesal, memang benar sih yang dikatakan Seokjin itu adalah penyebab ia biasanya menangis. Tapi kali ini adalah hal yang benar-benar serius. Ini soal hati.

"Appa  sudah kontrol?" Aera tidak bermaksud mengalihkan pembicaraan, ia serius menanyakan keadaan sang Ayah. Itu yang lebih penting ketimbang keadaannya.

   Seokjin menderita gagal ginjal yang mengharuskannya untuk rutin cuci darah.

"Tentu sayang, Appa  baru saja pulang dari rumah sakit" Seokjin menunjukkan perban kecil ditangannya, bekas tusukan selang alat untuk mencuci darah.

   Tatapan Aera semakin sendu, ia merasa bersalah sekarang. Biasanya Aera selalu ada untuk menemani Seokjin kontrol, tapi karna tadi pagi Jimin mengajaknya jalan-jalan ia harus absen dari rutinitas.

   Dan sialnya Jimin malah melupakannya dan asik berkencan bersama kekasihnya.

"Mian..."  Hanya itu yang dapat diucapkan Aera, hatinya sudah tak karuan.

|What Is Love?|✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang